I'tikaf Bersama Masyayikh

T-Rex

New member
Written by Naning Ariyanto
Monday, 31 October 2005

A. I?tikaf dan Maknanya
I?tikaf bermakna ?menempati sesuatu?, maka dikatakan bagi orang yang berdiam dimasjid dan beribadah didalamnya: ?Mu?taqifun dan akifun?.
Disunnahkan I?tikaf dilakukan dibulan Ramadhan dan pada hari-hari bulan lainnya. Disebutkan dalam hadits bahwa Nabi beri?tikaf pada 10 hari terakhir pada bulan syawwal (HR. Bukhari 4/226 Muslim 1173).

Dan bahwasanya Umar berkata kepada Nabi:

?Wahai Rasulullah sesungguhnya aku bernadzar pada masa jahiliyyah untuk ber?tikaf satu malam di Masjidil Haram? Rasulullah menjawab: ?Tunaikan nadzarmu (beri?tikaflah satu malam)?. (HR. Bukhari dan Muslim).
Adapun I?tikaf di bulan ramadhan mempunyai keutamaan tersendiri sebagaimana hadist dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu:

?Adalah Rasulullah beri?tikaf pada 10 hari setiap bulan Ramadhan dan tatkala tahun dimana beliau wafat, Nabi beri?tikaf 20 hari?. (HR Bukhari)

Dan paling utamanya adalah pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan sebagaimana kisah teladan dari Rasulullah:

?Adalah beliau beri?tikaf pada 10 hari terakhir pada bulan Ramadhan hingga Allah mewafatkannya?. (HR. Bukhari dan Muslim)



B. Syarat-Syarat I?tikaf

I?tikaf tidak disyariatkan kecuali dilakukan di dalam masjid-masjid. Hal ini berdasarkan firman Allah:

?(tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri`tikaf dalam masjid?. (Al Baqarah : 187)

Dan bukanlah masjid-masjid yang dimaksudkan disini masjid secara umum, dan sungguh disebutkan penyebutan secara khusus dalam hadits Rasulullah, yaitu:

?Tidak ada I?tikaf kecuali dalam tiga masjid (Yaitu masjidil haram, masjid Nabawi, dan masjidil Aqsha)?. (Hadits shahih, para ulama dan imam telah menshahihkannya, lihat kitab ?Al Insof fii Ahkaamil ?itikaf)

C. Hal-Hal yang Diperbolehkan Bagi Orang yang Sedang Beri?tikaf

1. Diperbolehkan bagi orang yang beri?tikaf keluar (dari masjid) untuk menunaikan hajatnya, Aisyah berkata:

?Adalah Rasulullah mengeluarkan kepala beliau sedangkan beliau (beri?tikaf) dalam masjid (dan saya berada dalam kamarku) lalu aku sisir rambut beliau (dalam riwayat lainnya: aku cuci kepala beliau) dan (antara aku dan beliau ada daun pintu) dan (saya dalam keadaan haid) dan adalah beliau tidak masuk dalam rumah kecuali untuk suatu kebutuhan (manusia) jika beliau beri?tikaf?. (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Diperbolehkan bagi orang yang beri?tikaf dan selainnya untuk berwudhu dalam masjid berdasarkan perkataan seorang lelaki pelayan Rasulullah:

?Rasulullah berwudhu dalam masjid dengan wudhu yang ringan?. (HR. Ahmad)

3. Diperbolehkan bagi orang yang beri?tikaf untuk menjadikan kemah di belakang Masjid
4. Diperbolehkan bagi orang yang beri?tikaf untuk meletakkan karpet atau kasurnya dalam masjid

Adapun untuk I?tikafnya kaum perempuan dan kunjungannya kepada suaminya, dijelaskan sebagai berikut:

1. Diperbolehkan bagi wanita untuk mengunjungi suaminya pada waktu suaminya beri?tikaf, dan hendaknya suaminya mengantarkannya hingga pintu masjid.

2. Diperbolehkan bagi wanita untuk beri?tikaf di masjid bersama suaminya, atau sendirian berdasarkan perkataan Aisyah:

?Adalah Rasulullah beri?tikaf sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadhan hingga Allah mewafatkannya, lalu beri?tikaf istri-istri beliau sesudah beliau wafat?. (HR. Bukhari dan Muslim)

Berkata Syaikh Al Albani rahimahullah: ?Dalam hadits tersebut terdapat dalil bolehnya wanita beri?tikaf. Dan tentunya hal ini dengan ketentuan dengan izin wali mereka, aman dari fitnah, tidak bercampur dengan laki-laki, (hal ini) berdasarkan banyak dalil, dan kaidah fikih:

?Menolak kerusakan didahulukan daripada mengambil manfaat?.

Wallahu ta?ala a?lam bishawwab
 
Back
Top