tukul4mata
New member
PERNAHKAH Anda tergugah oleh pertanyaan, siapakah yang IQ-nya paling tinggi di antara anak-anak dalam satu keluarga? Lalu, faktor apa saja yang menentukan tinggi rendahnya IQ seorang anak? Faktor genetik ataukah sosial?
Selama berpuluh-puluh tahun, para ahli tidak sependapat mengenai bagaimana urutan kelahiran berpengaruh terhadap intelektualitas dan pencapaian prestasi anak. Namun, belum lama ini sebuah tim peneliti asal Norwegia menemukan bahwa anak pertama (sulung) dan anak yang kehilangan saudara lebih tua sehingga menjadikannya anak tertua, memiliki IQ lebih tinggi daripada adik-adiknya. Dalam tes intelegensia, anak tertua juga mencatatkan skor lebih tinggi daripada adik-adik mereka.
Adanya hubungan ini ditemukan setelah para peneliti mengkaji data dari 250 ribu tentara Norwegia. Laporan tersebut dimuat dalam jurnal Science. Mereka yang mendukung teori ini mengatakan, anak-anak tertua biasanya mendapatkan perhatian serius dari orang tua mereka sejak usia dini. Yang lainnnya berpendapat bahwa perbedaan disebabkan ketika janin berkembang di dalam perut ibunya, dengan kehamilan berikutnya, sang ibu akan menghasilkan antibodi yang bisa merusak otak bayi.
Sementara itu, Profesor Petter Kristensen, dari Institut Nasional Kesehatan di Oslo, Norwegia, bersama koleganya Tor Bjerkedal, di Jasa Layanan Kesehatan Angkatan Bersenjata Norwegia mengatakan, walaupun perbedaan IQ yang mereka temukan sedikit saja, namun hasil ini penting artinya. Mereka juga mengatakan bahwa alasan di balik penemuan ini karena faktor sosial, bukan faktor biologi.
Sebagai contoh, pria yang lahir sebagai anak ketiga namun kemudian kehilangan kakaknya di awal masa kanak-kanak, sehingga kemudian dibesarkan sebagai anak kedua, memiliki skor IQ yang mendekati anak-anak yang dilahirkan betul-betul sebagai anak kedua. "Kami menemukan bahwa posisi sosial anak yang menentukan, dan bukan posisi biologinya yang menentukan," kata Profesor Kristensen.
Frank Sulloway, dari Institut Penelitian Sosial dan Psikiatri di University of California, Amerika Serikat, juga pernah melakukan penelitian hubungan bagaimana pola asuh memengaruhi kepribadian dan intelegensi. Kepada harian Inggris, The Daily Telegraph, Sulloway mengatakan, IQ yang lebih tinggi pada anak sulung dicapai karena mereka mengajarkan sesuatu kepada adik-adik mereka.
"Dan tambahannya juga, kecenderungan anak-anak pertama mendapatkan tempat terhormat di mata orang tua mereka, dan juga mengambil peran sebagai kakak yang matang, berdisiplin, menjelaskan juga mengapa anak-anak sulung ini IQ-nya lebih tinggi," kata Sulloway. Anda setuju? (bbc/jam)
kalo saya sih ndak juga..
Selama berpuluh-puluh tahun, para ahli tidak sependapat mengenai bagaimana urutan kelahiran berpengaruh terhadap intelektualitas dan pencapaian prestasi anak. Namun, belum lama ini sebuah tim peneliti asal Norwegia menemukan bahwa anak pertama (sulung) dan anak yang kehilangan saudara lebih tua sehingga menjadikannya anak tertua, memiliki IQ lebih tinggi daripada adik-adiknya. Dalam tes intelegensia, anak tertua juga mencatatkan skor lebih tinggi daripada adik-adik mereka.
Adanya hubungan ini ditemukan setelah para peneliti mengkaji data dari 250 ribu tentara Norwegia. Laporan tersebut dimuat dalam jurnal Science. Mereka yang mendukung teori ini mengatakan, anak-anak tertua biasanya mendapatkan perhatian serius dari orang tua mereka sejak usia dini. Yang lainnnya berpendapat bahwa perbedaan disebabkan ketika janin berkembang di dalam perut ibunya, dengan kehamilan berikutnya, sang ibu akan menghasilkan antibodi yang bisa merusak otak bayi.
Sementara itu, Profesor Petter Kristensen, dari Institut Nasional Kesehatan di Oslo, Norwegia, bersama koleganya Tor Bjerkedal, di Jasa Layanan Kesehatan Angkatan Bersenjata Norwegia mengatakan, walaupun perbedaan IQ yang mereka temukan sedikit saja, namun hasil ini penting artinya. Mereka juga mengatakan bahwa alasan di balik penemuan ini karena faktor sosial, bukan faktor biologi.
Sebagai contoh, pria yang lahir sebagai anak ketiga namun kemudian kehilangan kakaknya di awal masa kanak-kanak, sehingga kemudian dibesarkan sebagai anak kedua, memiliki skor IQ yang mendekati anak-anak yang dilahirkan betul-betul sebagai anak kedua. "Kami menemukan bahwa posisi sosial anak yang menentukan, dan bukan posisi biologinya yang menentukan," kata Profesor Kristensen.
Frank Sulloway, dari Institut Penelitian Sosial dan Psikiatri di University of California, Amerika Serikat, juga pernah melakukan penelitian hubungan bagaimana pola asuh memengaruhi kepribadian dan intelegensi. Kepada harian Inggris, The Daily Telegraph, Sulloway mengatakan, IQ yang lebih tinggi pada anak sulung dicapai karena mereka mengajarkan sesuatu kepada adik-adik mereka.
"Dan tambahannya juga, kecenderungan anak-anak pertama mendapatkan tempat terhormat di mata orang tua mereka, dan juga mengambil peran sebagai kakak yang matang, berdisiplin, menjelaskan juga mengapa anak-anak sulung ini IQ-nya lebih tinggi," kata Sulloway. Anda setuju? (bbc/jam)
kalo saya sih ndak juga..