Adamsuhada
New member
Peta kekuatan Liga Primer saat ini sudah jauh berubah sejak Pelatih Arsenal Arsene Wenger tiba di London, 10 tahun lalu.Tapi, tidak ada yang berbeda dari perasaannya terhadap Arsitek Manchester United (MU) SirAlex Ferguson.
Bisa dikatakan, hubungan mereka akan selalu buruk sampai kiamat tiba. Itulah pengakuan Wenger menjelang duel edisi berikutnya dengan Fergie, panggilan Ferguson. Pria berkebangsaan Prancis itu sudah memiliki terlalu banyak kenangan buruk sehingga merasa tidak mungkin berteman dengan rivalnya itu.
Sudah sering terlihat bagaimana Wenger dan Fergie berperang kata-kata di media atau di sisi lapangan. Perselisihan mereka terasa begitu panas, sampai pernah melibatkan sepotong piza terlempar di lorong menuju kamar ganti Od Trafford. Namun, aroma berbeda terasa menjelang pertemuan edisi kali ini. Baik Wenger maupun Fergie tidak lagi berbicara keras.
Semua itu akibat peringatan keras Football Association (FA) terhadap mereka. Selain itu, kehadiran Jose Mourinho dan Chelsea sebagai kekuatan baru di Liga Primer pun menyebabkan permusuhan Wenger dan Fergie seperti pudar. Menurunnya performa The Gunners juga mengakibatkan perang urat saraf hampir tak terdengar. Sebab, dengan selisih 15 angka, komentar menjatuhkan lawan tidak akan berguna banyak dan terasa sia-sia. Dengan kondisi demikian, hubungan mereka pun mulai membaik. Bermula dari pujian Fergie atas keberhasilan Arsenal masuk final Liga Champions dengan skuad muda.
Wenger membalasnya dengan menyanjung pria asal Skotlandia itu setelah terus bertahan di MU selama 20 tahun. ?Tugas terberat dalam setiap pekerjaan adalah konsistensi. Fergie melakukan itu sambil membangun tim,? ujar Wenger. Mungkinkah saling membalas pujian ini menandakan membaiknya hubungan mereka? Jangan berharap terlalu besar. Bagaimanapun, benihbenih kebencian sudah tertanam sejak satu dekade silam.
Bisa dikatakan, hubungan mereka akan selalu buruk sampai kiamat tiba. Itulah pengakuan Wenger menjelang duel edisi berikutnya dengan Fergie, panggilan Ferguson. Pria berkebangsaan Prancis itu sudah memiliki terlalu banyak kenangan buruk sehingga merasa tidak mungkin berteman dengan rivalnya itu.
Sudah sering terlihat bagaimana Wenger dan Fergie berperang kata-kata di media atau di sisi lapangan. Perselisihan mereka terasa begitu panas, sampai pernah melibatkan sepotong piza terlempar di lorong menuju kamar ganti Od Trafford. Namun, aroma berbeda terasa menjelang pertemuan edisi kali ini. Baik Wenger maupun Fergie tidak lagi berbicara keras.
Semua itu akibat peringatan keras Football Association (FA) terhadap mereka. Selain itu, kehadiran Jose Mourinho dan Chelsea sebagai kekuatan baru di Liga Primer pun menyebabkan permusuhan Wenger dan Fergie seperti pudar. Menurunnya performa The Gunners juga mengakibatkan perang urat saraf hampir tak terdengar. Sebab, dengan selisih 15 angka, komentar menjatuhkan lawan tidak akan berguna banyak dan terasa sia-sia. Dengan kondisi demikian, hubungan mereka pun mulai membaik. Bermula dari pujian Fergie atas keberhasilan Arsenal masuk final Liga Champions dengan skuad muda.
Wenger membalasnya dengan menyanjung pria asal Skotlandia itu setelah terus bertahan di MU selama 20 tahun. ?Tugas terberat dalam setiap pekerjaan adalah konsistensi. Fergie melakukan itu sambil membangun tim,? ujar Wenger. Mungkinkah saling membalas pujian ini menandakan membaiknya hubungan mereka? Jangan berharap terlalu besar. Bagaimanapun, benihbenih kebencian sudah tertanam sejak satu dekade silam.