GOLKAR (Golongan Karya)
Partai pemerintah orde baru yang telah memenangkan semua pemilu yang diselenggarakan sejak berakhirnya masa demokrasi terpimpin.
Keberhasilan pembangunan selama ini pada titik tertentu dianggap identik dengan program Golkar. Begitu pula program pemerintah dianggap identik dengan program Golkar. Para menteri pun seluruhnya adalah anggota Golkar.
Periode menjelang pemilu 1992 sempat mencatat perbedaan pendapat di kubu Golkar, berkenaan dengan daftar calon wakil rakyat yang diajukan ke lembaga pemilihan umum. Di Sumatra Utara, misalnya, gubernur Raja Inal Siregar merasa berkeberatan dengan daftar nama calon untuk daerah pemilihan Sumatra Utara yang dipandang tak menarik bagi para pemilih. Perbedaan pendapat di kalangan para penentu daftar calon makin nyata ketika dalam daftar calon yang baru terjadi pergeseran, bahkan ada nama yang kemudian tidak muncul sama sekali atau tidak ditempatkan dalam nomor jadi”.
Golkar di bawah kepemimpinan Wahono dianggap gagal karena kehilangan kursi dalam jumlah yang sangat berarti dan jatuh ke tangan PPP dan PDI. Perolehan suara Golkar dalam pemilu tahun 1992 mengalami penurunan hingga 5% walaupun tetap menjadi single majority. Anggapan tentang gagalnya kepengurusan Wahono ini muncul pada penyelenggaraan musyawarah nasional (munas) Golkar yang berlangsung di Jakarta Hilton Convention Center, Jakarta, pada tanggal 21—25 Oktober 1993. Dalam forum mi disampaikan pertanggungjawaban kepengurusan Golkar selama 5 tahun sekaligus pemilihan ketua umum Golkar dan pengurus yang baru.
Kader Golkar diangggap belum menanggapi secara maksimnl aspirasi yang berkembang di masyarakat yang bersifat kualitatif, seperti keterbukaan. hak asasi, demokrasi, keadilan sosial dan hukum, serta lingkungan hidup.
Sumber : Ensiklopedia Indonesia