Penulis: Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
[Printer-friendly page] [Kirim artikel ini kepada seseorang]
Soal: Apakah ilmu-ilmu lain, seperti ilmu kedokteran dan tekhnik termasuk dalam makna tafaqquh dalam agama?
Jawab: Dia tidak termasuk dalam makna tafaqquh dalam agama Allah, karena didalamnya para mahasisiwa tidak mempelajari At Qur'an dan Sunnah. Dia hanya termasuk dalam perkara?-perkara dibutuhkan kaum muslimin. Oleh karena ini sebagian para ulama mengatakan: Mempelajari industri kerajinan, kedokteran, tekhnik, biologi dan yang sejenisnya termasuk fardhu kifayah, bukan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan syari'at. Tapi tidak sempurna maslahat umat kecuali dengannya.
Oleh karena ini saya mengingatkan saudaraku yang mempelajari ilmu seperti ini agar tujuan mereka untuk memberikan manfaat kepada saudara mereka muslim dan meninggikan ummat Islam. Ummat Islam sekarang jumlahnya milyaran, kalau dia mempelajari ilmu seperti ini untuk memberi manfaat kaum muslimin, tentu banyak kebaikannya. Dan kita tidak butuh lagi kepada orang-orang kafir untuk mendapatkan kesempurnaan kita, dan kadang untuk mendapatkan hak kita.
Maka ilmu?-ilmu ini bila dimaksudkan dengannya untuk menegakkan maslahat para hamba, jadilah dia amal yang bisa digunakan untuk bertaqarrub kepada Allah, bukan secara dzat ilmu itu, tetapi hanya karena maksudnya. Adapun kalau dia dianggap taqarrub dalam agama, maka tidak demikian. Karena tafaqquh dalam agama adalah memahami hukum?-hukum Allah Ta'ala secara syar'i dan qadari serta memahami tentang dzat Allah, nama-nama-Nya dan sifat-sifat-Nya.
(Kitabul Ilmi hal.198 soal ke 84)
Sumber Buletin Islamiy Al-Minhaj, Edisi Perdana Thn.I
[Printer-friendly page]
[Printer-friendly page] [Kirim artikel ini kepada seseorang]
Soal: Apakah ilmu-ilmu lain, seperti ilmu kedokteran dan tekhnik termasuk dalam makna tafaqquh dalam agama?
Jawab: Dia tidak termasuk dalam makna tafaqquh dalam agama Allah, karena didalamnya para mahasisiwa tidak mempelajari At Qur'an dan Sunnah. Dia hanya termasuk dalam perkara?-perkara dibutuhkan kaum muslimin. Oleh karena ini sebagian para ulama mengatakan: Mempelajari industri kerajinan, kedokteran, tekhnik, biologi dan yang sejenisnya termasuk fardhu kifayah, bukan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan syari'at. Tapi tidak sempurna maslahat umat kecuali dengannya.
Oleh karena ini saya mengingatkan saudaraku yang mempelajari ilmu seperti ini agar tujuan mereka untuk memberikan manfaat kepada saudara mereka muslim dan meninggikan ummat Islam. Ummat Islam sekarang jumlahnya milyaran, kalau dia mempelajari ilmu seperti ini untuk memberi manfaat kaum muslimin, tentu banyak kebaikannya. Dan kita tidak butuh lagi kepada orang-orang kafir untuk mendapatkan kesempurnaan kita, dan kadang untuk mendapatkan hak kita.
Maka ilmu?-ilmu ini bila dimaksudkan dengannya untuk menegakkan maslahat para hamba, jadilah dia amal yang bisa digunakan untuk bertaqarrub kepada Allah, bukan secara dzat ilmu itu, tetapi hanya karena maksudnya. Adapun kalau dia dianggap taqarrub dalam agama, maka tidak demikian. Karena tafaqquh dalam agama adalah memahami hukum?-hukum Allah Ta'ala secara syar'i dan qadari serta memahami tentang dzat Allah, nama-nama-Nya dan sifat-sifat-Nya.
(Kitabul Ilmi hal.198 soal ke 84)
Sumber Buletin Islamiy Al-Minhaj, Edisi Perdana Thn.I
[Printer-friendly page]