nurcahyo
New member
Alpukat
(Avocado (Ingg.), Persea americana (Latin))
Deskripsi:
*
Famili Lauraceae. Kultivar Alpukat yang tersebar di Indonesia di antaranya adalah Alpukat ijo, panjang, ijo bundar, merah panjang, merah bundar dan fuerte.
*
Varietas Alpukat unggul memiliki beberapa ciri khas, di antaranya adalah produksi yang tinggi dan teratur, buah yang seragam dan berbentuk oval atau pyriform (bentuk seperti bola). Adapun yang tergolong dalam varietas unggul adalah Alpukat ijo bundar dan ijo panjang.
Syarat Tumbuh:
*
Curah hujan antara 1500-3000 mm per tahun dan dapat dipanen pada umur 7-10 tahun (Setiadi, 1997). Alpukat paling cocok jika ditanam pada ketinggian 200-1000 meter dpl, karena pada ketinggian tersebut akan dihasilkan buah yang lebat.
*
Walaupun tanaman ini dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, tetapi ada syarat yang harus dipenuhi yaitu tanah yang tidak kedap air dan berdrainase baik dengan pH 5-7. Hal ini disebabkan karena perakaran tanaman Alpukat yang miskin dan kurang baik sehingga sangat peka terhadap kelebihan atau kekurangan air tanah.
Pembibitan:
*
Benih segar Alpukat berkecambah dalam waktu 3 minggu setelah disemai pada suhu siang 25? C dan suhu malam 15? C, mula-mula akan muncul calon akar. Kemudian pertumbuhan memanjang terjadi kurang-lebih secara serempak. Baik suhu maupun beban buah akan mempengaruhi munculnya daun secara serrempak dan pohon yang biasa berbuah di daerah subtropik pada umumnya menghasilkan dua kali munculnya daun secara serempak, yaitu pada musim semi dan musim penghujan.
Budidaya:
*
Sebelum penanaman dilakukan pemupukan dengan 10 liter pupuk serasah dan 300 gr fosfor dikubur sedalam 10 cm dibakal lubang tanam. Jarak tanam bervariasi dari 6-12 cm dalam bentuk segi empat (280-690 pohon/Ha). Jarak yang rapat menambah hasil dalam 6-8 tahun pertama, tetapi setelah itu diperlukan pemindahan pohon. Alpukat sangat tidak responsif terhadap pemangkasan, dan pola tanam itu sebaiknya memungkinkan dilakukan penjarangan untuk memberikan ruang gerak tanaman tumbuh sepenuhnya (misalnya 9m x 6m, yang kemudian diperpanjang menjadi 12m x 9m).
Panen:
*
Matangnya buah dikira-kira dari kemampuan buah untuk menjadi lunak dan enak dimakan tanpa mengkerut atau rusaknya daging buah setelah dipetik dari pohon. Pemetikan dilakukan melalui tangan dengan memasukkan buah didalam keranjang pengumpul, atau dengan galah pemetik yang berujung kait dilengkapi dengan kantong pengumpul, dianjurkan uuntuk dilaksanakan. Setelah pemetikan, buah sebaiknya dilindungi dari sinar matahari langsung untuk mencegah timbulnya panas yang terbawa dari lapangan.
Pasca Panen:
*
Penanganan pasca panennya yaitu dengan menyikat buah secara hati-hati untuk menghilangkan sisa bunga, kutu perisai dan bekas-bekas fungisida dari lapangan, menjadikan buah berkilauan dan menarik.
*
Buah peringkat pertama dipasarkan melalui pengepakan dengan tangan ke dalam kotak karton berlapis tunggal atau dobel yang isinya 4-10 kg berat bersih. Penanganan pasca panen di negara -negara Asia Tenggara tidak begitu canggih, mengingat penyimpanan dalam suhu dingin jarang dilakukan dan buah-buah itu diangkut ke pasar-pasar lokal dalam keranjang atau peti terbuka.
(Avocado (Ingg.), Persea americana (Latin))
Deskripsi:
*
Famili Lauraceae. Kultivar Alpukat yang tersebar di Indonesia di antaranya adalah Alpukat ijo, panjang, ijo bundar, merah panjang, merah bundar dan fuerte.
*
Varietas Alpukat unggul memiliki beberapa ciri khas, di antaranya adalah produksi yang tinggi dan teratur, buah yang seragam dan berbentuk oval atau pyriform (bentuk seperti bola). Adapun yang tergolong dalam varietas unggul adalah Alpukat ijo bundar dan ijo panjang.
Syarat Tumbuh:
*
Curah hujan antara 1500-3000 mm per tahun dan dapat dipanen pada umur 7-10 tahun (Setiadi, 1997). Alpukat paling cocok jika ditanam pada ketinggian 200-1000 meter dpl, karena pada ketinggian tersebut akan dihasilkan buah yang lebat.
*
Walaupun tanaman ini dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, tetapi ada syarat yang harus dipenuhi yaitu tanah yang tidak kedap air dan berdrainase baik dengan pH 5-7. Hal ini disebabkan karena perakaran tanaman Alpukat yang miskin dan kurang baik sehingga sangat peka terhadap kelebihan atau kekurangan air tanah.
Pembibitan:
*
Benih segar Alpukat berkecambah dalam waktu 3 minggu setelah disemai pada suhu siang 25? C dan suhu malam 15? C, mula-mula akan muncul calon akar. Kemudian pertumbuhan memanjang terjadi kurang-lebih secara serempak. Baik suhu maupun beban buah akan mempengaruhi munculnya daun secara serrempak dan pohon yang biasa berbuah di daerah subtropik pada umumnya menghasilkan dua kali munculnya daun secara serempak, yaitu pada musim semi dan musim penghujan.
Budidaya:
*
Sebelum penanaman dilakukan pemupukan dengan 10 liter pupuk serasah dan 300 gr fosfor dikubur sedalam 10 cm dibakal lubang tanam. Jarak tanam bervariasi dari 6-12 cm dalam bentuk segi empat (280-690 pohon/Ha). Jarak yang rapat menambah hasil dalam 6-8 tahun pertama, tetapi setelah itu diperlukan pemindahan pohon. Alpukat sangat tidak responsif terhadap pemangkasan, dan pola tanam itu sebaiknya memungkinkan dilakukan penjarangan untuk memberikan ruang gerak tanaman tumbuh sepenuhnya (misalnya 9m x 6m, yang kemudian diperpanjang menjadi 12m x 9m).
Panen:
*
Matangnya buah dikira-kira dari kemampuan buah untuk menjadi lunak dan enak dimakan tanpa mengkerut atau rusaknya daging buah setelah dipetik dari pohon. Pemetikan dilakukan melalui tangan dengan memasukkan buah didalam keranjang pengumpul, atau dengan galah pemetik yang berujung kait dilengkapi dengan kantong pengumpul, dianjurkan uuntuk dilaksanakan. Setelah pemetikan, buah sebaiknya dilindungi dari sinar matahari langsung untuk mencegah timbulnya panas yang terbawa dari lapangan.
Pasca Panen:
*
Penanganan pasca panennya yaitu dengan menyikat buah secara hati-hati untuk menghilangkan sisa bunga, kutu perisai dan bekas-bekas fungisida dari lapangan, menjadikan buah berkilauan dan menarik.
*
Buah peringkat pertama dipasarkan melalui pengepakan dengan tangan ke dalam kotak karton berlapis tunggal atau dobel yang isinya 4-10 kg berat bersih. Penanganan pasca panen di negara -negara Asia Tenggara tidak begitu canggih, mengingat penyimpanan dalam suhu dingin jarang dilakukan dan buah-buah itu diangkut ke pasar-pasar lokal dalam keranjang atau peti terbuka.