perasa-an iptek sebelum dipelajari berasal dari ketidak-tahuan akan sesuatu.(pikiran hanya TUHAN yg boleh tau(?))
napa orang brani nantang ketidak bolehan? takut masuk NERAKA(!)....
-----
pikirku asal ga ngerugikan sesama percaya dh ga bakalan dinerakakan. jangan takut belajar!
- n1 -
saran.
jangan nguping kalo ada guru lagi ngajarkan sesuatu ke muridnya. selain siswanya ikut belajar/mempelajari?... memungkinkan bisa keblinger tu siswa.
statement non/den ningsih agak sedikit mengelitik saya (pertentangan benarnya terjadi di dalam pemikiran dan hati saya)
sudah banyak saya memnbaca perdebatan soal pengetahuan manusia dan pengetahuan Sang Maha Sempurna, selalu menjadi topik hangat hampir di semua forum, yang tidak berakhir dan hilang bigitu saja..
berlanjut saya pada gejolak di hati saya :
perasa-an iptek sebelum dipelajari berasal dari ketidak-tahuan akan sesuatu.(pikiran hanya TUHAN yg boleh tau(?))
napa orang brani nantang ketidak bolehan? takut masuk NERAKA(!)
benar dan saya setuju itu sebagian....
ilmu pengetahuan dan
teknologi yang di pelajari dan yang di hasilkan..akan tetapi itu tidak termasuk dalam kata kurung hanya tuhan yang boleh tahu,karena ilmu pengetahuan sudah lama di jelaskan dalam al-qur'an (sesuai dengan kepercayaan saya)...kita manusia tinggal membaca dan mencari tahunya.
saya coba sedikit membagi pengetian ilmu yang sesuai dengan bahasan ini :
1). Ilmu aqliyah , dan 2). Ilmu naqliyah.
yang pertama : ilmu aqliyah : Ilmu yang merupakan suatu yang alami pada manusia, yang ia bisa menemukannya karena kegiatan berpikir(IPTEK saya golongkan ke ilmu ini)
dan yang ke dua : ilmu naqliyah : ilmu yang sumber keseluruhannya ialah ajaran-ajaran syariat dari al qur’an dan sunnah Rasul.
(sumber : (Nurcholis Madjid, 1984 : 310))
saya hubungkan ke thread ini :
"ilmu melihat kejadian besok" sedikit agak tidak detail apakah ilmu prediksi seperti melihat prakiraan cuaca atau yang lain, tetapi balasan dari forum mengarah ke pada ilmu kebatinan yang bisa melihat apa yang akan terjadi pada hidup kita sedetik atau besok harinya, jika di lihat dari pengertian ilmu di atas kita tidak menemukan suatu ilmu apapun yang bisa memperlihatkan kejadian kedepan kepada kita, tidak melalui ilmu yang berdasarkan pemikiran maupun ilmu yang datang dari Firman sang Illahi.
tidak ada ganjaran neraka bagi orang-orang yang belajar dan menuntut ilmu :
AL qur;’an surat AL Mujadalah ayat 11 yang artinya:
“ALLah meninggikan beberapa derajat (tingkatan) orang-orang yang berirman diantara kamu dan orang-orang yang berilmu (diberi ilmupengetahuan).dan ALLAH maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”
akan tetapi ilmu yang bagaimana yang dimaksud pada ayat ini?ilmu yang tidak mempersekutukanNYA,ilmu yang di ridhoi olehNYA.
dan ada ganjaran untuk ilmu-ilmu yang menyimpang dari itu "ALLAH maha mengetahui apa yang kamu kerjakan."
dan apakah ilmu untuk melihat masa depan itu adalah ilmu yang di peroleh melalui ridhonya dan di ajarkan dalam wahyuNYA?
pikirku asal ga ngerugikan sesama percaya dh ga bakalan dinerakakan. jangan takut belajar!
benar itu non/den asal tidak merugikan orang lain dan diri sendiri...kalau kita hubungkan ke "ilmu melihat masa depan" apakah ilmu ini tidak merugikan orang lain?jawabannya tergantung yang menggunakan..jawaban klise menurut saya...apakah merugikan diri sendiri?tergantung yang menggunakan...dan saya yakin hati kecil kita sudah menjawab pertanyaan saya diatas, tentunya dengan jawaban yang benar.
non/den..jangan pernah ada kata pasti untuk yang kita tidak tahu sama sekali, masalah surga dan neraka itu adalah urusan Sang Maha pencipta, begitu juga dengan masa depan, jangan lewati kodrat kita sebagai manusia, tidak seujung kuku kita di beri pengetahuan.
dan saya pengen tahu non/den ningsih : apa landasan dan panutan dari ilmu melihat masa depan ini?
dan yang terakhir : saya teringat seorang dosen saya sempat berbicara begini : "anda tidak anak kecil lagi yang mengikuti apa yang saya ajarkan dengan hanya menjawab iya dan anggukan kepala saja, saya tetaplah seorang manusia yang mempunyai kekhilafan, dan anda sebagai seseorang yang mempunyai pemikiran bertanggung-jawab untuk meluruskan itu,"
