Kalina
Moderator
KOMPAS.com - Setiap keluarga punya aturan dan gaya pengasuhan yang tak pernah bisa diseragamkan. Bahkan saran dari pakar pun tak
selalu bisa dipraktikkan di rumah. Setiap anak
berbeda, dan orangtua pun harus mencari cara
terbaik yang cocok untuk keluarganya. Kunci
keberhasilan orangtua menghadapi dilema pengasuhan anak adalah percayakan pada insting. Psikolog dan Life Coach, Dr Lisa Kaplin mengatakan
cara terbaik mengatasi dilema pengasuhan anak
adalah dengan mengikuti insting Anda sebagai orang tua. Bagaimana mengatasi anak yang merengek, apakah sebaiknya anak tidur bersama orang tuanya atau terpisah, bagaimana cara mendisiplinkan anak? Orangtua tak perlu terlalu kaku mengikuti pendapat masyarakat atau apa kata pakar untuk menjawabnya. Berikan anak makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Di luar itu, orangtua boleh saja mencari informasi, opini, penelitian untuk menambah
wawasan dalam menjalankan peran sebagai orang tua. Namun jangan sampai orangtua justru jadi stres dengan semua pendapat itu, sementara tugas pengasuhan sendiri sudah cukup membuatnya frustasi. Kaplin yang juga adalah seorang ibu punya
caranya sendiri dalam mengatasi dilema pengasuhan. Misalnya saat bayi menangis, ia tak
pernah tahan berdiam diri. Ia memindahkan bayi
ke ayunan, atau suaminya menggendongnya,
mencurahkan kasih sayang sebentar lalu mengembalikannya lagi ke tempat tidur. Ia juga
tidak menidurkan bayi satu kasur dengannya. Karena tidur seranjang dengan bayi membuatnya tidak bisa tidur. Inilah caranya mengatasi dilema yang kerap
dihadapi orangtua, akan lain ceritanya dengan Anda. Menurut Kaplin, banyak buku parenting yang berkualitas, blog tentang pengasuhan anak juga
bertebaran. Namun tak semuanya bisa Anda
terapkan. Orangtua boleh saja membacanya namun terapkan cara terbaik yang paling masuk akal sesuai kebutuhan keluarga Anda, saran Kaplin. Apa yang bisa menciptakan ketenangan di keluarga? Gaya pengasuhan apa yang tepat? Untuk menjawabnya, percayakan pada diri Anda. Pengasuhan anak ibarat maraton yang melelahkan, namun Anda harus pintar-pintar menyimpan energi untuk tetap bisa mendampingi anak. Problemnya, Kaplin melanjutkan, dengan terlalu banyak pakar yang menyuruh orang tua melakukan sesuatu terhadap anaknya, orangtua
kemudian merasa telah berbuat kesalahan. Tiba-
tiba saja orangtua merasa terintimidasi kalau-kalau ia salah sikap anak akan tumbuh tak sesuai harapan. "Saya telah mengobservasi banyak orang tua
beberapa tahun ini (termasuk saya sendiri).
Kesalahan orangtua dalam pengasuhan justru
menambah bumbu dan kecanggungan saat
mendampingi anak tumbuh berkembang," tuturnya. Kaplin mengatakan, tak ada orangtua yang sempurna juga anak yang sempurna. Jika saat ini
masih banyak kesalahan, atau dalam skala 10 Anda baru bisa menuntaskan enam target pengasuhan untuk anak, percayalah suatu hari Anda akan lebih baik lagi. Hal lain yang juga perlu diperhatikan orang tua adalah sikap menghakimi atau mengkritisi pilihan
orang tua lain dalam mengasuh anak. "Urus urusan
pribadi saja. Rawat keluarga, diri sendiri, bertumbuhlah, belajar, tertawalah, bersenang-
senanglah dan stop menghakimi orang lain," ungkapnya. Perbedaan gaya pengasuhan justru memberikan kesempatan pada para orangtua bisa saling belajar satu sama lain. Memberikan dukungan satu sama lain akan lebih berarti ketimbang menggurui. Bertutur katalah yang baik dan bersikaplah terbuka. Kalau memang terbukti gaya dan metode pengasuhan Anda adalah yang terbaik, boleh Anda membaginya kepada orang lain. "Anak-anak belajar dan meniru apa yang kita lakukan. Jadi mulailah dengan melakukan kebaikan, miliki kepercayaan diri, juga menunjukkan bahwa kita mampu dan tahu apa yang terbaik untuk keluarga," tandasnya.
selalu bisa dipraktikkan di rumah. Setiap anak
berbeda, dan orangtua pun harus mencari cara
terbaik yang cocok untuk keluarganya. Kunci
keberhasilan orangtua menghadapi dilema pengasuhan anak adalah percayakan pada insting. Psikolog dan Life Coach, Dr Lisa Kaplin mengatakan
cara terbaik mengatasi dilema pengasuhan anak
adalah dengan mengikuti insting Anda sebagai orang tua. Bagaimana mengatasi anak yang merengek, apakah sebaiknya anak tidur bersama orang tuanya atau terpisah, bagaimana cara mendisiplinkan anak? Orangtua tak perlu terlalu kaku mengikuti pendapat masyarakat atau apa kata pakar untuk menjawabnya. Berikan anak makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Di luar itu, orangtua boleh saja mencari informasi, opini, penelitian untuk menambah
wawasan dalam menjalankan peran sebagai orang tua. Namun jangan sampai orangtua justru jadi stres dengan semua pendapat itu, sementara tugas pengasuhan sendiri sudah cukup membuatnya frustasi. Kaplin yang juga adalah seorang ibu punya
caranya sendiri dalam mengatasi dilema pengasuhan. Misalnya saat bayi menangis, ia tak
pernah tahan berdiam diri. Ia memindahkan bayi
ke ayunan, atau suaminya menggendongnya,
mencurahkan kasih sayang sebentar lalu mengembalikannya lagi ke tempat tidur. Ia juga
tidak menidurkan bayi satu kasur dengannya. Karena tidur seranjang dengan bayi membuatnya tidak bisa tidur. Inilah caranya mengatasi dilema yang kerap
dihadapi orangtua, akan lain ceritanya dengan Anda. Menurut Kaplin, banyak buku parenting yang berkualitas, blog tentang pengasuhan anak juga
bertebaran. Namun tak semuanya bisa Anda
terapkan. Orangtua boleh saja membacanya namun terapkan cara terbaik yang paling masuk akal sesuai kebutuhan keluarga Anda, saran Kaplin. Apa yang bisa menciptakan ketenangan di keluarga? Gaya pengasuhan apa yang tepat? Untuk menjawabnya, percayakan pada diri Anda. Pengasuhan anak ibarat maraton yang melelahkan, namun Anda harus pintar-pintar menyimpan energi untuk tetap bisa mendampingi anak. Problemnya, Kaplin melanjutkan, dengan terlalu banyak pakar yang menyuruh orang tua melakukan sesuatu terhadap anaknya, orangtua
kemudian merasa telah berbuat kesalahan. Tiba-
tiba saja orangtua merasa terintimidasi kalau-kalau ia salah sikap anak akan tumbuh tak sesuai harapan. "Saya telah mengobservasi banyak orang tua
beberapa tahun ini (termasuk saya sendiri).
Kesalahan orangtua dalam pengasuhan justru
menambah bumbu dan kecanggungan saat
mendampingi anak tumbuh berkembang," tuturnya. Kaplin mengatakan, tak ada orangtua yang sempurna juga anak yang sempurna. Jika saat ini
masih banyak kesalahan, atau dalam skala 10 Anda baru bisa menuntaskan enam target pengasuhan untuk anak, percayalah suatu hari Anda akan lebih baik lagi. Hal lain yang juga perlu diperhatikan orang tua adalah sikap menghakimi atau mengkritisi pilihan
orang tua lain dalam mengasuh anak. "Urus urusan
pribadi saja. Rawat keluarga, diri sendiri, bertumbuhlah, belajar, tertawalah, bersenang-
senanglah dan stop menghakimi orang lain," ungkapnya. Perbedaan gaya pengasuhan justru memberikan kesempatan pada para orangtua bisa saling belajar satu sama lain. Memberikan dukungan satu sama lain akan lebih berarti ketimbang menggurui. Bertutur katalah yang baik dan bersikaplah terbuka. Kalau memang terbukti gaya dan metode pengasuhan Anda adalah yang terbaik, boleh Anda membaginya kepada orang lain. "Anak-anak belajar dan meniru apa yang kita lakukan. Jadi mulailah dengan melakukan kebaikan, miliki kepercayaan diri, juga menunjukkan bahwa kita mampu dan tahu apa yang terbaik untuk keluarga," tandasnya.