Israel & AS ancam tolak Uni Palestina

pratama_adi2001

New member
Israel & AS ancam tolak Uni Palestina
Yerusalem (Espos)
Israel dan Amerika Serikat sepakat untuk menolak Pemerintahan Uni Palestina yang baru jika tak menghentikan kekerasan, berkeras menolak mengakui Israel dan menolak kesepakatan terdahulu.
Hal tersebut diungkapkan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert, Minggu (18/2), menyusul pertemuan terpisah tiga pihak antara Amerika Serikat, Israel dan Palestina.
Kuartet negosiator Timur Tengah yang terdiri atas Amerika Serikat, Uni Eropa, PBB dan Rusia, telah menetapkan tuntutan tersebut sebagai prasyarat untuk mencabut sanksi internasional yang melumpuhkan negara tersebut. Platform dari Pemerintahan Uni Palestina yang berhasil disepakati di Mekah beberapa waktu lalu, hanya membahas tentang kesepakatan pembagian kekuasaan, dan menyatakan akan menghormati kesepakatan damai yang sudah ada.
Presiden kubu moderat Palestina Mahmoud Abbas dan Olmert direncanakan bertemu terpisah, Minggu (18/2) dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serika Condoleezza Rice.
Rice bertemu dengan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert Minggu, seusai bertemu dengan Abbas. Namun demikian, pertemuan itu dibayangi dengan usaha Abbas untuk menyelesaikan kesepakatan pembagian kekuasaan dengan kelompok gerilyawan Hamas yang tidak ingin memenuhi permintaan komunitas internasional agar Pemerintah Palestina melucuti senjata, mengakui Israel dan menerima kesepakatan-kesepakatan sebelumnya.
?Pemerintah Palestina yang tidak menerima prasyarat dari Kuartet, tidak akan mendapat pengakuan ataupun kerja sama. Posisi Amerika (AS) dan Israel benar-benar sama dalam isu ini,? kata Olmert.
Washington maupun Israel belum menyiratkan kalau mereka akan memboikot Abbas, sebagai Ketua Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dalam perundingan damai. Negosiasi-negosiasi sebelumnya menghadapi kebuntuan lebih dari enam tahun lalu saat pecahnya kekerasan antara kedua belah pihak.
Sementara PM Palestina Ismail Haniyeh dari faksi Hamas yang juga terlibat dalam pembentukan pemerintahan yang baru, mengatakan Palestina harus bersikap tegas melawan kritikan internasional.
?Kami berada di belakang Presiden (Abbas-red) dalam membela kesepakatan ini dan menghadapi tekanan luar, baik dari Pemerintah AS maupun lainnya,? kata Haniyeh. - tya/AP
 
Back
Top