fajarsany
New member
Mobil sedan berwarna perak itu berhenti di depan sebuah gedung rumah sakit yang sudah ditinggalkan. Dilihat dari arsitekturnya, berasal dari tahun 1970-an. Cuaca yang mendung membuat suasana menjadi gelap meski hari masih jam 2 siang. Arman dan seorang temannya keluar dari mobil, lalu masuk ke gedung tersebut.
Di dalam, mereka menemukan hampir semua perabotan masih utuh, meski telah tertutup debu dan sarang laba-laba.
“Sepertinya rumah sakit ini ditinggalkan begitu saja.” Kata teman Arman.
“Benar, bisa dibayangkan kepanikan saat itu.”Balas Arman.
Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki yang berlarian menggema ke seluruh ruangan.
“Ya ampun, suara apa itu?” Kata Arman.
“Sepertinya ada yang tidak beres, ayo kita...”
Belum selesai temanArman berbicara, duak! Pintu di belakang terbuka. Muncul banyak orang berpakaian compang-camping berlarian ke arah mereka berdua sambil berteriak, “tolong!”
“Aaah tidaaak!” Teriak Arman. Dia terbangun dari tidurnya.
“Sialan, ternyata hanya mimpi!”
Dia melihat ke jam dinding, “oh tidak, aku bisa dimarahi bos.”
Dengan kecepatan tinggi, dia segera mandi, berpakaian, sarapan, lalu berangkat ke kantornya.
“Jon, pada kemana semua keyboard komputer disini?” Tanya Arman.
“Eh, kamu tahu hari ini hari apa?”
“Hari Jumat?” Jawab Arman.
“Benar, dan sekarang itu adalah hari... hari tanpa keyboard!”
“Hah, aku baru dengar?” Arman keheranan.
“Ya memang bukan sedunia, hanya kantor ini saja. Ikuti saja yang ada.”
Arman menggaruk-garuk kepalanya, “ini hari yang aneh, aku pasti masih bermimpi.”
Tanpa banyak bicara, seharian Arman bekerja tanpa keyboard di komputernya.
Di dalam, mereka menemukan hampir semua perabotan masih utuh, meski telah tertutup debu dan sarang laba-laba.
“Sepertinya rumah sakit ini ditinggalkan begitu saja.” Kata teman Arman.
“Benar, bisa dibayangkan kepanikan saat itu.”Balas Arman.
Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki yang berlarian menggema ke seluruh ruangan.
“Ya ampun, suara apa itu?” Kata Arman.
“Sepertinya ada yang tidak beres, ayo kita...”
Belum selesai temanArman berbicara, duak! Pintu di belakang terbuka. Muncul banyak orang berpakaian compang-camping berlarian ke arah mereka berdua sambil berteriak, “tolong!”
“Aaah tidaaak!” Teriak Arman. Dia terbangun dari tidurnya.
“Sialan, ternyata hanya mimpi!”
Dia melihat ke jam dinding, “oh tidak, aku bisa dimarahi bos.”
Dengan kecepatan tinggi, dia segera mandi, berpakaian, sarapan, lalu berangkat ke kantornya.
***
Sesampainya di kantor, Arman lega karena ternyata hari itu bos tidak bisa hadir. Tapi dia merasa aneh dengan pemandangan yang ada, tidak ada satupun keyboard yang terpasang ke setiap komputer.
“Jon, pada kemana semua keyboard komputer disini?” Tanya Arman.
“Eh, kamu tahu hari ini hari apa?”
“Hari Jumat?” Jawab Arman.
“Benar, dan sekarang itu adalah hari... hari tanpa keyboard!”
“Hah, aku baru dengar?” Arman keheranan.
“Ya memang bukan sedunia, hanya kantor ini saja. Ikuti saja yang ada.”
Arman menggaruk-garuk kepalanya, “ini hari yang aneh, aku pasti masih bermimpi.”
Tanpa banyak bicara, seharian Arman bekerja tanpa keyboard di komputernya.