nurcahyo
New member
Ingin Panjang Umur, Berpikir Positiflah
Lihat Gambar
KapanLagi.com - Tahukah Anda, optimisme bisa menurunkan resiko kematian akibat sakit jantung. Sebuah penelitian yang dilakukan ilmuwan, Kamis (2/3), menyebutkan bahwa berpikir positif dan optimis baik untuk kesehatan jantung.
Mereka yang paling optimis diantara satu kelompok pria berjumlah 545 berkebangsaan Belanda dengan kisaran umur antara 64 hingga 84 tahun, secara rata-rata memiliki risiko 50 persen lebih rendah untuk terkena serangan jantung selama lima belas tahun demikian hasil penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal kedokteran Archives of Internal Medicine edisi pekan ini.
Penelitian sebelumnya menyebutkan rasa optimisme bisa mendorong atau membuat perubahan kondisi kesehatan seseorang secara menyeluruh dan menurunkan risiko kematian yang diakibatkan oleh berbagai jenis penyakit.
Berpandangan positif juga bisa membantu pasien yang menderita sakit jantung yang disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah arteri.
Penelitian tersebut mengukur optimisme para pasien yang dilibatkan dalam pengamatan ilmiah dengan mencatat perilaku kehidupan mereka, antara lain melihat reaksi mereka atas suatu pernyataan misalnya "Saya tidak terlalu berharap dengan apa yang akan terjadi dengan saya dalam masa-masa mendatang".
Selain itu juga kalimat seperti "Hari-hari saya lewat dengan lambat," atau "Saya punya begitu banyak rencana."
"Rasa optimis dapat dilihat dan diukur perkirakan secara mudah dan umumnya stabil untuk jangka yang cukup panjang," walapun dapat menurun dengan bertambahnya usia," kata Erik Giltay ketua tim peneliti di Lembaga kesehatan mental di Delft, Belanda.
Pada skala nol sampai tiga dengan angka tiga diberikan bagi mereka yang memiliki optimisme paling tinggi maka angka rata-rata yang dihasilkan dalam penelitian tersebut sebesar 1,5 dari kurun waktu 1985 dan rata-rata 1,3 pada tahun 2000.
Angka tertinggi umumnya terkait dengan usia muda, tingkat pendidikan yang lebih tinggi, hidup dengan seseorang, kondisi kesehatan yang lebih baik dan lebih banyak melakukan altivitas fisik.
"Masih belum bisa dipastikan apakah campur tangan pihak luar yang bisa memperbaiki tingkat optimisme seseorang pada usia yang lebih tua dan bisa mengurangi risiko kematian akibat serangan jantung," katanya. (rtr/rit)
Lihat Gambar
KapanLagi.com - Tahukah Anda, optimisme bisa menurunkan resiko kematian akibat sakit jantung. Sebuah penelitian yang dilakukan ilmuwan, Kamis (2/3), menyebutkan bahwa berpikir positif dan optimis baik untuk kesehatan jantung.
Mereka yang paling optimis diantara satu kelompok pria berjumlah 545 berkebangsaan Belanda dengan kisaran umur antara 64 hingga 84 tahun, secara rata-rata memiliki risiko 50 persen lebih rendah untuk terkena serangan jantung selama lima belas tahun demikian hasil penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal kedokteran Archives of Internal Medicine edisi pekan ini.
Penelitian sebelumnya menyebutkan rasa optimisme bisa mendorong atau membuat perubahan kondisi kesehatan seseorang secara menyeluruh dan menurunkan risiko kematian yang diakibatkan oleh berbagai jenis penyakit.
Berpandangan positif juga bisa membantu pasien yang menderita sakit jantung yang disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah arteri.
Penelitian tersebut mengukur optimisme para pasien yang dilibatkan dalam pengamatan ilmiah dengan mencatat perilaku kehidupan mereka, antara lain melihat reaksi mereka atas suatu pernyataan misalnya "Saya tidak terlalu berharap dengan apa yang akan terjadi dengan saya dalam masa-masa mendatang".
Selain itu juga kalimat seperti "Hari-hari saya lewat dengan lambat," atau "Saya punya begitu banyak rencana."
"Rasa optimis dapat dilihat dan diukur perkirakan secara mudah dan umumnya stabil untuk jangka yang cukup panjang," walapun dapat menurun dengan bertambahnya usia," kata Erik Giltay ketua tim peneliti di Lembaga kesehatan mental di Delft, Belanda.
Pada skala nol sampai tiga dengan angka tiga diberikan bagi mereka yang memiliki optimisme paling tinggi maka angka rata-rata yang dihasilkan dalam penelitian tersebut sebesar 1,5 dari kurun waktu 1985 dan rata-rata 1,3 pada tahun 2000.
Angka tertinggi umumnya terkait dengan usia muda, tingkat pendidikan yang lebih tinggi, hidup dengan seseorang, kondisi kesehatan yang lebih baik dan lebih banyak melakukan altivitas fisik.
"Masih belum bisa dipastikan apakah campur tangan pihak luar yang bisa memperbaiki tingkat optimisme seseorang pada usia yang lebih tua dan bisa mengurangi risiko kematian akibat serangan jantung," katanya. (rtr/rit)