Kalina
Moderator
Perjalanan Panjang Aziz Menuju Kepopuleran
Ngomong Gagap Hoki Muhammad Aziz
Ada banyak jalan menuju ketenaran. Ada yang menghalalkan segala cara, ada juga yang memilih berjuang habis-habisan dari bawah. Komedian yang kini naik daun, Aziz Gagap, memilih jalan kedua.
---
PRIA 37 tahun itu menempuh jalan yang tidak mulus untuk mencapai kepopuleran yang dimilikinya sekarang. Segala macam pekerjaan yang menurutnya halal, pernah dilakoni. Meski susah, Aziz mensyukuri proses menuju ketenaran itu.
Sejak awal, pemilik nama lengkap Muhammad Aziz itu sudah tertarik dunia komedi. Pria asli Betawi itu memulai kiprah melawak lewat pertunjukan lenong pada 1991. "Saya rajin tampil dari kampung ke kampung, kelurahan ke kelurahan," paparnya ketika ditemui kala syuting the Promotor di studio Warna-Warni, Kelapa Gading, Jumat (15/1).
Sebagai pemain lenong, bayaran yang diterima tidak banyak. Hanya Rp 25 ribu. Padahal, Aziz harus manggung mulai pukul 20.00 hingga dini hari. Namun, itu semua dilakoni dengan sepenuh hati. "Mungkin karena saya memang suka ngelawak ya," ujarnya.
Namun, lambat laun Aziz merasa perlu mencari pekerjaan lain. Pemasukannya tidak cukup untuk hidup. Dia mulai bekerja serabutan. Dia mencoba berdagang sayuran dan buah. Dia juga mencoba menjadi peternak, pengamen di kereta dan bus hingga tukang ojek. Dia pernah memiliki kios dagang. Tapi, itu hanya bertahan empat bulan. "Alhamdulillah, setelah itu bangkrut," ujarnya lantas terbahak.
Bukan Aziz namanya jika menyerah pada nasib. Bermodal Rp 200 ribu, dia membuka usaha badut pesta bersama rekannya. Brosur ditempel di plang jalan-jalan untuk promosi. Seminggu berjalan, belum ada panggilan. Minggu berikutnya juga sama. Aziz pun menyambangi plang-plang yang ditempeli brosur. "Eh, ternyata plangnya sudah diambil kamtib. Pantesan gak ada panggilan sama sekali," ujar Aziz.
Banyak saingan usaha itu pun akhirnya tergerus. Pelawak kelahiran 22 Desember 1973 itu akhirnya memutuskan melawak lagi. Kali ini tujuannya ke stasiun televisi satu-satunya saat itu, TVRI. Tidak hanya melawak, dia juga bermain drama. Meski roda kehidupannya belum berputar ke arah yang lebih baik, Aziz belum kehilangan semangat. Dia terus berupaya memajukan karir. Aziz mulai sering menjadi figuran di berbagai acara lawakan. Sosoknya menarik perhatian seorang penulis script, Pak Irman. Dialah yang pertama menyarankan peran gagap kepada Aziz.
"Begitu beliau usulkan peran gagap, saya nggak yakin. Waktu itu sudah ada Nur Tompel yang perannya juga gagap. Tapi, Pak Irman ngeyakinin saya," ungkap anak kedelapan dari sembilan bersaudara itu.
Dari situ Aziz memulai peran gagap tersebut. Dia kerap tampil di televisi. Namun, sekali lagi, roda kehidupannya belum beranjak. Aziz pun kembali terpikir mencari kerja sampingan, yakni menjadi kontraktor pada 1999. "Tapi itu juga nggak berhasil. Mungkin jiwanya memang di seni ya," lanjutnya.
Aziz kembali aktif melawak dengan peran gagapnya di berbagai acara televisi, meski hanya menjadi figuran atau bintang tamu. Saking seringnya dia tampil, pelawak kawakan Mamiek Prakoso pun tertarik. Mamiek lalu mengajak Aziz bermain di Srimulat. Dari Mamiek, Aziz belajar banyak soal pola lawakan.
Sekitar 2002, Aziz bersama rekan-rekannya, Budi Anduk dan Kiwil, yang berada dalam satu manajemen, sepakat membikin sebuah acara komedi di Indosiar. Judulnya Capek Deh. Di situ Aziz menjadi penulis sekaligus pengatur lagu. Sejak saat itu, karirnya mulai menanjak. Dia bermain dalam sejumlah acara komedi. Mulai Tawa Sutra, OSIS (Orang Senyum Itu Sehat), Klinik 24 Jam, hingga akhirnya bermain dalam acara komedi yang melambungkan namanya Opera Van Java yang tayang di Trans7. Di acara tersebut Aziz akhirnya mendapat surat kontrak setelah sebelumnya harus puas dengan status bintang tamu.
Sekarang tawaran kerja mengalir deras untuknya. Yang terkini, dia disibukkan dengan program music live, Derings bareng Okky Lukman dan Sandra Dewi. Aziz bersama rekan-rekan artis lain, juga memandu acara the Promotor di Trans TV. Undangan untuk memiliki show sendiri pun datang. Setiap Sabtu dan Minggu, Aziz membawakan acara talk show yang memasang namanya, Beauty and Aziz di Trans7.
Semua acara itu dibawakan dengan mengandalkan gaya bicara gagap. Sepuluh tahun lebih mencari uang dengan gaya bicara seperti itu, kini Aziz merasa tak kesulitan membedakan dengan obrolan di kehidupan nyata. "Sudah biasa ya. Langsung refleks tahu kapan harus gagap dan kapan nggak," katanya.
Menjalani kesibukannya sekarang, Aziz pun tak henti bersyukur. "Alhamdulillah, akhirnya sampai juga di titik ini," imbuhnya lantas tersenyum.