lala_lulu
New member
Derita Situ Handayani (24), ibu hamil lima bulan yang kakinya putus akibat tergilas bus Transjakarta pada Rabu (30/6) lalu, semakin berat. Pasalnya, selain kaki kanan warga Jalan Pangarengan RT 05/12, Jatinegara, Jakarta Timur, itu harus diamputasi, janin yang dikandungnya ternyata meninggal.
Mertua Siti, Rasino (54), kemarin kepada wartawan menuturkan, kematian janin Siti disebabkan darah yang dikeluarkan terlalu banyak, menyusul putusnya kaki kanan korban.
“Kami mendapat kabar bahwa janin Siti meninggal pada Kamis dini hari, sekitar pukul 02.00. Menurut petugas medis RSCM, kematian janin yang dikandung Siti itu terjadi setelah operasi amputasi kaki korban,” ujarnya.
Sebelum janin meninggal, dokter RSCM memberitahukan
bahwa kondisi janin dalam keadaan buruk. Denyut nadinya sangat lemah dan diperkirakan harapan hidup sangat tipis.
Santunan
Rasino menambahkan, pihaknya baru mendapat santunan sebesar Rp 1,5 juta dari operator busway. Jumlah ini sangat minim dibandingkan jumlah biaya pengobatan yang diperlukan. Untuk operasi amputasi saja perlu biaya Rp 26 juta, pengeluaran janin membutuhkan biaya Rp 5 juta, dan obat-obatan bisa mencapai puluhan juta rupiah.
Rasino kecewa dengan besaran uang santunan dari pengelola busway yang terlalu sedikit. “Saya dan keluarga berharap operator busway memberikan santunan yang lebih layak untuk seluruh biaya pengobatan Siti,” katanya.
Saat ini Siti dirawat di lantai 2 ICCU RSCM.
Hal itu berbeda dengan keterangan Asisten Manager Pengendalian Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta, Banu Yogaswara, yang menuturkan bahwa seluruh biaya pengobatan Siti akan ditanggung operator busway. “Lorena selaku operator akan menanggung biaya pengobatan korban,” katanya, Rabu lalu.
Seperti diberitakan, kaki kanan Siti putus akibat tertabrak busway saat dia dibonceng suaminya, Hermawan Susanto (31), dengan sepeda motor di Jalan Senen Raya, Senen, Jakarta Pusat, tepatnya di depan Pasarsenen, Rabu siang.
Rudiman Ambarita (33), pengemudi bus gandeng Transjakanta trayek Ancol-Kampungmelayu itu, kini diamankan di Mapolda Metro Jaya.
Sumber : Warta Kota
Mertua Siti, Rasino (54), kemarin kepada wartawan menuturkan, kematian janin Siti disebabkan darah yang dikeluarkan terlalu banyak, menyusul putusnya kaki kanan korban.
“Kami mendapat kabar bahwa janin Siti meninggal pada Kamis dini hari, sekitar pukul 02.00. Menurut petugas medis RSCM, kematian janin yang dikandung Siti itu terjadi setelah operasi amputasi kaki korban,” ujarnya.
Sebelum janin meninggal, dokter RSCM memberitahukan
bahwa kondisi janin dalam keadaan buruk. Denyut nadinya sangat lemah dan diperkirakan harapan hidup sangat tipis.
Santunan
Rasino menambahkan, pihaknya baru mendapat santunan sebesar Rp 1,5 juta dari operator busway. Jumlah ini sangat minim dibandingkan jumlah biaya pengobatan yang diperlukan. Untuk operasi amputasi saja perlu biaya Rp 26 juta, pengeluaran janin membutuhkan biaya Rp 5 juta, dan obat-obatan bisa mencapai puluhan juta rupiah.
Rasino kecewa dengan besaran uang santunan dari pengelola busway yang terlalu sedikit. “Saya dan keluarga berharap operator busway memberikan santunan yang lebih layak untuk seluruh biaya pengobatan Siti,” katanya.
Saat ini Siti dirawat di lantai 2 ICCU RSCM.
Hal itu berbeda dengan keterangan Asisten Manager Pengendalian Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta, Banu Yogaswara, yang menuturkan bahwa seluruh biaya pengobatan Siti akan ditanggung operator busway. “Lorena selaku operator akan menanggung biaya pengobatan korban,” katanya, Rabu lalu.
Seperti diberitakan, kaki kanan Siti putus akibat tertabrak busway saat dia dibonceng suaminya, Hermawan Susanto (31), dengan sepeda motor di Jalan Senen Raya, Senen, Jakarta Pusat, tepatnya di depan Pasarsenen, Rabu siang.
Rudiman Ambarita (33), pengemudi bus gandeng Transjakanta trayek Ancol-Kampungmelayu itu, kini diamankan di Mapolda Metro Jaya.
Sumber : Warta Kota