Indonesia Akt: Luri AFI

luri_situs.jpg


SURABAYA | SURYA Online - Kegembiraan yang dirasakan Arjuna Prima, 23, lantaran kelahiran anak pertamanya, Shifardy Satrio SA rupanya hanya berlangsung delapan hari. Minggu (11/1) malam, suasana hatinya berganti duka lantaran kepergian sang istri, Luri Dini Ayu Salfitri.

Finalis Akademi Fantasi Indosiar (AFI) 2005 ini meninggal di RSU dr Soetomo pukul 23.15 WIB setelah menjalani perawatan sejak Jumat (9/1). “Saya tidak pernah memiliki firasat apa-apa. Setelah operasi caesar, dia juga tidak pernah mengeluh sakit sama sekali,” ujar Joko Lukito, 64, ayahanda Luri yang belakangan lebih sering berada di RSI Haji menunggu istri tercintanya yang berbaring sakit.

Luri yang selama ini mukim bersama Dea Mirella (kakak kandung Arjuna) di Jakarta, akhir 2008 lalu pulang ke Surabaya untuk prosesi tujuh bulan kehamilannya. Tetapi, kembali ke rumah membuat perempuan kelahiran 25 November 1985 itu merasa sreg berada di Surabaya. Sehingga dia berubah pikiran, ingin melahirkan anak pertamanya di Surabaya.

Tapi, saat melakukan pemeriksaan atas kandungannya yang baru berumur 8,5 bulan di RS DKT Gubeng Pojok, Sabtu (3/1), Luri mendapat informasi adanya kelainan. “Dokter bilang ada pengapuran pada tali plasenta Luri. Air ketuban keruh dan terhitung sisa sedikit untuk melahirkan,” papar Arjuna.

Akhirnya, hari itu diputuskan Luri menjalani operasi caesar di RS DKT Gubeng Pojok. Operasi berjalan lancar dan kondisi kesehatan Luri baik. Malah, sampai di rumah Luri sempat menyusui Satrio. Bahkan, dia juga menyukai perannya sebagai ibu dengan menggendong dan mencuci popok Satrio, serta berbelanja ke pasar bersama Arjuna.

Selang empat hari kemudian, Rabu (7/1), Luri mengeluh sakit kepala. Puncaknya, Jumat (9/1) Luri merasa matanya kabur. Tak hanya itu, dia juga mengalami kejang sembilan kali di rumah serta tiga kali di taksi dalam perjalanan ke Instalasi Rawat Darurat (IRD) RSU dr Soetomo.

Sampai di rumah sakit, tindakan resusitasi diberikan kepada Luri untuk menstabilkan kondisinya dengan mengembalikan fungsi pernafasan terlebih dulu. Sebab, Luri dalam keadaan tidak sadar. Berikutnya, Luri dibawa ke ruang observasi lantai tiga IRD.

Arjuna yang menjaga Luri berusaha mengajak istrinya bicara. “Dia tidak sadar, tetapi ketika saya bisikkan kata-kata supaya bertahan, air mata Luri menetes meski matanya keadaan terpejam,” tutur Arjuna.

Keadaan Luri tidak mengalami kemajuan ketika berada di rumah sakit. Kondisinya menurun terus, keterangan dokter yang diterima Arjuna, organ tubuhnya yang berfungsi hanya jantung. Ketika masuk IRD, tekanan darah tinggi Luri mencapai 175 mm/Hg. Sehingga, terjadi pembengkakan pada otaknya.

Dokter menyatakan Luri mengalami keracunan kehamilan (pre eklamsia). Situasi yang tak tertahankan itu akhirnya membuat Luri meninggalkan Arjuna, Satrio, dan seluruh keluarga untuk selama-lamanya.

Situasi yang sangat berat bagi keluarga Arjuna. Pasalnya, sang ibu (Harini), dirawat di RSI Haji Surabaya sejak 22 Desember lalu lantaran pendarahan otak. Harini belum diberitahu tentang Luri sebab keadaanya belum stabil 100 persen.
Dada Arjuna kian sesak, karena Senin (12/1), Satrio masuk RS DKT Gubeng Pojok lantaran sakit kuning yang dideritanya. Satrio masuk rumah sakit empat jam sebelum jenazah ibunya dimakamkan.

Derai tangis Arjuna tiada henti selama menemani jenazah istrinya disemayamkan di rumah orangtua Luri, Rungkut Asri Utara Rungkut Lor II J/33. Begitu pula ketika almarhumah disalatkan di Masjid Al Magfiroh, kompleks perumahan Rungkut Asri.

Sepanjang prosesi pemakaman di Makam Islam Boto Putih, Kelurahan Kalirungkut, Arjuna harus dipapah Edwin Haluoleo Agus Mokodompit (Leo) dan Anjar Boedojo, sesama peserta Akademi Fantasi Indosiar (AFI) 2005. Tampak pula di antara mereka anggota AFI lainnya, seperti Ismail Rojali (Smile) AFI I, Indri, Bojes, dan Fibri.

Lurid dan Arjuna dikenal masyarakat berkat kompetisi menyanyi yang diselenggarakan Indosiar. Benih cinta pun tumbuh selama mereka dikarantina. Pernikahan yang mengikat rasa cinta di antara kedua penyanyi muda ini dilaksanakan 16 Agustus 2007.

“Saya tidak pernah menyangka, Luri meninggal seperti ini. Dia selalu tampak sehat. Kadang asmanya kambuh usai dia menangis saja,” kenang Arjuna. Firasat terasa ketika Luri meminta Arjuna tidur di sampingnya sehari sebelum dia masuk rumah sakit. Beberapa saat sebelum istrinya meninggal, Arjuna bermimpi Luri mencabut semua alat bantu pernafasan dan infus lalu menghampirinya.

Menurut penuturan Dea Mirella, bagi Arjuna sosok Luri sangat berarti bagi lelaki kelahiran 4 Maret 1985 itu. “Luri sangat memahami Arjuna. Keduanya saling membantu satu sama lain,” ucap Dea.

Selama dua tahun belakangan, Luri dan Arjuna tinggal serumah dengan Dea yang kini hidup berdua bersama Melody. Apalagi Melody sangat dekat dengan Luri. “Luri itu kan gayanya seperti anak kecil, dia suka bermain boneka dengan Melody,” ujar Dea.

Tidak heran, Luri berangan memiliki anak perempuan. Selebihnya, Dea mengingat Luri sebagai orang yang enerjik, rajin, cinta keluarga, agak tidak percaya diri, disiplin dengan keuangan, dan bisa menempatkan diri di mana saja dia berada. ida


http://www.surya.co.id
 
Re: Luri AFI Hanya 8 Hari Jadi Ibu

Saya Turut berduka cita, semoga keluarga yang ditinggalkan mendapat ketegaran dari Yang Maha Kuasa.
 
Re: Luri AFI Hanya 8 Hari Jadi Ibu

saya ikut berduka cita yang mendalam untuk keluarga yang ditinggalkan...

pesan yang mungkin terkandung dari berita ini kita harus menjaga dan melindungi orang yang kita sayangi dari jauh hari, jaga kesehatannya dan kesehariannya
 
Re: Luri AFI Hanya 8 Hari Jadi Ibu

betul pak presiden,semoga segala amal nya di terimah di sisi nya
emang betul jodoh, rezki, maut di tangan tuhan >:'(>:'(
umur orang tidak ada yang tahu>:'(betul kata ayam
 
Back
Top