Gempa Lombok Tewaskan 82 Orang, Australia Tawarkan Bantuan
Gempa berkekuatan besar 7 SR melanda Pulau Lombok, menewaskan sedikitnya 82 orang dan berdampak pula ke Bali. Gempa ini terjadi sepekan setelah gempa lainnya yang menewaskan sejumlah orang.
Gempa kali ini tercatat terjadi pada kedalaman 15 kilometer dan sempat memicu peringatan tsunami. Di Bali, sejumlah bangunan dilaporkan mengalami kerusakan, termasuk sebuah department store dan terminal bandara.
Gempa terjadi pada hari Minggu malam di bagian utara Lombok. Kemudian ada gempa susulan dengan magnitude 5,4 SR.
Di Lombok, ribuan warga harus menyelamatkan diri dan berhamburan keluar dari rumah menuju tempat-tempat terbuka.
Menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, peringatan tsunami belakangan dicabut setelah gelombang laut yang terjadi hanya setinggi 15 cm tercatat di tiga desa.
Koresponden ABC News di Indonesia David Lipson menyampaikan laporan saksi mata dari Kepulauan Gili yang menyebutkan ratusan warga mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
"Warga mengenakan rompi keselamatan berkerumun dalam kegelapan dan berdoa setiap kali terjadi gempa susulan," kata Lipson.
Sebelumnya, pihak berwenang menjelaskan kebanyakan korban tewas berasal dari wilayah utara dan barat Lombok. Korban luka-luka sejauh ini masih didata.
Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull berjanji menghubungi Presiden Joko Widodo hari ini juga untuk menawarkan bantuan Australia mengatasi gempa tersebut.
"Kita selalu menghubungi tetangga kita ketika bencana alam terjadi," katanya.
Indonesia earthquake leaves dozens dead (ABCNews)
PM Turnbull mengatakan sejauh ini belum ada laporan mengenai warga Australia yang menjadi korban gempa.
"Jelas warga Australia turut terdampak. Mereka merasakan guncangan, termasuk Menteri Peter Dutton yang berada di Lombok menghadiri konferensi kontra-terorisme," kata PM Turnbull.
"Setiap saat banyak orang Australia di Indonesia. Makanya pelayanan konsuler kami akan bertindak sekuat tenaga memastikan keselamatan warga Australia," tambahnya.
Menteri Dalam Negeri Australia Peter Dutton mengatakan rombongannya dalam kondisi aman namun harus dievakuasi dari hotel.
"Kami sangat berterima kasih kepada polisi dan pihak berwenang Indonesia serta Kepolisian Federal Australia," katanya dalam postingan di medsos.
Konsul Jenderal Australia di Bali, Helena Studdert, menjelaskan warga Australia harus mengikuti instruksi dari pemerintah setempat selama keadaan darurat.
Seorang warga Australia Don Finlayson yang sedang berada di Sanur, Bali, mengaku turut merasakan gempa.
Bersama rekannya dia mengaku sedang berada di sebuah restoran saat terjadi gempa.
"Mejanya bergoyang, dan sejenak kemudian orang berteriak gempa, kita harus keluar dari sini," tuturnya.
sumber