jozz78
New member
CALIFORNIA - Terdapat mikroba dengan jumlah 10 kali lipat lebih banyak ketimbang mikroba yang ada di dalam sel manusia. Ilmuwan mengatakan, terdapat 100 triliun mikroba yang hidup bersama Anda.
"Usus Anda seperti hutan hujan. Segala macam hewan yang berbeda tinggal di ekosistem tersebut," ujar peneliti Jessica Richman, yang merupakan salah satu pendiri uBiome, seperti dikutip Foxnews, Minggu (24/12/2012).
Banyaknya mikroba ini, memberikan manfaat penting yang diperlukan tubuh. Misalnya, mikroba yang mencerna makanan dalam tubuh manusia serta melindungi dari infeksi. "Kita tidak akan dapat hidup tanpa mikroba 'perkasa' tersebut," tambahnya.
Richman akan mempelajari keragaman bakteri dari 1.000 relawan. Ia akan memeriksa air liur, kulit dan sampel tinja melalui kit atau alat khusus yang dikirimkan relawannya.
"Kit ini akan dikirimkan dengan instruksi untuk menghindari kontaminasi sampel," imbuhnya. Ia menjelaskan, selama beberapa dekade, ia dan timnya melihat bakteri sebagai bibit penyakit.
"Kini, kami mengerti bahwa mereka tidak hanya bermanfaat tetapi yang diperlukan untuk kelangsungan hidup kita. Mikroba dari dalam tubuh kita bukan penyakit, mereka merupakan mikroba yang dibutuhkan tubuh," tuturnya.
Mikroba tersebut berevolusi dengan spesies makhluk hidup. Dalam salah satu studi, ilmuwan menemukan bahwa mikroba dalam area kemaluan wanita mampu berubah signifikan selama kehamilan.
Tubuh wanita menyesuaikan mikroba ini untuk mengendalikan patogen dan membangun microbiome yang sehat dari bayi selama kelahiran. "Kami kini menyadari bahwa melewati persalinan kelahiran bayi merupakan peristiwa penting bagi bayi untuk menerima inoculum (kumpulan mikroorganisme) mikroba pertama," jelasnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, seorang ibu memastikan bahwa bayinya menerima inoculum yang tepat. Dengan demikian, peristiwa tersebut menunjukkan bagaimana bayi lahir adalah sangat penting.
sumber : http://www.iyaa.com/tech/science/umum/2406335_2177.html
"Usus Anda seperti hutan hujan. Segala macam hewan yang berbeda tinggal di ekosistem tersebut," ujar peneliti Jessica Richman, yang merupakan salah satu pendiri uBiome, seperti dikutip Foxnews, Minggu (24/12/2012).
Banyaknya mikroba ini, memberikan manfaat penting yang diperlukan tubuh. Misalnya, mikroba yang mencerna makanan dalam tubuh manusia serta melindungi dari infeksi. "Kita tidak akan dapat hidup tanpa mikroba 'perkasa' tersebut," tambahnya.
Richman akan mempelajari keragaman bakteri dari 1.000 relawan. Ia akan memeriksa air liur, kulit dan sampel tinja melalui kit atau alat khusus yang dikirimkan relawannya.
"Kit ini akan dikirimkan dengan instruksi untuk menghindari kontaminasi sampel," imbuhnya. Ia menjelaskan, selama beberapa dekade, ia dan timnya melihat bakteri sebagai bibit penyakit.
"Kini, kami mengerti bahwa mereka tidak hanya bermanfaat tetapi yang diperlukan untuk kelangsungan hidup kita. Mikroba dari dalam tubuh kita bukan penyakit, mereka merupakan mikroba yang dibutuhkan tubuh," tuturnya.
Mikroba tersebut berevolusi dengan spesies makhluk hidup. Dalam salah satu studi, ilmuwan menemukan bahwa mikroba dalam area kemaluan wanita mampu berubah signifikan selama kehamilan.
Tubuh wanita menyesuaikan mikroba ini untuk mengendalikan patogen dan membangun microbiome yang sehat dari bayi selama kelahiran. "Kami kini menyadari bahwa melewati persalinan kelahiran bayi merupakan peristiwa penting bagi bayi untuk menerima inoculum (kumpulan mikroorganisme) mikroba pertama," jelasnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, seorang ibu memastikan bahwa bayinya menerima inoculum yang tepat. Dengan demikian, peristiwa tersebut menunjukkan bagaimana bayi lahir adalah sangat penting.
sumber : http://www.iyaa.com/tech/science/umum/2406335_2177.html
