Hujan Bukan Penyebab Banjir di Jakarta!

GuruRumah

New member
Sumber : http://www.rumah.com/berita-properti

Hujan yang membasahi Jakarta dua hari belakangan dituding sebagai penyebab banjir. Namun, ternyata curah hujan yang terjadi dua hari ini lebih kecil dibandingkan curah hujan harian saat terjadi banjir besar 2007 lalu.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, curah hujan harian tertinggi di Jakarta pada Selasa dan Rabu pagi hanya sekitar 100 milimeter. Angka itu jauh lebih rendah dibanding rekor curah hujan tertinggi dalam satu hari yang terjadi pada Januari 2007 yang mencapai 340 milimeter.

Penyebab Banjir
Kepala Pusat Studi Bencana Institut Pertanian Bogor, Euis Sunarti, mengatakan bahwa penyebab banjir di Jakarta adalah akibat debit Ciliwung meningkat drastis. Kenaikan debit Ciliwung ini terkait dengan rusaknya kawasan hulu sungai itu di Puncak.

“Meski curah hujan di kawasan hulu Ciliwung-Cisadane lebih kecil, dampak ke Jakarta lebih hebat, karena daya serap air di kawasan Puncak, Bogor, sudah semakin lemah,” jelasnya, seperti dikutip dari laman Tempo.co.

Berdasarkan kajian dengan citra satelit, keseimbangan ekologis kawasan Puncak pada awal tahun ini merosot hingga 50% dibanding 15 tahun sebelumnya,” katanya. Pada saat yang sama, imbuh Euis, sungai-sungai di Jakarta semakin kehilangan kemampuan mengalirkan air hingga 70% karena penyempitan dan pendangkalan.

Hal senada juga disampaikan Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP). Menurut dia, sungai besar di Jakarta, seperti Ciliwung dan pesanggrahan sudah tidak mampu lagi menampung debit air akibat sedimentasi dan penyempitan alur sungai.

Sutopo menjelaskan, luas Daerah Aliran Sungai (DAS) Pesanggrahan 177 km2, sementara hampir 70% kawasan itu terbangun dari luas DAS-nya. Di bagian hilir sungai, pemukiman padat telah dibangun di atas sekitar 45% dari luas DAS. “Daerah hilir yang dihuni pemukiman padat dimulai dari Kebayoran Lama, Kedoya, dan Kebon Jeruk,” katanya, seperti dinukil dari SuaraMerdeka.com.

Di sisi lain, imbuhnya, kawasan resapan air juga minim sehingga hujan yang turun hampir 70% meluber ke permukaan, karena sungai hanya mampu menampung 40% dari debit banjir yang ada. Sementara sisanya menjadi banjir dan menggenangi pemukiman warga.

SELENGKAPNYA
 
Back
Top