nurcahyo
New member
Indonesia Segera Bangun PLTN
Ima (Antara) (Kompas Cyber Media)
Indonesia dipastikan tahun 2010-2025 secara bertahap membangun empat unit pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), masing-masing berkapasitas 1.000 MW - 1.200 MW, sebagai pembangkit alternatif guna mengatasi ketersediaan BBM yang dikhawatirkan menipis dan harganya meningkat.
"Untuk tahap awal dibangun satu unit pembangkit di kawasan Gunung Muria, Jepara, Jawa Tengah, dan surveinya sudah dilakukan sejak lama," kata Kepala Sub Bidang Pelaksana Produksi Badan Tenaga Nuklir Nasional, Eko Hatmo, di Padang, Sabtu (5/8).
Pembangkit listrik di Indonesia yang hampir 63 persen menggunakan bahan bakar minyak dinilai tidak banyak menguntungkan, bahkan negara akan kelabakan jika harga minyak naik.
Menurut Eko, pembangkit alternatif diantaranya bersumber dari energi nuklir itu sangat dibutuhkan, sementara sumber energi dari batubara tidak siap.
Selain itu, ketersediaan bahan baku air tidak banyak karena daerah tangkapan air banyak yang rusak, apalagi stok gas sedikit dan justru sebagian untuk diekspor. "Indonesia memiliki cadangan nuklir yang cukup banyak, sementara penguasaan teknologinya sudah dilakukan lebih 25 tahun sehingga pemanfaatkan energi nuklir itu mendesak dilakukan," ujarnya.
Eko menyebutkan, cadangan nuklir cukup besar berada pada belasan tempat seperti di Kalang, Kalimantan. PLTN itu mendesak dibangun, karena dalam jangka panjang penggunaan bahan bakar nuklir akan lebih murah sekaligus mengatasi keterbatasan BBM.
Saat ini, sambung Eko, pemerintah sudah mengalokasikan pembangunan tiga tapak PLTN terpilih di kawasan Semenanjung Muria yakni di Ujung Lemah Abang, di Ujung Grenggengan dan di Ujung Watu.
Untuk pembangunan awal, kata Eko, jelas membutuhkan biaya yang cukup besar, dan terkait membiayai karena tingkat pengamanan yang cukup tinggi dan butuh pengamanan berlapis. "Namun diharapkan keberadaan PLTN itu pada tahun 2011 sudah dapat beroperasi, sehingga Indonesia sudah dapat memenuhi keterbatasan BBM untuk pembangkit listrik," tambahnya.
Ima (Antara) (Kompas Cyber Media)
Indonesia dipastikan tahun 2010-2025 secara bertahap membangun empat unit pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), masing-masing berkapasitas 1.000 MW - 1.200 MW, sebagai pembangkit alternatif guna mengatasi ketersediaan BBM yang dikhawatirkan menipis dan harganya meningkat.
"Untuk tahap awal dibangun satu unit pembangkit di kawasan Gunung Muria, Jepara, Jawa Tengah, dan surveinya sudah dilakukan sejak lama," kata Kepala Sub Bidang Pelaksana Produksi Badan Tenaga Nuklir Nasional, Eko Hatmo, di Padang, Sabtu (5/8).
Pembangkit listrik di Indonesia yang hampir 63 persen menggunakan bahan bakar minyak dinilai tidak banyak menguntungkan, bahkan negara akan kelabakan jika harga minyak naik.
Menurut Eko, pembangkit alternatif diantaranya bersumber dari energi nuklir itu sangat dibutuhkan, sementara sumber energi dari batubara tidak siap.
Selain itu, ketersediaan bahan baku air tidak banyak karena daerah tangkapan air banyak yang rusak, apalagi stok gas sedikit dan justru sebagian untuk diekspor. "Indonesia memiliki cadangan nuklir yang cukup banyak, sementara penguasaan teknologinya sudah dilakukan lebih 25 tahun sehingga pemanfaatkan energi nuklir itu mendesak dilakukan," ujarnya.
Eko menyebutkan, cadangan nuklir cukup besar berada pada belasan tempat seperti di Kalang, Kalimantan. PLTN itu mendesak dibangun, karena dalam jangka panjang penggunaan bahan bakar nuklir akan lebih murah sekaligus mengatasi keterbatasan BBM.
Saat ini, sambung Eko, pemerintah sudah mengalokasikan pembangunan tiga tapak PLTN terpilih di kawasan Semenanjung Muria yakni di Ujung Lemah Abang, di Ujung Grenggengan dan di Ujung Watu.
Untuk pembangunan awal, kata Eko, jelas membutuhkan biaya yang cukup besar, dan terkait membiayai karena tingkat pengamanan yang cukup tinggi dan butuh pengamanan berlapis. "Namun diharapkan keberadaan PLTN itu pada tahun 2011 sudah dapat beroperasi, sehingga Indonesia sudah dapat memenuhi keterbatasan BBM untuk pembangkit listrik," tambahnya.