nurcahyo
New member
Indonesia Belajar Berantas Korupsi dari Korsel
Kapanlagi.com - Berbagai kesepakatan dan MOU termasuk kerjasama upaya pemberantasan korupsi akan ditandatangani selama lawatan Presiden Korea Selatan Roh Moo-hyun ke Indonesia pada 2 sampai 5 Desember, 2006.
Dubes Korsel Lee Sun-jin di depan para pimpinan media, di Jakarta, Kamis, mengemukakan bahwa pertemuan antara kedua kepala negara tentu saja akan terfokus pada upaya peningkatan kerjasama bilateral, walaupun tidak tertutup kemungkinan untuk mambahas isu-isu lainnya seperti keamanan regional atau kelanjutan penyelesaian silang-pendapat tentang program nuklir Korea Utara.
Menurut catatan, berdasarkan kesepakatan yang dicapai September 2005, Korut pada prinsipnya bersedia menghentikan program nuklirnya dengan imbalan bantuan pangan dan jaminan keamanan.
Namun kemudian Korut menarik diri dari pertemuan enam pihak (six party talk) yang beranggotakan Amerika Serikat, Cina, Jepang, Korsel, Korut dan Rusia dan bersedia kembali ke meja perundingan setelah melakukan ujicoba bom nuklirnya Oktober lalu.
Di bidang upaya pemberantasan korupsi, menurut Dubes, praktek-praktek korupsi yang terjadi di Indonesia, kira-kira mirip seperti yang terjadi di Korsel sekitar 15 tahun lalu. "Kami siap saja berbagi pengalaman (dalam pemberantasan korupsi-red) dengan Indonesia," ujarnya.
Naskah MOU tentang kerjasama pemberantasan korupsi akan ditandatangani antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan mitranya, lembaga sejenis di Korsel.
Sementara di bidang pertahanan, menurut Lee Sun-jin, kerjasama RI-Korsel walaupun tidak dipublikasikan secara luas, telah terjalin cukup lama. Keikutsertaan 20 industri militer Korsel pada pameran alat-alat pertahanan IndoDefence yang berlangsung di Jakarta minggu lalu, menurut dia, juga menunjukkan tekad Korsel untuk meneruskan kerjasama di bidang ini.
Menurut catatan, TNI-AL juga mengoperasikan sejumlah kapal perang buatan negeri 'ginseng' itu seperti jenis kapal pendarat dan pengangkut tank (LST) serta Korvet (kapal pengawal).
Di bidang energi, sambungnya, Korsel yang merupakan negara terdepan dalam pemanfaatan energi nuklir, juga siap bekerjasama dengan Indonesia, tentu saja juga untuk program pengembangan energi lainnya seperti eksplorasi minyak dan LNG serta pengembangan bio energi.
Ia menambahkan, berbagai kesepakatan yang merupakan bagian dari program kemitraan strategis antara kedua negara antara lain mencakup pembentukan forum kehutanan, forum energi, kerjasama peningkatan kualitas SDM pekerja Indonesia, penciptaan pemerintahan yang baik (good governance), investasi dan bisnis terus dikembangkan antara kedua negara.
Kapanlagi.com - Berbagai kesepakatan dan MOU termasuk kerjasama upaya pemberantasan korupsi akan ditandatangani selama lawatan Presiden Korea Selatan Roh Moo-hyun ke Indonesia pada 2 sampai 5 Desember, 2006.
Dubes Korsel Lee Sun-jin di depan para pimpinan media, di Jakarta, Kamis, mengemukakan bahwa pertemuan antara kedua kepala negara tentu saja akan terfokus pada upaya peningkatan kerjasama bilateral, walaupun tidak tertutup kemungkinan untuk mambahas isu-isu lainnya seperti keamanan regional atau kelanjutan penyelesaian silang-pendapat tentang program nuklir Korea Utara.
Menurut catatan, berdasarkan kesepakatan yang dicapai September 2005, Korut pada prinsipnya bersedia menghentikan program nuklirnya dengan imbalan bantuan pangan dan jaminan keamanan.
Namun kemudian Korut menarik diri dari pertemuan enam pihak (six party talk) yang beranggotakan Amerika Serikat, Cina, Jepang, Korsel, Korut dan Rusia dan bersedia kembali ke meja perundingan setelah melakukan ujicoba bom nuklirnya Oktober lalu.
Di bidang upaya pemberantasan korupsi, menurut Dubes, praktek-praktek korupsi yang terjadi di Indonesia, kira-kira mirip seperti yang terjadi di Korsel sekitar 15 tahun lalu. "Kami siap saja berbagi pengalaman (dalam pemberantasan korupsi-red) dengan Indonesia," ujarnya.
Naskah MOU tentang kerjasama pemberantasan korupsi akan ditandatangani antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan mitranya, lembaga sejenis di Korsel.
Sementara di bidang pertahanan, menurut Lee Sun-jin, kerjasama RI-Korsel walaupun tidak dipublikasikan secara luas, telah terjalin cukup lama. Keikutsertaan 20 industri militer Korsel pada pameran alat-alat pertahanan IndoDefence yang berlangsung di Jakarta minggu lalu, menurut dia, juga menunjukkan tekad Korsel untuk meneruskan kerjasama di bidang ini.
Menurut catatan, TNI-AL juga mengoperasikan sejumlah kapal perang buatan negeri 'ginseng' itu seperti jenis kapal pendarat dan pengangkut tank (LST) serta Korvet (kapal pengawal).
Di bidang energi, sambungnya, Korsel yang merupakan negara terdepan dalam pemanfaatan energi nuklir, juga siap bekerjasama dengan Indonesia, tentu saja juga untuk program pengembangan energi lainnya seperti eksplorasi minyak dan LNG serta pengembangan bio energi.
Ia menambahkan, berbagai kesepakatan yang merupakan bagian dari program kemitraan strategis antara kedua negara antara lain mencakup pembentukan forum kehutanan, forum energi, kerjasama peningkatan kualitas SDM pekerja Indonesia, penciptaan pemerintahan yang baik (good governance), investasi dan bisnis terus dikembangkan antara kedua negara.