Kalina
Moderator
Iran sepertinya tidak terpengaruh ancaman sanksi DK PBB. Kemungkinan dijatuhkannya sanksi tambahan atas Negeri Para Mullah tersebut tidak membuat pemerintahan Presiden Mahmoud Ahmadinejad gentar. Seperti biasa, Ahmadinejad menganggap semua itu sebagai gertakan. Pendapat sama dilontarkan mantan Presiden Iran Akbar Hashemi Rafsanjani.
"Rakyat Iran selalu waspada dan siap membela hak mereka sampai akhir," seru presiden nonulama pertama Iran itu dari Kota Gilan, kawasan utara Iran, Jumat. Menurut dia, rakyat Iran tidak akan tunduk kepada kemauan penindas. Dia mengatakan, jika Iran menyerah, para penindas makin gencar beraksi. Karena itu, Ahmadinejad mengimbau agar warganya melawan.
"Jika hanya ada sejumlah kecil negara yang percaya program nuklir Iran bertujuan damai, tidak masalah. Itu terjadi karena pengaruh budaya agresif dan arogan negara-negara kuat," lanjut mantan komandan Garda Revolusi tersebut seperti dikutip kantor berita pemerintah IRNA.
Pada hari yang sama, Rafsanjani juga menunjukkan perlawanan. Namun, mantan presiden yang dikenal moderat itu lebih mengarahkan protesnya kepada DK PBB. Dia mengimbau agar DK PBB tidak terbujuk skenario penambahan sanksi, tapi lebih mengutamakan jalur perundingan. "Kami menyarankan mereka kembali ke meja perundingan. Kami siap memberikan jaminan apa pun yang mereka butuhkan," kata Rafsanjani.
Kepada jamaah salat Jumat di Teheran, Rafsanjani mengatakan, negara-negara Barat tidak akan berhasil menekan Iran lewat jalur kekerasan. "Mereka (negara-negara Barat) siap menerapkan sanksi baru yang lebih berat. Tapi, semua itu tidak akan berhasil. Sebab, dengan cara tersebut, mereka justru menciptakan lebih banyak masalah bagi diri mereka, kawasan mereka, dan dunia," tegasnya.
"Rakyat Iran selalu waspada dan siap membela hak mereka sampai akhir," seru presiden nonulama pertama Iran itu dari Kota Gilan, kawasan utara Iran, Jumat. Menurut dia, rakyat Iran tidak akan tunduk kepada kemauan penindas. Dia mengatakan, jika Iran menyerah, para penindas makin gencar beraksi. Karena itu, Ahmadinejad mengimbau agar warganya melawan.
"Jika hanya ada sejumlah kecil negara yang percaya program nuklir Iran bertujuan damai, tidak masalah. Itu terjadi karena pengaruh budaya agresif dan arogan negara-negara kuat," lanjut mantan komandan Garda Revolusi tersebut seperti dikutip kantor berita pemerintah IRNA.
Pada hari yang sama, Rafsanjani juga menunjukkan perlawanan. Namun, mantan presiden yang dikenal moderat itu lebih mengarahkan protesnya kepada DK PBB. Dia mengimbau agar DK PBB tidak terbujuk skenario penambahan sanksi, tapi lebih mengutamakan jalur perundingan. "Kami menyarankan mereka kembali ke meja perundingan. Kami siap memberikan jaminan apa pun yang mereka butuhkan," kata Rafsanjani.
Kepada jamaah salat Jumat di Teheran, Rafsanjani mengatakan, negara-negara Barat tidak akan berhasil menekan Iran lewat jalur kekerasan. "Mereka (negara-negara Barat) siap menerapkan sanksi baru yang lebih berat. Tapi, semua itu tidak akan berhasil. Sebab, dengan cara tersebut, mereka justru menciptakan lebih banyak masalah bagi diri mereka, kawasan mereka, dan dunia," tegasnya.