Haruskah Inggris Kurangi Pragmatis Ketika Hadapi Italia?

lydafeuer

New member
Haruskah Inggris Kurangi Pragmatis Ketika Hadapi Italia?

Haruskah-Inggris-Kurangi-Pragmatis-Di-Piala-Dunia.jpg

Inggris, SunduL – Sebuah artikel memaparkan perjalanan timnas Inggris dikancah dunia menyatakan bahwa Inggris harus keluar dari taktik yang lebih pragmatis di Piala Dunia.

Hal tersebut dilihat dari track record The three Lions tidak terlihat selama lima dekade terakhir tanpa keberhasilan satupun di sebuah turnamen besar.

Manager Inggris Roy Hodgson, memilih skuad yang sangat menarik untuk perhelatan besar di Brazil, dan membuat banyak pihak sangat terkejut.

Dimasukkannya beberapa pemain yang berpengalaman dalam laga internasional, tapi menarik bila melihat di ikut sertakannya Ross Barkley, Adam Lallana, Raheem Sterling dan Alex Oxlade Chamberlain.

Mantan pelatih Liverpool ini terlihat akan datang dengan gaya yang lebih menyerang.

Namun, starting eleven skuad Hodgson untuk Inggris sukses menang 3-0 atas Peru, mungkin memberi petunjuk bahwa ia akan tetap bermain pragmatis di Piala Dunia.

Jordan Henderson gelandang yang lebih kuat untuk bertahan menjadi pusat permainan lini tengah, daripada Jack Wilshere yang lebih terampil dalam menyerang.

Semakin jauh petualangan Hodgson dengan memilih Danny Welbeck di sayap, bukan sebuah pilihan yang lebih menarik dari mempercayakan posisi winger pada Raheem Sterling.

Baik Henderson maupun Welbeck adalah pemain minim pengalaman internasional. Hanya saja pemain tengah The Reds itu baru saja dianggap menikmati musim terbaik dalam karir profesionalnya, saat Liverpool hampir memenangkan gelar Liga Premier pertama mereka dalam 24 tahun terakhir.

Pada tingkat klub Henderson juga banyak belajar menjadi pemain yang berpusat di tengah lapangan dari Steven Gerrard.

Faktor lain dipilihnya Henderson saat menghadapi Peru, karena kebugaran Wilshere yang masih rentan setelah sebagian besar musim ini bersama Arsenal dihabiskan dengan belenggu cedera.

Welbeck juga terlihat terus berjuang dalam setiap pertandingan dalam tim utama Manchester United. Dan baru-baru ini striker berusia 23 tahun mengungkapkan bahwa ia tumbuh frustrasi saat dilatih oleh mantan pelatih Setan Merah David Moyes.

Danny Welbeck adalah pemain yang akan memberikan seratus persen tenaganya pada setiap pertandingan, dan cukup disiplin untuk membantu pertahanan ketika dibutuhkan. Alternatif Welbeck adalah Sterling, yang mungkin tidak begitu rajin dalam melakukan defensif.

Ini akan memberikan pemain muda kesempatan untuk secepat mungkin adaptasi menjelang pertandingan persahabatan final pada hari Sabtu melawan Honduras, sebelum tim berjuluk Tiga Singa menghadapi Italia dalam pertandingan pembukaan Piala Dunia.

Tidak menutup kemungkinan bila para bintang muda Inggris tampil mengesankan dalam laga persahabatan, ada jaminan bahwa salah satu dari skuad muda berbakat tersebut akan mendapatkan kesempatan untuk tampil saat melawan Gli Azzuri.

Adalah Daniel Sturridge yang mengatakan bahwa Inggris tidak harus khawatir pada kekuatan mereka dan hanya harus berkonsentrasi pada permainan. karena sudah terlalu lama Inggris memiliki set up rencana permainan yang berlebihan yang mengakibatkan beban menjadi besar.

Banyak pakar menyatakan, “Jika Inggris ingin menjadi sukses di Piala Dunia, maka setiap pemain harus mulai percaya pada kemampuan mereka sendiri.”

Sebagai salah satu negara yang memiliki liga sepakbola terbaik dunia, Inggris sering over rated dan terlalu membesar-besarkan harapan.

Untuk saat ini tampaknya ada perasaan senang dan optimisme di antara para pemain Inggris. Karena Hodgson memberi kesempatan pada pemain muda dengan warna yang baru untuk tampil keluar dan bermain.

Beberapa pengamat sepakbola juga menilai berbahaya bila Inggris bermain terbuka dan terlalu agresif menyerang, mengingat kekuatan lawan-lawannya.

Taktik pragmatis tidak begitu berdampak bagi The Three Lions, terlalu banyak kesempatan bagi tim lawan menekan. Harapan tertuju pada pelatih berusia 66 tahun untuk memberikan sesuatu yang berbeda, namun bukan sebuah eksperimen baru.

Hal teknis itulah yang selalu menjadi perdebatan internal Inggris dalam setiap turnamen internasional sejak Piala Dunia 1966. Hodgson menyatakan bahwa timnya akan mengambil risiko di Brasil. Untuk mentransformasi pragmatis yang selama 50 tahun membawa fans Inggris pada kekecewaan, menjadi sesuatu yang lebih menarik.

Di laga pertama Inggris, mereka akan menghadapi Italia di laga pertama mereka.

Sumber:
http://www.sundul.com/berita-bola/i...ggris-kurangi-pragmatis-ketika-hadapi-italia/
http://beritasundul.blogdetik.com/2...ggris-kurangi-pragmatis-ketika-hadapi-italia/


sepertinya italia akan lebih diunggulkan nih, melihat performa inggris yang kurang meyakinkan
 
Back
Top