Hubungan bilateral Turki dengan Indonesia

Sisi

New member
Bilateral

Ketua Parlemen Turki, Mehmet Ali Sahin, mengatakan 2010 menjadi tahun yang penting bagi hubungan Indonesia-Turki. Pada Mei, Ketua DPRRI mengunjungi Turki, menyusul kemudian Presiden RI mengunjungi Turki pada Juni.

Kunjungan Presiden Indonesia ke Turki terakhir dilakukan 15 tahun lalu, yaitu pada 1985. Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan, telah dua kali berkunjung ke Indonesia, yaitu saat mengunjungi Aceh pada Februari 2005, dan mengunjungi Bali pada 2006, untuk mengikuti KTT D-8. Setelah kunjungan Presiden SBY ke Turki, direneanakan dilakukan kunjungan balasan oleh Presiden Turki, Abdullah Gul.

Sedangkan kunjungan Ketua DPR ke Turki, terakhir terjadi pada 18 tahun lalu. Selama 18 tahun setelah kunjungan Ketua DPRRI itu, parlemen Turki tak sekalipun mengadakan kunjungan balasan. “Jadi kunjungan kali ini merupakan titik permulaan. Apalagi, hubungan parlemen kedua negara semakin dinamis, dan mi penting bagi hubungan kedua negara,” kata Sahin.

Kendati pimpinan parlemen kedua negara berpenduduk mayoritas Muslim itu tidak saling mengunjungi dalam waktu cukup lama, Sahin mengatakan interaksi antara parlemen kedua negara berlangsung baik. Parlemen kedua negara, selama ini saling mendukung di forum-forum internasional. “Turki mendukung terpilihnya Indonesia sebagai ketua PUIC dalam sidang di Uganda. Kami berharap kepemimpinan Indonesia bisa memberi kontribusi yang baik,” harap Sahin.

Aggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) pada 2012 mendatang. PUIC saat ini beranggotakan 49 parlemen negara-negara anggota OKI. Marzuki Ali mengungkapkan, delegasi parlemen Indonesia telah enam kali berkunjung ke Turki, sedangkan kunjungan balasan dan parlemen Turki baru satu kali. “Jadi, kuantitas kunjungan perlu ditingkatkan,” kata Marzuki yang saat ini juga sedang menjabat sebagai ketua Dewan Parlemen Asia (APA).

Marzuki menyampaikan terima kasih atas dukungan Turki sehingga Indonesia menjadi ketua PUIC. “Kami mengharapkan dukungan Turki atas kepemimpinan Indonesia di PUIC. Kami berharap Turki membantu mengajak negara-negara Asia Tengah dan Afrika untuk menghadiri sidang pleno pada 2012 mendatang,” kata Marzuki.

Kerjasama yang terjalin erat antara Turki dan Indonesia, kata Marzuki, terjadi karena adanya kesamaan tujuan. Apalagi kedua negara sama-sama negara demokratis, mayoritas berpenduduk Islam, dan sama-sama anggota G-20.


Sumber : Republika
 
Back
Top