Indonesia Akt: Ayu Dewi

Kalina

Moderator
125462large.jpg


Meski Ayu Dewi Mengawali Karir Jadi Model

JAKARTA - Nama Ayu Dewi, 25, memang belum setenar Bunga Citra Lestari di dunia hiburan. Tapi, kemunculan gadis berwajah oriental itu memberi warna tersendiri. Bicaranya blak-blakan, tingkahnya kocak, dan tidak malu-malu saat di depan kamera. Karirnya dimulai di bidang modeling. Tapi, dia kini justru lebih sering diminta sebagai presenter dan mengisi acara komedi.

Dia menjadi pemain di tayangan komedi Tawa Sutra. Selain itu, gadis kelahiran Jakarta tersebut menjadi presenter di beberapa acara. Dulu, saat wajah uniknya menghiasi majalah fashion, tidak terlihat bahwa Ayu ternyata orang yang heboh saat berbicara. Kalau bertemu langsung, barulah karakter itu terlihat. Apa yang dia ucapkan selalu membuat orang di sekitarnya tertawa.

''Kata orang, wajah saya itu bikin ketawa orang. Padahal, diem lho, nggak ngomong,'' katanya saat ditemui dalam acara peluncuran film barunya, Tiran: Mati di Ranjang, di FX Senayan kemarin (29/3).

Alhasil, dia sering mendapat peran kocak. Begitu juga perannya di film Tiran. Dia diminta menjadi janda keturunan Tionghoa. Dia dituntut untuk membuat orang takut, meski aktingnya tetap bertingkah lucu.

''Susah, kan? Nggak ngerti, kan? Makanya, saya juga bingung. Sutradara minta, pokoknya saya harus bisa mengajak penonton merasa ketakutan karena ada setan. Padahal, bawaan saya itu ngajak orang tertawa. Saya juga tipe orang yang nggak takut setan,'' ujarnya.

Sebelum di film Tiran, dulu dia berakting di film besutan Djenar Maesa Ayu berjudul Mereka Bilang Saya Monyet. Di film itu perannya cukup serius. Tapi, belakangan dia lebih sering terlibat dalam proyek yang membawanya ke image seorang komedian.

''Saya sih tidak mengklaim diri saya seperti itu ya. Yang diakui adalah passion saya yang selalu ingin membuat orang tertawa. Tapi, kayaknya sih arahnya ke situ deh. Saya akan dikenal sebagai komedian. Nggak apa-apa lah,'' ujarnya.

Lebih lanjut dia berkata, dirinya merasa gagal kalau tingkah atau bicaranya tidak berhasil membuat orang tertawa. Passion itulah yang membuat dia berani mengambil keputusan untuk berhenti dari karir di bidang modeling, lalu menekuni dunia presenting dan akting.

''Saya jadi model mulai 2006. Selama itu, saya berdoa supaya kaki saya bertambah panjang agar karir terus meningkat. Eh, ternyata nggak panjang juga. Ya sudah, saya memutuskan jadi MC karena ternyata saya suka ngomong,'' ucapnya.

Ketika mengisi banyak acara komedi, teman-teman terdekatnya memberi dia peringatan. ''Kayaknya kamu harus bersiap-siap jadi jomblo deh tiga tahun. Soalnya, jarang ada pria yang mau sama komedian," kata teman-temannya tersebut.

Dia pun sadar akan hal itu. Sebab, di depan kamera Ayu sering bertingkah tak keruan. Tapi, perempuan yang masih berstatus jomblo itu berharap, ungkapan teman-temannya tersebut tak jadi kenyataan.

Memang kapan target menikah? ''Target menikah? Saya punyanya target untuk punya apartemen dan kos-kosan. Kan lumayan, bisa dapat dolar,'' ucapnya.
 
Bls: Indonesia Akt: Ayu Dewi

Ayu Dewi : My Passion is Film, My Air to Breath is Presenting

ayu-dewi-head.jpg


Menjadi foto model, MC atau presenter adalah hal yang sudah biasa dilakukan Ayu Dewi. Namun kali ini ada hal yang berbeda dilakukan oleh pembawa acara Espresso di salah satu stasiun televisi swasta tersebut. Dewi mencoba menjadi bos pemilik toko furniture dan mengganti namanya menjadi Cik Lisye. Semua itu terjadi dalam film Tiran, film produksi Maxima Pictures yang digarap oleh Arie Azis.

Dalam perannya Dewi menunjukkan jika dirinya bisa berakting dengan baik. Meskipun ia mengaku kesulitan dengan karakter yang ia mainkan menjadi wanita 35 tahun, judes, cerewet, dengan gaya bicaranya yang nyeleneh, namun selalu mengundang gelak tawa.

“Awalnya peranku jadi anak kost, namun ada perubahan sampai akhirnya aku jadi pengusaha furniture,” jelas dengan sedikit gayanya yang mengundang tawa para wartawan saat ditemui di FX Jakarta (29/03). “Yang paling susah dan menantang pas aku harus menyanyi dengan bahasa china dan harus membuat orang takut saat aku beradegan ketakutan melihat setan,” lanjutnya.

Alih-alih membuat takut tapi ia justru harus sampai dua kali take karena orang-orang saat itu malah tertawa melihatnya. Namun hasilnya ia berhasil meyakinkan penonton dengan perannya. Ya, selain menjadi tokoh sentral pengocok perut dengan segala kekonyolan dan logatnya bicaranya, Dewi juga berhasil menunjukkan jika ia bisa serius dan menjalankan perannya dengan baik.

Bermain film memang bukan hal yang baru untuk Dewi. Sebelumnya ia pernah bermain dalam film Jangan Bilang Saya Monyet! walaupun tidak sebanyak scene dalam film Tiran ini. Meskipun ia lebih akrab dengan dunia presenting, namun menurutnya ia sudah jatuh cinta dengan film. “My passion is film, my air to breath is presenting,” aku wanita pengagum Tio Pakusadewo ini menutup pembicaraan.
 
Back
Top