Kalbefarma - Wanita yang mengalami gangguan perkembangan plasenta selama kehamilan tampaknya juga mengalami peningkatan risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler dini, dilaporkan dari hasil penelitian yang dipublikasikan 18 November 2005.
Para ahli penelitian dari Universitas Toronto, Kanada mengatakan ibu yang sedang mengandung dengan kondisi menderita sindroma plasenta, termasuk pre-eklampsia, atau peningkatan tekanan darah tinggi selama kehamilan, berisiko dua kali lipat mengalami penyakit kardiovaskuler dini.
Selain itu gangguan perkembangan plasenta selama kehamilan juga dapat menimbulkan gangguan perkembangan janin atau kematian bayi dalam kandungan.
Risiko penyakit kardiovaskuler dini akan lebih meningkat setelah ibu mengalami sindoma plasenta, terutama bila janinnya juga mengalami gangguan, dikatakan Dr Joel Ray, pemimpin penelitian ini, yang dipublikasikan oleh The Lancet medical Journal.
Ray menganjurkan wanita untuk menilai tekanan darahnya 6 bulan setelah melahirkan untuk melihat apakah tekanan darahnya masih pada level normal.
Tingginya tekanan darah, kegemukan, kadar kolesterol yang tinggi, merokok dan resistensi insulin merupakan faktor risiko timbulnya penyakit kardiovaskuler, dan penyebab kematian tertinggi di negara-negara berkembang.
Para peneliti menilai hubungan antara masalah plasenta pada kehamilan dan penyakit jantung terhadap 1 juta wanita sehat di Kanada. Sekitar 75.000 didiagnosis dengan sindroma plasenta, termasuk kondisi dimana pembuluh darah plasenta mengalami obstruksi, selama kehamilan.
Riwayat kesehatan wanita dipantau selama 9 tahun setelah melahirkan. Selama waktu pemantauan tersebut banyak partisipan yang menjadi gemuk, hal ini juga yang dapat menimbulkan terjadinya peningkatan risiko lebih tinggi terjadinya penyakit kardiovaskuler, sehingga seharusnya kita dapat mengatur berat badan wanita sebelum mereka bereproduktif, kata Ray menambahkan.
Para ahli penelitian dari Universitas Toronto, Kanada mengatakan ibu yang sedang mengandung dengan kondisi menderita sindroma plasenta, termasuk pre-eklampsia, atau peningkatan tekanan darah tinggi selama kehamilan, berisiko dua kali lipat mengalami penyakit kardiovaskuler dini.
Selain itu gangguan perkembangan plasenta selama kehamilan juga dapat menimbulkan gangguan perkembangan janin atau kematian bayi dalam kandungan.
Risiko penyakit kardiovaskuler dini akan lebih meningkat setelah ibu mengalami sindoma plasenta, terutama bila janinnya juga mengalami gangguan, dikatakan Dr Joel Ray, pemimpin penelitian ini, yang dipublikasikan oleh The Lancet medical Journal.
Ray menganjurkan wanita untuk menilai tekanan darahnya 6 bulan setelah melahirkan untuk melihat apakah tekanan darahnya masih pada level normal.
Tingginya tekanan darah, kegemukan, kadar kolesterol yang tinggi, merokok dan resistensi insulin merupakan faktor risiko timbulnya penyakit kardiovaskuler, dan penyebab kematian tertinggi di negara-negara berkembang.
Para peneliti menilai hubungan antara masalah plasenta pada kehamilan dan penyakit jantung terhadap 1 juta wanita sehat di Kanada. Sekitar 75.000 didiagnosis dengan sindroma plasenta, termasuk kondisi dimana pembuluh darah plasenta mengalami obstruksi, selama kehamilan.
Riwayat kesehatan wanita dipantau selama 9 tahun setelah melahirkan. Selama waktu pemantauan tersebut banyak partisipan yang menjadi gemuk, hal ini juga yang dapat menimbulkan terjadinya peningkatan risiko lebih tinggi terjadinya penyakit kardiovaskuler, sehingga seharusnya kita dapat mengatur berat badan wanita sebelum mereka bereproduktif, kata Ray menambahkan.