Kalo dlm Islam Hukuman Mati hanya utk Pelaku Pembunuhan yg dituntut oleh pihak keluarga korban. Sepertinya Koruptor itu masuk kategori Pencuri, karena korupsi itu dari kata Corrupt/Korup yg punya makna; kurang/berkurang/mengurangi/terkikis/mengikis/tidak cukup/terambil/terpakai lebih/kurang dari cukup. Dgn kata lain; mengurangi dari jumlah yg sebenarnya/sebagian (bukan seluruhnya) atau disebut telah mencuri sebagian (Korupsi). Korupsi telah diasumsikan secara umum sebagai kasus 'pencurian' harta secara sembunyi2. Kalo menurut KUHAP hukumannya kurungan (Penjara). Kalo dlm Islam hukumannya Potong Tangan. Tapi hukum potong tangan bisa ditafsirkan memutus perbuatan, karena simbol tangan adalah perbuatan, maka penjara juga salah satu cara memutus perbuatan seorang pencuri agar perbuatannya tdk terus menerus berkelanjutan, istilahnya terpotong perbuatannya oleh masa tahanan penjara. Kalo hukum potong tangan & kaki dijalankan sesuai dgn yg namanya tangan/kaki secara fisik, tentu juga tdk fleksibel bila diterapkan pd org yg tdk memiliki tangan/kaki (cacat). Karena ada juga org yg tdk punya tangan/kaki itu bisa mencuri. Mencuri di jaman skrg tdk perlu tangan/kaki, tapi cukup pake mulut saja..."...tolong transfer uangnya ke...." maka selesailah pencurian uang tsb. Dilakukan jarak jauh tanpa menyentuh uangnya, atau yg disentuh cuma tombol2 hp/komputer, maka duit langsung berpindah tempat. Perbuatan ini tetap disebut Pencurian. maka hukumannya pun hrs disesuaikan. Kalo diberi hukuman mati ya jelas tdk sesuai dgn perbuatannya. Keadilan juga perlu diterapkan, namun rasanya cuma hukum Islam yg saya anggap memberikan keadilan yg hakiki, karena yg memerintahkan Tuhan (Allah), bukan hukum tulisan yg dibuat oleh pemikiran manusia dalam sebuah kitab hukum. Kalo Tuhan yg sudah memerintahkan sudah pasti Tuhan lebih tahu konsekuensinya atas apa yg sudah di perintahkanNya. Tapi kalo pakar hukum belum tentu memiliki konsekuensi yg kuat dlm hal hukuman yg diberikan atas sebuah kasus hukum. Karena bisa saja uang akan mengalahkan hukuman, sedangkan hukum Tuhan tdk bisa terkalahkan dgn uang. Pada hukuman mati ada denda uang utk menambah/mengganti hukum mati tsb, tapi ini atas perintah Tuhan, bukan hukum tambahan dari manusia, dan pada hukum potong tangan/kaki tdk ada pengecualian tambahan dari Tuhan, dan hukum ini bisa ditafsirkan lagi bila sang pelaku cacat fisik (tdk punya tangan/kaki) dan pelaku pencurian tanpa menyentuh 'barang' curiannya tsb, sekalipun pelaku tdk cacat, Hukum potong dlm Islam bersifat Fleksibel, tapi hukum Mati (Qisas) bersifat absolut, karena nyawa/jiwa memiliki supremasi tertinggi dlm hidup manusia, maka hukumnya pun diterapkan dgn konsekuensi Nyawa, dan Tuhan lebih mengetahui dibalik hukum tsb. Begitulah kira2.
Argumented by: Hacker4Cheater @2011.