xraith
New member
Malam ini seperti biasa, nongrongin Kemudian.com, daripada nggak bisa tidur, lebih baik iseng baca cerita trus kasih komentar yang iseng banget. Mataku jelalatan mencari cerita-cerita yang iseng... bener-bener tukang iseng! Hei... ada salah satu judul yang menarik perhatianku, "Hi ML Yuk" karya Arie Juang, hihihi aku ketawa baca judulnya, dan puas saat baca isinya, karena tokohnya super iseng sama seperti aku. Lalu aku punya ide cemerlang. Aku tertawa geli saat membayangkan kelucuan yang bakal diakibatkan oleh ide gila itu.
Keesokkan harinya di kampus, aku temui Alia, temen sekampusku yang cantik, yang kujadiin korban keisenganku yang pertama.
"Makan bareng yuk," ajakku.
"Tumben, emangnya kamu mau traktir ya?"
"Boleh...," lalu kami berdua menuju ke kantin. Kamipun makan. Kulihat piring Alia mulai kosong, lalu aku tanya...
"Kamu mau ML?" tanyaku sambil menahan geli. Alia menatapku terkejut.
"Apa kamu bilang?!?"
"Kamu mau ML nggak?" tanyaku lagi.
"Jadi ini maksud kamu traktir aku makan?!? Emangnya aku seharga gado-gado?!? Kurang ajar!!!" Gubrak!!! Alia berdiri sambil menggedor meja. Akupun tertawa puas.
"Alia, tunggu! Maksudku... ML itu, Minta Lagi... kok marah sih?!?" jelasku segera, tak mau pemilik wajah cantik itu benci padaku. Alia tersipu. Lalu tertawa.
"Kurang ajar kamu! Dasar tukang iseng!"
Sorenya aku datangi tetanggaku, Bianca, korbanku kedua, hihihi...
"Ca, makan yuk...tuh ada tukang sate, mau nggak?" tawarku.
"Kamu traktir?" tanyanya.
"Beres," Lalu kupanggil tukang sate itu dengan berteriak. Tukang sate itu mendekat.
"Aku minta dagingnya aja 10," kata Bianca padaku.
"Kalo kamu mau ML, kamu ML aja langsung sama pak Satenya, boleh kok," jawabku seenaknya.
"Apa!!! Setan kamu ya!!!" Bianca memukul kepalaku keras. Auuwww... sakit beneran nih?!?
"ML itu... Minta Lontong...aduh..." kataku sambil memegang kepalaku yang sakit.
Bianca tertawa lalu kembali memukul kepalaku,
"Kurang ajar!!!"
Setelah kenyang makan sate, aku masuk ke rumah, kulihat mamaku lagi sibuk masak untuk makan malam.
"Masak apa, Ma?"
"Gurami," jawab mama.
"Besok ML ya, Ma," kataku mengagetkan mama.
"Kamu bilang apa?"
"Besok ML ya, Ma," kuulangi lambat supaya mamaku dengar. Mama mengambil susuk penggorengan untuk memukul pantatku.
"Anak kurang ajar!" Auwww... sekali lagi mama mengayunkan susuk itu lalu aku berkelit sambil berkata,
"Tunggu, ma... ML itu Masak Lele..." kataku sambil tertawa meninggalkan mama.
Keesokkan harinya aku kembali bertemu dengan Alia, hari ini wajahnya tampak lebih cantik dari biasanya, dan senyumnya tampak lebih menggoda, hmm... jadi berpikiran yang bukan-bukan. Alia berjalan mendekatiku.
"Hai, Roy... ke rumahku yuk, mumpung papa mamaku lagi ke luar kota," katanya. Hah?!? Apa-apaan ini??? Alia mendekatkan bibirnya di telingaku.
"Aku mau ajak kamu ML..." desahnya membuatku merinding. Kutelan ludahku, Glek ! Langsung aja kusetujui ajakannya untuk ML di rumahnya.
Sesampainya di rumah Alia, Alia mengajakku ke taman di halaman belakang rumahnya. Waw, indah sekali... hamparan rumputnya, pasti asik kalo... pikiran kotorku memenuhi setiap rongga otakku.
"Janji ya kamu jangan menolak aku? Jangan buat aku kecewa," kata Alia semakin menggoda.
"Tentu aja aku nggak akan menolak ajakan ML mu, Ya..."
"Janji ?"
"Janji," lalu Alia masuk ke dalam. Pasti dia keluar dengan memakai pakaian #, hihihi... aku sampai berulang kali menelan ludah. Akhirnya Alia datang tapi bukan memakai pakaian # melainkan membawa sebuah kardus kecil entah apa isinya.
"Coba masukin tanganmu ke dalam sini," perintahnya membuatku bingung.
"Ayo, kamu udah janji lho!" aku semakin tak mengerti. Lalu kumasukkan saja tanganku ke dalamnya. Ckittt !!! Aaaauwww !!! Teriakku sekuat tenaga. Alia tertawa puas, lalu membuka kardusnya. Puluhan lebah berhamburan terbang keluar dari dalamnya.
"ML itu maksudnya... Megang Lebah!!! Tahu rasa kamu! Makanya jadi orang jangan suka iseng!"
Kena batunya deh!
Keesokkan harinya di kampus, aku temui Alia, temen sekampusku yang cantik, yang kujadiin korban keisenganku yang pertama.
"Makan bareng yuk," ajakku.
"Tumben, emangnya kamu mau traktir ya?"
"Boleh...," lalu kami berdua menuju ke kantin. Kamipun makan. Kulihat piring Alia mulai kosong, lalu aku tanya...
"Kamu mau ML?" tanyaku sambil menahan geli. Alia menatapku terkejut.
"Apa kamu bilang?!?"
"Kamu mau ML nggak?" tanyaku lagi.
"Jadi ini maksud kamu traktir aku makan?!? Emangnya aku seharga gado-gado?!? Kurang ajar!!!" Gubrak!!! Alia berdiri sambil menggedor meja. Akupun tertawa puas.
"Alia, tunggu! Maksudku... ML itu, Minta Lagi... kok marah sih?!?" jelasku segera, tak mau pemilik wajah cantik itu benci padaku. Alia tersipu. Lalu tertawa.
"Kurang ajar kamu! Dasar tukang iseng!"
Sorenya aku datangi tetanggaku, Bianca, korbanku kedua, hihihi...
"Ca, makan yuk...tuh ada tukang sate, mau nggak?" tawarku.
"Kamu traktir?" tanyanya.
"Beres," Lalu kupanggil tukang sate itu dengan berteriak. Tukang sate itu mendekat.
"Aku minta dagingnya aja 10," kata Bianca padaku.
"Kalo kamu mau ML, kamu ML aja langsung sama pak Satenya, boleh kok," jawabku seenaknya.
"Apa!!! Setan kamu ya!!!" Bianca memukul kepalaku keras. Auuwww... sakit beneran nih?!?
"ML itu... Minta Lontong...aduh..." kataku sambil memegang kepalaku yang sakit.
Bianca tertawa lalu kembali memukul kepalaku,
"Kurang ajar!!!"
Setelah kenyang makan sate, aku masuk ke rumah, kulihat mamaku lagi sibuk masak untuk makan malam.
"Masak apa, Ma?"
"Gurami," jawab mama.
"Besok ML ya, Ma," kataku mengagetkan mama.
"Kamu bilang apa?"
"Besok ML ya, Ma," kuulangi lambat supaya mamaku dengar. Mama mengambil susuk penggorengan untuk memukul pantatku.
"Anak kurang ajar!" Auwww... sekali lagi mama mengayunkan susuk itu lalu aku berkelit sambil berkata,
"Tunggu, ma... ML itu Masak Lele..." kataku sambil tertawa meninggalkan mama.
Keesokkan harinya aku kembali bertemu dengan Alia, hari ini wajahnya tampak lebih cantik dari biasanya, dan senyumnya tampak lebih menggoda, hmm... jadi berpikiran yang bukan-bukan. Alia berjalan mendekatiku.
"Hai, Roy... ke rumahku yuk, mumpung papa mamaku lagi ke luar kota," katanya. Hah?!? Apa-apaan ini??? Alia mendekatkan bibirnya di telingaku.
"Aku mau ajak kamu ML..." desahnya membuatku merinding. Kutelan ludahku, Glek ! Langsung aja kusetujui ajakannya untuk ML di rumahnya.
Sesampainya di rumah Alia, Alia mengajakku ke taman di halaman belakang rumahnya. Waw, indah sekali... hamparan rumputnya, pasti asik kalo... pikiran kotorku memenuhi setiap rongga otakku.
"Janji ya kamu jangan menolak aku? Jangan buat aku kecewa," kata Alia semakin menggoda.
"Tentu aja aku nggak akan menolak ajakan ML mu, Ya..."
"Janji ?"
"Janji," lalu Alia masuk ke dalam. Pasti dia keluar dengan memakai pakaian #, hihihi... aku sampai berulang kali menelan ludah. Akhirnya Alia datang tapi bukan memakai pakaian # melainkan membawa sebuah kardus kecil entah apa isinya.
"Coba masukin tanganmu ke dalam sini," perintahnya membuatku bingung.
"Ayo, kamu udah janji lho!" aku semakin tak mengerti. Lalu kumasukkan saja tanganku ke dalamnya. Ckittt !!! Aaaauwww !!! Teriakku sekuat tenaga. Alia tertawa puas, lalu membuka kardusnya. Puluhan lebah berhamburan terbang keluar dari dalamnya.
"ML itu maksudnya... Megang Lebah!!! Tahu rasa kamu! Makanya jadi orang jangan suka iseng!"
Kena batunya deh!
