spirit
Mod
Jakarta - BlackBerry pernah begitu dipuja di Indonesia. Tak pelak, ketika BlackBerry berevolusi di tengah himpitan bisnis yang semakin kencang, Indonesia ditunjuk menjadi ujung tombak utama.
Seperti diketahui, BlackBerry tengah mengubah model bisnisnya menjadi sistem outsource, dimana pengembangan dan desain smartphone yang menggunakan merek BlackBerry akan dilakukan oleh pihak lain. Sementara BlackBerry selanjutnya hanya menerima royalti dari penjualannya.
Ralph Pini, COO and General Manager of Devices BlackBerry menjelaskan, perangkat lunak akan menjadi yang utama pada bisnis BlackBerry.
"Kami telah menerapkan arah strategis baru untuk bisnis Mobility Solutions kami, berfokus pada pengembangan dan lisensi perangkat lunak perangkat kami yang aman, serta merek BlackBerry. Kami sangat bersemangat tentang arah masa depan perusahaan kami," ujarnya kepada detikINET, Jumat (30/9/2016).
Untuk mewujudkan era baru tersebut, langkah pertama yang dilakukan BlackBerry adalah perjanjian lisensi merek yang baru. Dimana di Indonesia mereka membentuk usaha patungan atau joint venture dengan PT BB Merah Putih.
"Sudah sepatutnya Indonesia adalah pasar pertama di mana kita melisensi perangkat lunak kami, sebagai negara yang secara historis merupakan pasar terbesar BlackBerry untuk perangkat dan, sejauh ini, yang paling besar untuk messaging software BBM yang kita ciptakan. Indonesia merupakan pasar yang sangat penting bagi BlackBerry," ungkap Ralph.
Selanjutnya ke depan, BlackBerry akan fokus pada kekuatan mereka yang tersisa: software dan solusi keamanan. "Dan yang bisa saya katakan adalah, BlackBerry seri DTEK50 telah beroperasi di bawah model baru ini," lanjutnya.
Sayang, Ralph enggan cerita lebih lanjut tentang nasib perangkat BlackBerry lain yang belakangan ramai dirumorkan, seperti seri DTEK60 atau yang kerap disebut sebagai BlackBerry Android Argon.
"Berkaitan dengan perangkat lain, hari ini kita tidak akan mengomentari roadmap masa depan Mobility Solutions. Perangkat bermerek BlackBerry dengan software aman kami akan tersedia di pasar melalui berbagai saluran," tandasnya.
Sistem lisensi BlackBerry sendiri sudah dilakukan dengan vendor ponsel Indonesia, TiPhone dengan perusahaan baru bernama BB Merah Putih. BB Merah Putih ini akan membuat dan memprodusi handset BlackBerry dengan sistem operasi Android untuk pasar Indonesia.
Melalui perusahaan itu, mereka akan memproduksi BlackBerry Android di pabrik Delta Silikon, Cikarang. Pabrik ini yang menempati area seluas 7.000 meter persegi di fase pertama itu akan memiliki kapasitas enam lini produksi dengan 300.000 unit smartphone per bulan pada enam bulan pertama.
Pabrik ini dioperasikan PT Adi Reka Mandiri dimana kepemilikannya dikuasai TiPhone dan perusahaan manufaktur elektronik asal Taiwan, Arima Communication Corporation. TiPhone sendiri di Indonesia, sebagian sahamnya dikuasai oleh PINS Indonesia, anak usaha Telkom.
Seperti apa rupa dan harga dari BlackBerry Android tersebut? Corporate Secretary Tiphone, Semuel Kurniawan, mengklaim bahwa bentuknya akan sangat bagus untuk ukuran smartphone kelas menengah.
"Bentuknya bagus. Untuk pasar mid-end. Harganya nanti di bawah Rp 3 juta," ungkap Semuel saat berbincang dengan detikINET di Jakarta, Kamis (29/9/2016). (ash/fyk)
~detik.com