Logo Malaysia Airlines di Bandara Internasional Kuala Lumpur (REUTERS/Samsul Said)
Pesawat Hilang, Kelompok Teror China Klaim Bertanggung Jawab
Satu kelompok teror asal China yang menamakan diri Brigade Martir mengklaim bertanggung jawab terhadap hilangnya pesawat Malaysia Airlines, jenis Boeing 777-200 ER yang hilang pada Sabtu, 8 Maret 2014. Kelompok yang sebelumnya pernah terdengar namanya hingga peristiwa raibnya pesawat tersebut, mengirimkan surat elektronik kepada semua jurnalis di seluruh China.
Dilansir laman News Corporated, Selasa, 11 Maret 2014, di dalam surel itu, berisi ancaman. "Kalian membunuh salah seorang dari klan kami, maka kami akan membunuh 100 orang dari kelompok Anda sebagai balas dendam," tulis salah satu perwakilan kelompok itu.
Namun, mereka tidak merinci informasi apa yang menyebabkan pesawat raib hingga saat ini. Pesan itu dikirimkan melalui sebuah layanan surel gratis asal Kanada yang telah dibentuk sejak tahun 1999 silam, Hushmail.
Kendati surel di layanan tersebut dienkripsi, namun menurut seorang sumber, surel di sana mustahil untuk dilacak secara virtual.
Sementara Menteri Pertahanan Malaysia, Hishmuddin Hussein mengatakan kepada media, dia meragukan ada klaim tersebut. "Tidak ada dasar yang kredibel untuk membenarkan kliam mereka," kata dia.
Pejabat lainnya mengatakan klaim tersebut bisa jadi hanya cerita bohong yang ditujukan untuk meningkatkan ketegangan antara etnis China Uighur dengan kaum China Han. Pasalnya, pada 1 Maret kemarin terjadi serangan teror mematikan di stasiun kereta api Kun Ming yang menewaskan 29 orang dan melukai 140 orang lainnya.
Kendati begitu, pejabat Malaysia mengatakan belum menghapus adanya opsi tindak pembajakan.
Sementara puing-puing yang terlihat dari udara dan sebelumnya diyakini berasal dari pesawat dengan nomor penerbangan MH370 itu ternyata hanya berupa kumparan kabel. Tidak ada kaitannya sama sekali dengan pesawat nahas itu.
Penyelidik juga mengatakan dua tumpahan minyak yang ditemukan di area itu, bukan berasal dari pesawat Malaysia Airlines.
Bahkan, kini penyelidik tengah meneliti adanya dugaan bahwa pesawat mungkin meledak di udara, seperti peristiwa serupa yang terjadi di Skotlandia tahun 1988 silam. Menurut, seorang pejabat senior yang ikut terlibat dalam proses penyelidikan, bukti-bukti yang ditemukan sejauh ini, menunjukkan bahwa pesawat meledak di atas ketinggian 35 ribu kaki.
Ditanya media apakah penyebab meledaknya pesawat nahas itu akibat bom, sumber tersebut mengatakan belum ada bukti mengarah ke sana. Namun, dia membenarkan hilangnya pesawat pada Sabtu dini hari di Laut China Selatan, mirip dengan penerbangan Pan Am 103 di tahun 1988 yang jatuh di Lockerbie, Skotlandia dan Air India 182 yang juga mengalami kecelakaan di tepi pantai Irlandia tahun 1985 silam.
-dunia.news.viva.co.id/
.