jmw01
New member
Segala puji tak berujung hanya milik Allah swt, yang maha mengatur segala mahlukNya lagi menjamin rejeki semua mahluk, Raja diatas segala raja. Siapa yang Allah swt tolong maka siapakah yang dapat menyesatkannya dan siapa yang Allah swt sesatkan maka siapakah yang dapat menolongnya.
Shalawat dan salam senantiasa kita curahkan kepada junjungan kita Baginda Rasulullah SAW, ahli keluarga beliau, para sahabat dan ummatnya yang senantiasa mengikuti sunnah-sunnah beliau hingga hari kiamat.
Saudaraku seiman, sebagai seorang muslim kita sama sekali tidak boleh berpartisipasi dalam hari-hari perayaan apapun diluar dari hari raya kita sendiri apalagi turut menunjukkan kegembiraan dan keceriaan bersama mereka dalam memperingatinya, atau ikut libur bersama mereka, baik itu peringatan yang bersifat keagamaan atau keduniawiaan. Karena itu menyerupai musuh-musuh Allah yang memang diharamkan, selain juga berarti menolong mereka dalam kebatilan.
Tidak diperbolehkan kaum muslimin memberikan respon di dalam bentuk apapun yang intinya ada unsur dukungan, membantu atau memeriahkan perayaan orang kafir, seperti : iklan dan himbauan; menulis ucapan pada jam dinding atau fandel; menyablon/membuat baju bertuliskan perayaan yang dimaksud; membuat cinderamata dan kenang-kenangan; membuat dan mengirimkan kartu ucapan selamat; membuat buku tulis;memberi keistimewaan seperti hadiah /diskon khusus di dalam perdagangan, ataupun (yang banyak terjadi) yaitu mengadakan lomba olah raga di dalam rangka memperingati hari raya mereka. Kesemua ini termasuk di dalam rangka membantu syiar mereka yang justru makin membuat mereka tersesat.
Walaupun kita memakai atribut atau aksesoris yang bertemakan hari raya mereka (Non Muslim) secara tidak langsung kita ikut berpartisipasi dalam hal perayaan mereka dan secara tidak langsung mendeskripsikan kalau kita Redha kepada agama mereka juga mengakui ajaran-ajaran mereka.
Sedangkan seluruh penghambaan seutuhnya hanya kepunyaan Allah SWT semata.
Diriwayatkan dengan shahih dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda:
"Barangsiapa yang menyerupai satu kaum berarti termasuk golongan mereka."
Sementara Allah juga berfirman (yang artinya) :
"Bertolong-tolonganlah dalam kebaikan dan ketakwaan dan janganlah bertolong-tolongan dalam dosa dan permusuhan; bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah itu Maha Keras siksanya.."
(QS.Al-Maa-idah : 2)
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Berhati-hatilah terhadap amalan yang dibuat-buat. Setiap amalan yang dibuat-buat adalah bid'ah dan setiap bid'ah adalah sesat." (Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud dan At-Tirmidzi serta yang lainnya)
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda: "Masing-masing kaum memiliki Hari Raya, dan ini adalah Hari Raya kita." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Jika ada yang berkata “Ah, masalah agama saja koq pake ribut-ribut” atau “Cuma berbeda keyakinan saja koq dipermasalahkan” maka jawablah, "justru karena ini masalah keyakinan maka sangat patut dipermasalahkan".
Masalah keyakinan ini lah yang menjadi penentu nasib kita nanti di akhirat. Masalah keyakinan ini lah yang membedakan mana muslim mana non-muslim. Dan justru ini adalah masalah penting yang paling penting dari semua permasalahan yang ada.
Ibnul Qayim rahimahullah pernah berkata, "Mengucapkan selamat terhadap syiar dan simbol khusus orang kafir sudah disepakati ke-haraman-nya seperti memberi ucapan selamat atas hari raya mereka, puasa mereka dengan mengucapkan, "Selamat hari raya (dan yang semisalnya), meskipun pengucapnya tidak terjeru-mus ke dalam kekufuran, namun ia telah melakukan keharaman yang besar, karena sama saja kedudukannya dengan mengucapkan selamat atas sujudnya mereka kepada salib.
Bahkan di hadapan Allah, hal ini lebih besar dosanya daripada orang yang memberi ucapan selamat kapada peminum khamar, pembunuh, pezina dan sebagainya. Dan banyak sekali orang Islam yang tidak memahami ajaran agamanya, akhirnya terjerumus ke dalam hal ini, ia tidak menyadari betapa besar keburukan yang telah ia lakukan.
Dengan demikian, barang siapa memberi ucapan selamat atas kemaksiatan, kebid'ahan dan lebih-lebih kekufuran, maka ia akan berhadapan dengan murka Allah". Demikian ucapan beliau rahimahullah!
Semoga pesan ini menjadi ikhtibar bagi kita untuk senantiasa menjaga lisan dan perbuatan kita dari hal-hal yang mengundang murka Allah SWT.
..Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma wabihamdika AsyhaduAllahilaha illa Anta Astagfiruka wa'atubu Ilaik Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
Sumber : Usaha Atas Iman
Shalawat dan salam senantiasa kita curahkan kepada junjungan kita Baginda Rasulullah SAW, ahli keluarga beliau, para sahabat dan ummatnya yang senantiasa mengikuti sunnah-sunnah beliau hingga hari kiamat.
Saudaraku seiman, sebagai seorang muslim kita sama sekali tidak boleh berpartisipasi dalam hari-hari perayaan apapun diluar dari hari raya kita sendiri apalagi turut menunjukkan kegembiraan dan keceriaan bersama mereka dalam memperingatinya, atau ikut libur bersama mereka, baik itu peringatan yang bersifat keagamaan atau keduniawiaan. Karena itu menyerupai musuh-musuh Allah yang memang diharamkan, selain juga berarti menolong mereka dalam kebatilan.
Tidak diperbolehkan kaum muslimin memberikan respon di dalam bentuk apapun yang intinya ada unsur dukungan, membantu atau memeriahkan perayaan orang kafir, seperti : iklan dan himbauan; menulis ucapan pada jam dinding atau fandel; menyablon/membuat baju bertuliskan perayaan yang dimaksud; membuat cinderamata dan kenang-kenangan; membuat dan mengirimkan kartu ucapan selamat; membuat buku tulis;memberi keistimewaan seperti hadiah /diskon khusus di dalam perdagangan, ataupun (yang banyak terjadi) yaitu mengadakan lomba olah raga di dalam rangka memperingati hari raya mereka. Kesemua ini termasuk di dalam rangka membantu syiar mereka yang justru makin membuat mereka tersesat.
Walaupun kita memakai atribut atau aksesoris yang bertemakan hari raya mereka (Non Muslim) secara tidak langsung kita ikut berpartisipasi dalam hal perayaan mereka dan secara tidak langsung mendeskripsikan kalau kita Redha kepada agama mereka juga mengakui ajaran-ajaran mereka.
Sedangkan seluruh penghambaan seutuhnya hanya kepunyaan Allah SWT semata.
Diriwayatkan dengan shahih dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda:
"Barangsiapa yang menyerupai satu kaum berarti termasuk golongan mereka."
Sementara Allah juga berfirman (yang artinya) :
"Bertolong-tolonganlah dalam kebaikan dan ketakwaan dan janganlah bertolong-tolongan dalam dosa dan permusuhan; bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah itu Maha Keras siksanya.."
(QS.Al-Maa-idah : 2)
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Berhati-hatilah terhadap amalan yang dibuat-buat. Setiap amalan yang dibuat-buat adalah bid'ah dan setiap bid'ah adalah sesat." (Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud dan At-Tirmidzi serta yang lainnya)
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda: "Masing-masing kaum memiliki Hari Raya, dan ini adalah Hari Raya kita." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Jika ada yang berkata “Ah, masalah agama saja koq pake ribut-ribut” atau “Cuma berbeda keyakinan saja koq dipermasalahkan” maka jawablah, "justru karena ini masalah keyakinan maka sangat patut dipermasalahkan".
Masalah keyakinan ini lah yang menjadi penentu nasib kita nanti di akhirat. Masalah keyakinan ini lah yang membedakan mana muslim mana non-muslim. Dan justru ini adalah masalah penting yang paling penting dari semua permasalahan yang ada.
Ibnul Qayim rahimahullah pernah berkata, "Mengucapkan selamat terhadap syiar dan simbol khusus orang kafir sudah disepakati ke-haraman-nya seperti memberi ucapan selamat atas hari raya mereka, puasa mereka dengan mengucapkan, "Selamat hari raya (dan yang semisalnya), meskipun pengucapnya tidak terjeru-mus ke dalam kekufuran, namun ia telah melakukan keharaman yang besar, karena sama saja kedudukannya dengan mengucapkan selamat atas sujudnya mereka kepada salib.
Bahkan di hadapan Allah, hal ini lebih besar dosanya daripada orang yang memberi ucapan selamat kapada peminum khamar, pembunuh, pezina dan sebagainya. Dan banyak sekali orang Islam yang tidak memahami ajaran agamanya, akhirnya terjerumus ke dalam hal ini, ia tidak menyadari betapa besar keburukan yang telah ia lakukan.
Dengan demikian, barang siapa memberi ucapan selamat atas kemaksiatan, kebid'ahan dan lebih-lebih kekufuran, maka ia akan berhadapan dengan murka Allah". Demikian ucapan beliau rahimahullah!
Semoga pesan ini menjadi ikhtibar bagi kita untuk senantiasa menjaga lisan dan perbuatan kita dari hal-hal yang mengundang murka Allah SWT.
..Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma wabihamdika AsyhaduAllahilaha illa Anta Astagfiruka wa'atubu Ilaik Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
Sumber : Usaha Atas Iman