iwantrisna
New member
SBY Sudah Kantongi Nama Pengganti Boediono
Persoalan akibat skandal Century, memang banyak dinanti oleh berbagai kalangan. Bak ibarat sinetron skandal Century memperoleh ratting tertinggi yang muncul di negeri ini. Bahkan semenjak kemunculan Century tak pernah kehabisan ide dan cerita untuk di bicarakan.
Setelah pansus Century membacakan pandangan akhirnya dan menyebut Boediono serta Sri Mulyani I yang paling bertanggung jawab seakan menyulut dan menguatkan kembali tuntutan tegas terhadap SBY. Tuntutan itu tak lain adalah pencopotan Wapres dan Mentrinya yang disebut paling bertanggung jawab.
Keputusan ini memang sangat sulit dan sangat mustahil di lakukan seorang SBY. Apa lagi tak bisa dipungkiri Boediono dan Sri Mulyani merupakan penyokong yang cukup besar dan mensukseskannya menjadi orang nomor 1 di negeri ini.
Dihadapan Menterinya dalam rapat kabinet kemarin SBY menyebutkan jika dirinya selaku kepala Negara bertanggung jawab akan persoalan bangsa. SBY juga berjanji akan memberikan pidato resminya. Entah apa yang disampaikan, tapi ini memang misterius? Meski ini terbilang terlambat menurut banyak pihak namun setidaknya SBY akan kembali mencari kesempatan dan bermain diwilayah perasaan. Semacem curhat atau mungkin mengeluarkan unek – uneknya terkait Century, sekedar meraih simpati kembali.
Namun dari desas – desus yang timbul, pada akhirnya SBY akan memilih ketenangan bagi dirinya dalam memimpin dan mempertahankan keberlangsungan kepemimpinannya 4 tahun lebih mendatang. Artinya dengan berat hati dan terpaksa SBY bakal menggusur Boediono dari jabatan Wapresnya.
Memang jika dalam waktu dekat pencopotan itu dilakukan rasanya tidak mungkin. Sebab jika keputusan itu dia ambil saat ini akan menajatuhkan fraksinya yang ngotot tidak adanya pelanggaran dalam bill out Century. Disisi lain juga jika itu dilakukan saat ini menunjukkan sebuah pengakuan politis yang diakui SBY adanya penyimapangan yang dilakukan Boediono.
Setelah SBY menurunkan Boediono di wacanakan jika SBY menggandeng politisi senior dari PDI – P perjuangan yang merupakan ketua MPR, Taufik Kiemas. Pemilihan Taufik Kiemas untuk menggantikan Boediono buakn tanpa maksud, pemilihan Taufik karena adanya peta politik yang akan dipetakan oleh SBY serta Demokratnya. SBY juga beranggapan jika Taufik Kiemas adalah orang yang paling dekat dengan dirinya dan masih mempunyai ambisi untuk Wapres.
Memang sangat mungkin jika SBY ambil penggati Boediyono dari politisi Demokrat. Namun situasi itu sangat tidak menguntungkan untuk keberlangsungan SBY dan Demokrat. Disisi lain jika SBY memeilih professional atau orang diluar partai pun itu trauma tersendiri bagi SBY. Karena Boediono yang di comot dari kalangan luar partai begitu rapuh dan minim dukungan politis ketika timbul persoalan, semacam Century.
Ini tidak dipungkiri, setelah pansus Century membacakan pandangan akhirnya sejumlah partai yang menyebut nama dianggap partai yang masih peduli dengan rakyatnya. Hal itu tentunya posisi yang sangat menguntungkan bagi PDI-P selaku partai oposisi dan yang paling keras terhadap Century. Sehingga Demokrat dan SBY berusaha keras menjegal kemenangan PDI di Pemilu yang akan datang.
Alasan menggandeng Taufik Kiemas SBY berharap jika internal dan kongsi PDI-P pecah. Dengan begitu SBY dan pemerintahnya terbilang sedikit longgar serta dapat mengatur strateginya untuk mengatur kemenangan partainya di Pemilu mendatang. Paling tidak simpati dan dukungannya dapat diarihnya kembali.
Apakah ini benar terjadi? Ini sulit di wujudkan, apa lagi Taufik Kiemas merupakan suami Ketua Umum PDI – P yang hingga sekarang belum rujuk dan selalu menebar garis persaingan dan kebencian yang sangat sengit.
Secara logika dan sejarah masa lalu antara SBY dan Megawati sangat tidak mungkin. Namun sinyal yang diberikan Taufik terkait penyebutan nama dan pemakzulan ini sandiwara yang sedang di perankan Taufik Keimas dan SBY. Dalam politik kenapa tidak ?
source: http://polhukam.kompasiana.com
------------------------------------------------
Persoalan akibat skandal Century, memang banyak dinanti oleh berbagai kalangan. Bak ibarat sinetron skandal Century memperoleh ratting tertinggi yang muncul di negeri ini. Bahkan semenjak kemunculan Century tak pernah kehabisan ide dan cerita untuk di bicarakan.
Setelah pansus Century membacakan pandangan akhirnya dan menyebut Boediono serta Sri Mulyani I yang paling bertanggung jawab seakan menyulut dan menguatkan kembali tuntutan tegas terhadap SBY. Tuntutan itu tak lain adalah pencopotan Wapres dan Mentrinya yang disebut paling bertanggung jawab.
Keputusan ini memang sangat sulit dan sangat mustahil di lakukan seorang SBY. Apa lagi tak bisa dipungkiri Boediono dan Sri Mulyani merupakan penyokong yang cukup besar dan mensukseskannya menjadi orang nomor 1 di negeri ini.
Dihadapan Menterinya dalam rapat kabinet kemarin SBY menyebutkan jika dirinya selaku kepala Negara bertanggung jawab akan persoalan bangsa. SBY juga berjanji akan memberikan pidato resminya. Entah apa yang disampaikan, tapi ini memang misterius? Meski ini terbilang terlambat menurut banyak pihak namun setidaknya SBY akan kembali mencari kesempatan dan bermain diwilayah perasaan. Semacem curhat atau mungkin mengeluarkan unek – uneknya terkait Century, sekedar meraih simpati kembali.
Namun dari desas – desus yang timbul, pada akhirnya SBY akan memilih ketenangan bagi dirinya dalam memimpin dan mempertahankan keberlangsungan kepemimpinannya 4 tahun lebih mendatang. Artinya dengan berat hati dan terpaksa SBY bakal menggusur Boediono dari jabatan Wapresnya.
Memang jika dalam waktu dekat pencopotan itu dilakukan rasanya tidak mungkin. Sebab jika keputusan itu dia ambil saat ini akan menajatuhkan fraksinya yang ngotot tidak adanya pelanggaran dalam bill out Century. Disisi lain juga jika itu dilakukan saat ini menunjukkan sebuah pengakuan politis yang diakui SBY adanya penyimapangan yang dilakukan Boediono.
Setelah SBY menurunkan Boediono di wacanakan jika SBY menggandeng politisi senior dari PDI – P perjuangan yang merupakan ketua MPR, Taufik Kiemas. Pemilihan Taufik Kiemas untuk menggantikan Boediono buakn tanpa maksud, pemilihan Taufik karena adanya peta politik yang akan dipetakan oleh SBY serta Demokratnya. SBY juga beranggapan jika Taufik Kiemas adalah orang yang paling dekat dengan dirinya dan masih mempunyai ambisi untuk Wapres.
Memang sangat mungkin jika SBY ambil penggati Boediyono dari politisi Demokrat. Namun situasi itu sangat tidak menguntungkan untuk keberlangsungan SBY dan Demokrat. Disisi lain jika SBY memeilih professional atau orang diluar partai pun itu trauma tersendiri bagi SBY. Karena Boediono yang di comot dari kalangan luar partai begitu rapuh dan minim dukungan politis ketika timbul persoalan, semacam Century.
Ini tidak dipungkiri, setelah pansus Century membacakan pandangan akhirnya sejumlah partai yang menyebut nama dianggap partai yang masih peduli dengan rakyatnya. Hal itu tentunya posisi yang sangat menguntungkan bagi PDI-P selaku partai oposisi dan yang paling keras terhadap Century. Sehingga Demokrat dan SBY berusaha keras menjegal kemenangan PDI di Pemilu yang akan datang.
Alasan menggandeng Taufik Kiemas SBY berharap jika internal dan kongsi PDI-P pecah. Dengan begitu SBY dan pemerintahnya terbilang sedikit longgar serta dapat mengatur strateginya untuk mengatur kemenangan partainya di Pemilu mendatang. Paling tidak simpati dan dukungannya dapat diarihnya kembali.
Apakah ini benar terjadi? Ini sulit di wujudkan, apa lagi Taufik Kiemas merupakan suami Ketua Umum PDI – P yang hingga sekarang belum rujuk dan selalu menebar garis persaingan dan kebencian yang sangat sengit.
Secara logika dan sejarah masa lalu antara SBY dan Megawati sangat tidak mungkin. Namun sinyal yang diberikan Taufik terkait penyebutan nama dan pemakzulan ini sandiwara yang sedang di perankan Taufik Keimas dan SBY. Dalam politik kenapa tidak ?
source: http://polhukam.kompasiana.com
------------------------------------------------
