nurcahyo
New member
H-3, 500 Demonstran BEM Se-Bogor Turun ke Jalan Tolak Bush Selepas Shalat Jumat
Kapanlagi.com - Gelombang aksi demonstrasi yang mengusung agenda anti kedatangan Presiden Amerika Serikat (AS) George W Bush ke Istana Kepresidenan Bogor untuk bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, memasuki H-3 pada Jumat ini, terus bergulir.
"Usai shalat Jumat, kami dari 12 kampus yang ada di Bogor menurunkan 500 mahasiswa untuk menolak kedatangan Bush dengan long-march dari Tugu Kujang menuju Istana Kepresidenan Bogor," kata Presiden Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB), Jenal Abidin, Jumat pagi.
Sedangkan Koordinator BEM se Bogor, Sutoro --yang juga Presiden BEM Akademi Analis Kimia (AKA) Bogor--mengemukakan bahwa aksi tersebut, sebenarnya akan diikuti seluruh BEM se Bogor yang jumlahnya 16 kampus, namun beberapa lainnya berhalangan.
"Tapi, kita tetap turun dengan kampus-kampus yang bisa ikut aksi, dan sekurangnya 500 mahasiswa akan turun hari ini, selepas shalat Jumat," tambahnya.
Menurut Jenal Abidin, untuk IPB sendiri, sekurangnya menurunkan 300 mahasiswa pada aksi kali ini, dan akan berlanjut hingga pada hari "H" kedatangan Bush di Bogor pada 20 Nopember nanti.
Tentang agenda aksi pada H-3 ini, baik Sutoro maupun Jenal Abidin mengakui mereka masih mengusung tiga tema utama, yakni menolak kedatangan Bush, mendesak Mahkamah Internasional untuk mengadili Bush sebagai penjahat perang dan HAM, serta meminta ketegasan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla (SBY-JK) untuk menolak intervensi asing dalam berbagai bentuknya.
"Lebih banyak berbagai macam kerugian Indonesia dalam agenda kunjungan Bush ini ketimbang manfaat yang diperoleh, baik ekonomi maupun politik," kata Jenal Abidin.
Mengenai kemungkinan aksi demo anti Bush akan berbenturan dengan kelompok yang mendukung kedatangan Bush, keduanya menyatakan bahwa di alam demokrasi, perbedaan pendapat harus disikapi dengan kedewasaan.
"Yang demo mendukung Bush silakan, kami juga ingin tahu apa argumentasinya, sedangkan mahasiswa tetap pada komitmen bahwa kerugian (dari kunjungan Bush) lebih banyak, jadi wajar-wajar saja perbedaan pendapat yang ada," kata keduanya.
Kapanlagi.com - Gelombang aksi demonstrasi yang mengusung agenda anti kedatangan Presiden Amerika Serikat (AS) George W Bush ke Istana Kepresidenan Bogor untuk bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, memasuki H-3 pada Jumat ini, terus bergulir.
"Usai shalat Jumat, kami dari 12 kampus yang ada di Bogor menurunkan 500 mahasiswa untuk menolak kedatangan Bush dengan long-march dari Tugu Kujang menuju Istana Kepresidenan Bogor," kata Presiden Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB), Jenal Abidin, Jumat pagi.
Sedangkan Koordinator BEM se Bogor, Sutoro --yang juga Presiden BEM Akademi Analis Kimia (AKA) Bogor--mengemukakan bahwa aksi tersebut, sebenarnya akan diikuti seluruh BEM se Bogor yang jumlahnya 16 kampus, namun beberapa lainnya berhalangan.
"Tapi, kita tetap turun dengan kampus-kampus yang bisa ikut aksi, dan sekurangnya 500 mahasiswa akan turun hari ini, selepas shalat Jumat," tambahnya.
Menurut Jenal Abidin, untuk IPB sendiri, sekurangnya menurunkan 300 mahasiswa pada aksi kali ini, dan akan berlanjut hingga pada hari "H" kedatangan Bush di Bogor pada 20 Nopember nanti.
Tentang agenda aksi pada H-3 ini, baik Sutoro maupun Jenal Abidin mengakui mereka masih mengusung tiga tema utama, yakni menolak kedatangan Bush, mendesak Mahkamah Internasional untuk mengadili Bush sebagai penjahat perang dan HAM, serta meminta ketegasan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla (SBY-JK) untuk menolak intervensi asing dalam berbagai bentuknya.
"Lebih banyak berbagai macam kerugian Indonesia dalam agenda kunjungan Bush ini ketimbang manfaat yang diperoleh, baik ekonomi maupun politik," kata Jenal Abidin.
Mengenai kemungkinan aksi demo anti Bush akan berbenturan dengan kelompok yang mendukung kedatangan Bush, keduanya menyatakan bahwa di alam demokrasi, perbedaan pendapat harus disikapi dengan kedewasaan.
"Yang demo mendukung Bush silakan, kami juga ingin tahu apa argumentasinya, sedangkan mahasiswa tetap pada komitmen bahwa kerugian (dari kunjungan Bush) lebih banyak, jadi wajar-wajar saja perbedaan pendapat yang ada," kata keduanya.