askom
New member
IRAN mendapat serangan berbahaya. Bukan dari militer negara lain, melainkan dari tikus-tikus raksasa yang diduga hasil mutasi genetik.
Dugaan ini dilontarkan pakar lingkungan Ismail Kahram.
“Tikus-tikus ini sepertinya hasil mutasi genetik, kemungkinan berasal dari radiasi dan zat kimia,” ujar Kahram seperti dikutip International Business Times, Senin (4/3).
“Sekarang tikus jauh lebih besar dan terlihat berbeda, padahal perubahan ini biasanya membutuhkan proses evolusi selama jutaan tahun. Beratnya melonjak dari 60 gram menjadi 5 kilogram. Kucing saja kalah besar,” sambungnya.
Bahkan pemerintah pun turun tangan. Sekelompok penembak jitu dikerahkan untuk berburu tikus mutan raksasa di malam hari. Sejauh ini, sekitar 2.205 ekor tikus telah dibasmi.
Isu tikus mutan ini disangkal Dr. David Baker, dokter hewan dari Louisiana State University. Baker tidak percaya perubahan ukuran tikus disebabkan oleh hasil mutasi genetik.
“Nyaris semua proses mutasi genetik di bidang biologi sangat berbahaya dan menyebabkan kerugian bagi semua spesies. Tidak seperti yang terlihat di film-film fiksi ilmiah,” tegas Baker, seperti dilansir Huffington Post.
Baker menambahkan, memang benar ada sejumlah spesies tikus raksasa yang ditemukan di berbagai penjuru dunia. Namun besarnya ukuran tubuh tikus didapat melalui proses pertumbuhan alamiah.