Jadi Peminum Akibat Gen

nurcahyo

New member
Jadi Peminum Akibat Gen
Lihat Gambar

KapanLagi.com - Mungkin tak banyak orang yang tahu jika mabuk itu berhubungan dengan gen, meskipun alasan mabuk itu sendiri sangat variatif pada setiap orang.

Tahukah Anda jika mabuk tak terjadi begitu saja. Ada satu gen yang menyebabkan seseorang menjadi peminum minuman beralkohol sementara sebagian lainya tidak.

Studi yang dilakukan pada sekelompok tikus oleh para peneliti di University of Heidelberg, Jerman menemukan hewan percobaan mereka ini mengalami gangguan pada gen CRH1 saat minum alkohol lebih banyak dibandingkan dengan tikus normal.

Prof Rainer Spanagel dan rekan membandingkan tikus normal dengan tikus tikus mutan yang kekurangan gen yang berperan pada receptor CRH1. Kedua kelompok tikus diberi pilihan antara air dan alkohol dengan konsentrasi yang berbeda, ternyata kedua kelompok memilih alkohol dengan konsentrasi 8 persen.

Tes Stres

Para peneliti juga memaparkan tingkat stress pada dua kelompok tikus tersebut, salah satunya dengan memberikan sebuah serangan pada satu tikus yang diambil secara acak dan membiarkan tikus yang lainnya tetap berenang pada tiga hari yang berurutan.

Setelah tes tersebut, semua tikus tetap diberi alkohol dalam jumlah normal. Namun setelah tiga minggu kemudian tikus mutan mulai minum alkohol rata-rata tiga kali lebih banyak dari tikus normal.

Tikus mutan tetap melanjutkan minum lebih banyak alkohol enam bulan kemudian. Tiga bulan setelah tes, tikus normal masih mengkonsumsi alkohol dalam jumlah normal.

Penelitian lebih lanjut menemukan bahwa otak tikus mutan telah mengalami perubahan, yang diperkirakan karena pengaruh alkohol.

Namun para peneliti masih belum belum bisa menemukan mengapa tikus mutan baru bisa menunjukkan reaksi tingkat stress mereka setelah tiga bulan mengkonsumi alkohol dalam jumlah berlebih.


stres bisa memicu jadi peminum

Penelitian sebelumnya menunjukkan stress bisa memicu seseorang menjadi peminum. Pada studi itu memang dibandingkan dengan tikus normal dengan tikus yang mengalami gangguan gen. Pola yang sama diduga juga bisa berlaku pada manusia. Demikian pendapat para peneliti yang dimuat di Jurnal Science.

"Meniru tingkah laku biantang jauh lebih mudah daripada meniru tingkah laku pasien depresi ataupun penderita schizophrenic. Kami rasa model yang kita gunakan memiliki sistim syaraf yang mendasari phenotype (sifat dasar organisme yang ditentukan berdasarkan gen dan perubahan lingkungan) pada pasien pencandu alkohol," jelas Spanagel.

"Pasien yang mengalami perubahan gen ini bisa sangat rentan terhadap stress dan memicu mereka menjadi peminum berat."

"Bila ini benar dan tes genetik bisa dilakukan, segalanya akan mudah. Dokter bisa mengidentifikasi pasien yang mengalami kemungkinan resiko kambuh menjadi alkoholik," tegas Prof Rainer Spanagel. (bbc/rit)
 
Back
Top