Hypnosis dalam bentuk tradisional telah dikenal sejak ribuan tahun silam diberbagai kebudayaan. Setelah melalui perjalanan yang panjang, pada hari ini Hypnosis telah menemukan formatnya sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan terutama setelah proses penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh Dr. Milton Erickson MD sebagai salah satu tokoh utama hypnosis modern.
Dengan menguasai hypnosis seseorang akan memahami fenomena pikiran bawah sadar manusia (sub-conscious mind) sekaligus berkomunikasi secara efektif dengannya. Pikiran bawah sadar manusia ini ibarat gunung es yang memuat memori dan belief system, yang dibentuk dan dipengaruhi oleh pengalaman induktif/empiris yang terekam sepanjang sejarah hidupnya. Didikan orang tua, pergaulan, bacaan, kebiasaan, adalah beberapa contoh faktor yang membuat pikiran bawah sadar manusia satu dengan yang lainnya sangat unik. Dengan mengistirahatkan pikiran sadar (conscious mind) melalui hypnosis, seseorang dapat diberikan sugesti-sugesti yang dapat memprogram ulang pikiran bawah sadarnya untuk berbagai tujuan positif.
Sedikitpun hypnosis tidak mengandung unsur mistik meski dalam pengaruh hypnosis manusia bisa melakukan banyak hal yang bagi orang lain terlihat tidak masuk akal, seperti tidak merasa panas saat terkena api (ide dasar dari aplikasi dibidang anastesi), bisa mengingat kejadian masa lalu yang selama ini
“terlupakan” (aplikasi forensik), bisa memanipulasi perasaan, penglihatan,pendengaran, dan ingatan (dimanfaatkan dalam terapi terhadap trauma dan fobia), dan masih banyak lagi aplikasi hypnosis di bidang lainnya.
Media cetak dan elektronik telah sekian lama menjejali kita dengan berita-berita negatif seputar kejahatan hypnosis (atau sering disebut hipnotis) di sekitar kita. Beberapa acara yang ditayangkan di layar kaca juga telah memberikan gambaran bagaimana hipnotis dapat membuat orang menuruti perintah peng-hipnotis untuk selanjutnya bertingkah konyol atas permintaan sang peng-hipnotis. Pertanyaannya, benarkah seseorang yang berada dalam pengaruh hipnotis dapat melakukan apa saja sesuai kemauan sang peng-hipnotis? Jawabannya tidak. Seseorang hanya dapat dihipnotis atas kemauan sendiri. Mereka yang menolak untuk dihipnotis apalagi di-“program” untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan moral, nilai, maupun sistem kepercayaannya tidak akan bisa dihipnotis.
Disamping penerapannya di bidang hiburan – dikenal sebagai Stage Hypnotism atau hipnotis panggung – hipnotis juga banyak digunakan secara meluas untuk membantu mereka yang mengalami gangguan-gangguan psikologis seperti fobia, trauma, depresi, adiksi, maupun untuk memberdayakan diri, memotivasi, mengubah perilaku negatif seseorang, dan lain-lain. Hipnotis yang ditujukan untuk tujuan ini disebut hipnoterapi.
Bagi rekan2 yang berminat untuk mengetahui lebih dalam tentang HYPNOSIS silahkan download free Ebook "The Secret of Stage Hypnosis Revealed" dan "Panduan Self Hypnosis" hasil karya Sang Maestro Hypnosis Indonesia "Yan Nurindra" di http://hipnotis.net/?cat=34 . Semoga bermanfaat bagi kemajuan keilmuan Hypnosis di Indonesia.
Dengan menguasai hypnosis seseorang akan memahami fenomena pikiran bawah sadar manusia (sub-conscious mind) sekaligus berkomunikasi secara efektif dengannya. Pikiran bawah sadar manusia ini ibarat gunung es yang memuat memori dan belief system, yang dibentuk dan dipengaruhi oleh pengalaman induktif/empiris yang terekam sepanjang sejarah hidupnya. Didikan orang tua, pergaulan, bacaan, kebiasaan, adalah beberapa contoh faktor yang membuat pikiran bawah sadar manusia satu dengan yang lainnya sangat unik. Dengan mengistirahatkan pikiran sadar (conscious mind) melalui hypnosis, seseorang dapat diberikan sugesti-sugesti yang dapat memprogram ulang pikiran bawah sadarnya untuk berbagai tujuan positif.
Sedikitpun hypnosis tidak mengandung unsur mistik meski dalam pengaruh hypnosis manusia bisa melakukan banyak hal yang bagi orang lain terlihat tidak masuk akal, seperti tidak merasa panas saat terkena api (ide dasar dari aplikasi dibidang anastesi), bisa mengingat kejadian masa lalu yang selama ini
“terlupakan” (aplikasi forensik), bisa memanipulasi perasaan, penglihatan,pendengaran, dan ingatan (dimanfaatkan dalam terapi terhadap trauma dan fobia), dan masih banyak lagi aplikasi hypnosis di bidang lainnya.
Media cetak dan elektronik telah sekian lama menjejali kita dengan berita-berita negatif seputar kejahatan hypnosis (atau sering disebut hipnotis) di sekitar kita. Beberapa acara yang ditayangkan di layar kaca juga telah memberikan gambaran bagaimana hipnotis dapat membuat orang menuruti perintah peng-hipnotis untuk selanjutnya bertingkah konyol atas permintaan sang peng-hipnotis. Pertanyaannya, benarkah seseorang yang berada dalam pengaruh hipnotis dapat melakukan apa saja sesuai kemauan sang peng-hipnotis? Jawabannya tidak. Seseorang hanya dapat dihipnotis atas kemauan sendiri. Mereka yang menolak untuk dihipnotis apalagi di-“program” untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan moral, nilai, maupun sistem kepercayaannya tidak akan bisa dihipnotis.
Disamping penerapannya di bidang hiburan – dikenal sebagai Stage Hypnotism atau hipnotis panggung – hipnotis juga banyak digunakan secara meluas untuk membantu mereka yang mengalami gangguan-gangguan psikologis seperti fobia, trauma, depresi, adiksi, maupun untuk memberdayakan diri, memotivasi, mengubah perilaku negatif seseorang, dan lain-lain. Hipnotis yang ditujukan untuk tujuan ini disebut hipnoterapi.
Bagi rekan2 yang berminat untuk mengetahui lebih dalam tentang HYPNOSIS silahkan download free Ebook "The Secret of Stage Hypnosis Revealed" dan "Panduan Self Hypnosis" hasil karya Sang Maestro Hypnosis Indonesia "Yan Nurindra" di http://hipnotis.net/?cat=34 . Semoga bermanfaat bagi kemajuan keilmuan Hypnosis di Indonesia.