andree_erlangga
New member
Insiden salah tembak yang dilakukan oleh pasukan Amerika Serikat terhadap tentara Inggris, bocor ke media. Surat kabar The Sun, Selasa (6/2), menurunkan laporan terkait sebuah rekaman video yang menunjukkan terjadinya insiden itu.
Dalam rekaman video tersebut terdengar suara seorang pilot AS yang mengatakan,? Kita akan dipenjara, kawan!? setelah pasukan AS menewaskan seorang tentara Inggris akibat salah tembak di Irak.
Tentara Inggris yang bernama Matty Hull tewas saat pasukan AS menembaki konvoi pasukannya di selatan Basra 28 Maret 2003.
Petugas forensik yang menyelidiki kematian Hulls, meminta rekaman video tersebut dirilis dan diajukan sebagai barang bukti dalam penyelidikan kasus itu, namun pihak AS menolak usulan tersebut.
Bocornya rekaman video tersebut kini sudah berada di ranah publik, karenanya akan sangat penting untuk ditayangkan dalam penyelidikan lanjutan yang akan digelar 16 Februari mendatang.
Sementara, pejabat militer AS telah melakukan penyelidikannya sendiri, namun temuan mereka belum dipaparkan kepada publik. Pejabat Inggris juga telah mendesak mitra AS-nya untuk merilis material tersebut kepada keluarga korban, namun sekali lagi AS menolak.
?Hal terpenting yang harus ditekankan adalah kami selalu punya pandangan jelas atas suatu masalah. Informasi apa yang harus diberikan kepada keluarga korban, sementara Amerika (AS) juga secara legal tak wajib membantu, karena memang harus melakukannya dengan menekankan, karena mereka adalah sekutu kami,? kata pejabat urusan konstitusional Harriet Harman dalam pertemuan di Kedutaan Besar AS untuk Inggris.
Pentagon
Sedangkan pihak Pentagon menolak untuk berkomentar terkait masalah tersebut, namun wakil kepala misi di Irak, David Johnson, kepada BBC mengatakan akan melakukan deklasifikasi atas video tersebut, jika militer berpendapat hal itu tidak menimbulkan risiko.
Sementara itu di Irak, kelompok bersenjata yang mengenakan seragam tentara Irak menangkap seorang diplomat Iran saat dia mengendarai mobil di Baghdad. Pihak Teheran, Selasa (6/2), mengecam penculikan tersebut dan menyalahkan pasukan AS di Irak.
Seorang pejabat pemerintah Irak juga mengatakan diplomat tersebut ditangkap Minggu (4/2), oleh pasukan khusus Irak yang melaporkan secara langsung kepada militer AS. Namun, seorang juru bicara militer membantah keterlibatan pasukan AS atau Irak dalam peristiwa ini.
?Kami memeriksa unit kami dan menemukan bahwa unit MNF-I (Pasukan Multinasional-Irak-red) tidak ikut terlibat dalam peristiwa itu,? ujar juru bicara militer Letnan Kolonel Christopher Garver sambil menambahkan bahwa pihaknya tidak bisa mengkonfirmasi diplomat tersebut diculik.
Jalal Sharafi, sekretaris kedua dalam Kedutaan Besar Iran di Baghdad, ditangkap Minggu lalu oleh pria bersenjata yang beroperasi di bawah pengawasan pasukan AS di Irak. Demikian dilaporkan kantor berita Iran, IRNA.
?Republik Islam Iran dengan keras mengecam tindakan agresif yang melanggar hukum internasional ini. Iran meminta pasukan AS di Irak untuk bertanggung jawab atas keselamatan dan hidup diplomat Iran,? ujar Hosseini seperti yang dikutip IRNA.
solopos.net
Dalam rekaman video tersebut terdengar suara seorang pilot AS yang mengatakan,? Kita akan dipenjara, kawan!? setelah pasukan AS menewaskan seorang tentara Inggris akibat salah tembak di Irak.
Tentara Inggris yang bernama Matty Hull tewas saat pasukan AS menembaki konvoi pasukannya di selatan Basra 28 Maret 2003.
Petugas forensik yang menyelidiki kematian Hulls, meminta rekaman video tersebut dirilis dan diajukan sebagai barang bukti dalam penyelidikan kasus itu, namun pihak AS menolak usulan tersebut.
Bocornya rekaman video tersebut kini sudah berada di ranah publik, karenanya akan sangat penting untuk ditayangkan dalam penyelidikan lanjutan yang akan digelar 16 Februari mendatang.
Sementara, pejabat militer AS telah melakukan penyelidikannya sendiri, namun temuan mereka belum dipaparkan kepada publik. Pejabat Inggris juga telah mendesak mitra AS-nya untuk merilis material tersebut kepada keluarga korban, namun sekali lagi AS menolak.
?Hal terpenting yang harus ditekankan adalah kami selalu punya pandangan jelas atas suatu masalah. Informasi apa yang harus diberikan kepada keluarga korban, sementara Amerika (AS) juga secara legal tak wajib membantu, karena memang harus melakukannya dengan menekankan, karena mereka adalah sekutu kami,? kata pejabat urusan konstitusional Harriet Harman dalam pertemuan di Kedutaan Besar AS untuk Inggris.
Pentagon
Sedangkan pihak Pentagon menolak untuk berkomentar terkait masalah tersebut, namun wakil kepala misi di Irak, David Johnson, kepada BBC mengatakan akan melakukan deklasifikasi atas video tersebut, jika militer berpendapat hal itu tidak menimbulkan risiko.
Sementara itu di Irak, kelompok bersenjata yang mengenakan seragam tentara Irak menangkap seorang diplomat Iran saat dia mengendarai mobil di Baghdad. Pihak Teheran, Selasa (6/2), mengecam penculikan tersebut dan menyalahkan pasukan AS di Irak.
Seorang pejabat pemerintah Irak juga mengatakan diplomat tersebut ditangkap Minggu (4/2), oleh pasukan khusus Irak yang melaporkan secara langsung kepada militer AS. Namun, seorang juru bicara militer membantah keterlibatan pasukan AS atau Irak dalam peristiwa ini.
?Kami memeriksa unit kami dan menemukan bahwa unit MNF-I (Pasukan Multinasional-Irak-red) tidak ikut terlibat dalam peristiwa itu,? ujar juru bicara militer Letnan Kolonel Christopher Garver sambil menambahkan bahwa pihaknya tidak bisa mengkonfirmasi diplomat tersebut diculik.
Jalal Sharafi, sekretaris kedua dalam Kedutaan Besar Iran di Baghdad, ditangkap Minggu lalu oleh pria bersenjata yang beroperasi di bawah pengawasan pasukan AS di Irak. Demikian dilaporkan kantor berita Iran, IRNA.
?Republik Islam Iran dengan keras mengecam tindakan agresif yang melanggar hukum internasional ini. Iran meminta pasukan AS di Irak untuk bertanggung jawab atas keselamatan dan hidup diplomat Iran,? ujar Hosseini seperti yang dikutip IRNA.
solopos.net