jmw01
New member
REPUBLIKA.CO.ID,SUMENEP--Pada malam peringatan Nuzulul Qur’an, Kamis (26/8) malam lalu, masyarakat Madura diheborkan dengan munculnya bulan kembar. Fenomena alam itu membuat warga Madura tercengang.
Ilustrasi (shutterstock)
Peristiwa bulan kembar yang terjadi sekitar jam 12.00 WIB tersebut terlihat dengan mata telanjang, dua wujud bulan bundar berdampingan dengan bersinar sama-sama terang-benderang, seperti tak ada yang mau mengalah. ''Subhanallah, Sang Khalik tengah menunjukkan kuasanya pada kita,’’ ujar Dr Mujib, dokter sepesialis penyakit dalam, yang turut menyanksikan fenomena alam itu.
Menurut dia, fenomena yang terjadi kali ini di luar prediksi dan amatan ilmu pengetahuan. Sebab, setiap kejadian penting dan menarik dari alam, selalu mendapat perhatian dari peneliti dan ilmuawan ataupun media. Tapi kali ini mereka seperti kecolongan, tiba-tiba muncul di atas bumi Madura. ''Ini sangat fenomenal dan ajaib, saya tidak paham dengan kehendak Allah ini. Semoga ini pertanda kebaikan bagi bangsa kita,'' ujar dokter RS Dr H Moh Anwar, Sumenep, itu.
Namun, pengamat social Zaini Ady menceritakan bahwa sejak Kamis (26/8) pukul 20.00 WIB usai Shalat Tarawih, masyarakat sudah digegerkan dengan bintang yang mengitari bulan. ''Mereka menyaksikan bintang yang bergerak cepat mengitari bulan. Ini yang membuat ramai di Madura,’’ ujar guru agama itu.
Namun, sekitar pukul 24.00 WIB, masyarakat dikagetkan lagi dengan hadirnya bulan kembar di atas langit Pulau Madura. Menurutnya, tepat waktu itu, dua lingkaran putih yang bergandengan, menyinarkan cahaya sangat terang. ''Siapapun yang melihatnya, pasti mengatakan itu bulan kembar. Karena faktanya seperti itu,'' kata Zaini.
Fenomena alam yang terjadi tepat pada malam Nuzulul Qur’an itu, lanjut dia, banyak disaksikan warga Madura, hingga menjelang pukul 03.00 WIB. Mereka saling kontak lewat telepon untuk mendapatkan informasi tentang bulan kembar tersebut. ''Teman teman saya di Bangkalan, Sampang, dan Pamekasan, ternyata juga menyaksikan keajaiban alam itu. Mereka juga tidak mengerti, tanda-tanda ada kejadian apa dari munculnya bulan kembar,'' papar Zaini Ady.
Sementara KH Munidin Ali, pengasuh Ponpes Prompong Dasuk, yang juga mengetahui kehadiran bulan kembar itu, menerangkan bahwa Allah kini memainkan kekuasaannya. ''Wajar jika ilmu pengetahuan umum kadang tidak mampu menangkap isyarat alam, seperti yang terjadi pada malam Lailatul Qadar,'' ujarnya.
Ilustrasi (shutterstock)
Peristiwa bulan kembar yang terjadi sekitar jam 12.00 WIB tersebut terlihat dengan mata telanjang, dua wujud bulan bundar berdampingan dengan bersinar sama-sama terang-benderang, seperti tak ada yang mau mengalah. ''Subhanallah, Sang Khalik tengah menunjukkan kuasanya pada kita,’’ ujar Dr Mujib, dokter sepesialis penyakit dalam, yang turut menyanksikan fenomena alam itu.
Menurut dia, fenomena yang terjadi kali ini di luar prediksi dan amatan ilmu pengetahuan. Sebab, setiap kejadian penting dan menarik dari alam, selalu mendapat perhatian dari peneliti dan ilmuawan ataupun media. Tapi kali ini mereka seperti kecolongan, tiba-tiba muncul di atas bumi Madura. ''Ini sangat fenomenal dan ajaib, saya tidak paham dengan kehendak Allah ini. Semoga ini pertanda kebaikan bagi bangsa kita,'' ujar dokter RS Dr H Moh Anwar, Sumenep, itu.
Namun, pengamat social Zaini Ady menceritakan bahwa sejak Kamis (26/8) pukul 20.00 WIB usai Shalat Tarawih, masyarakat sudah digegerkan dengan bintang yang mengitari bulan. ''Mereka menyaksikan bintang yang bergerak cepat mengitari bulan. Ini yang membuat ramai di Madura,’’ ujar guru agama itu.
Namun, sekitar pukul 24.00 WIB, masyarakat dikagetkan lagi dengan hadirnya bulan kembar di atas langit Pulau Madura. Menurutnya, tepat waktu itu, dua lingkaran putih yang bergandengan, menyinarkan cahaya sangat terang. ''Siapapun yang melihatnya, pasti mengatakan itu bulan kembar. Karena faktanya seperti itu,'' kata Zaini.
Fenomena alam yang terjadi tepat pada malam Nuzulul Qur’an itu, lanjut dia, banyak disaksikan warga Madura, hingga menjelang pukul 03.00 WIB. Mereka saling kontak lewat telepon untuk mendapatkan informasi tentang bulan kembar tersebut. ''Teman teman saya di Bangkalan, Sampang, dan Pamekasan, ternyata juga menyaksikan keajaiban alam itu. Mereka juga tidak mengerti, tanda-tanda ada kejadian apa dari munculnya bulan kembar,'' papar Zaini Ady.
Sementara KH Munidin Ali, pengasuh Ponpes Prompong Dasuk, yang juga mengetahui kehadiran bulan kembar itu, menerangkan bahwa Allah kini memainkan kekuasaannya. ''Wajar jika ilmu pengetahuan umum kadang tidak mampu menangkap isyarat alam, seperti yang terjadi pada malam Lailatul Qadar,'' ujarnya.