Jakarta International Stadium Gunakan Rumput Hibrida

spirit

Mod
gubernur-dki-jakarta-anies-baswedan-menjawab-pertanyaan-jurnalis-usai_210616165002-173.jpg

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengelola Jakarta International Stadium (JIS) menggunakan rumput hibrida atau perpaduan antara rumput sintetis dan rumput alami tanpa pestisida, yakni jenis manila (Zoysiamatrella) asal Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan Jakarta Propertindo atau Jakpro (Perseroda), Nadia Diposanjoyo, mengatakan, perawatan rumput alami itu memanfaatkan burung kaki bayam (Himantopus leuchocepalus).

"Burung kaki bayam ini nanti kami pelihara. Nantinya juga akan ada kandangnya sekaligus pawangnya di sekitar JIS," kata Nadia di Jakarta, Jumat (26/6). Dia menuturkan, Jakpro berkomitmen menjaga kualitas JIS yang merupakan stadion pertama di Indonesia yang memperoleh sertifikat green building tingkatan platinum.

Sertifikat platinum, yaitu predikat bangunan yang ramah lingkungan level tertinggi melalui langkah tersebut. Nantinya, ada lima sampai 10 ekor burung kaki bayam yang dipelihara di stadion kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, itu.

Selain untuk pemeliharaan alami, tujuannya untuk memastikan rumput alami JIS terbebas dari hama, seperti ulat dan serangga. Standar pemakaian rumput JIS merupakan rekomendasi FIFA.

Termasuk mencampur rumput hibrida dan alami hingga komposisi ketebalannya, yakni lima persen rumput sintetis, dan 95 persennya rumput alami dengan jenis Zoysiamatrella yang didatangkan langsung dari Boyolali.

Menurut Nadia, rumput alami asal Boyolali itu dihasilkan oleh para petani dalam negeri yang sudah pengalaman dan khusus untuk membuat rumput sepak bola. Selain itu, penggunaan rumput hybrid berdasarkan hasil studi banding di negara yang punya stadion berstandar FIFA, seperti di Singapura, Inggris, dan Spanyol.

Manfaat lain dari penggunaan rumput hibrida adalah biaya pemeliharaan lebih efektif. Hal tersebut juga merupakan rekomendasi FIFA. Selain memiliki daya tahan tiga kali lipat dibanding rumput alami, penggunaan rumput hibrida memiliki daya serap air yang baik.

Artinya, air akan lebih cepat turun hingga lapisan terbawah rumput. Selain itu, dari sisi penggunaannya, rumput hibrida bisa digunakan dua kali pertandingan sepak bola berskala internasional dalam satu hari. Keunggulan lainnya, rumput hibrida sangat cocok dengan kondisi iklim pesisir.

.
 
pekerja-memotret-proses-lifting-rangka-atap-saat-pembangunan-jakarta_210616165013-477.jpg

Atap Jakarta International Stadium Mampu Serap Energi Surya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manajer Konstruksi Jakarta International Stadium (JIS), M Rizki Fauzi, mengatakan atap stadion bertaraf internasional itu dapat dibuka tutup. Atap tersebut didesain mampu menyerap energi surya.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sempat bercerita mengenai teknologi energi terbarukan yang terdapat di JIS tersebut, dan juga mengenai zerorunoff, sebuah teknologi pengolahan air yang dinilai bermanfaat bagi kelangsungan lingkungan di Ibu Kota. Menurut Rizki, Selasa (22/6), teknologi tersebut memang diterapkan dalam proyek JIS.

"Zero run off dan juga panel surya tadi, memang kami di proyek JIS menerapkan inovasi tersebut," ujar Rizki.

Ia mengatakan proyek JIS sendiri merupakan pembangunan stadion yang menyasar kategori green building tertinggi yakni level platinum. Untuk mendapatkannya, salah satu penilaian yang harus dipenuhi adalah hemat air.

"(Kategori) ini sangat dinilai di green building, salah satunya zero run off," ujar Rizki.

Melalui teknologi zero run off, air yang masuk ke JIS, mulai dari air hujan ataupun air limbah, akan diserap dan diolah agar dapat dimanfaatkan kembali. Bisa untuk flushing toilet, bisa untuk penyiraman tanaman sekitar, ataupun untuk menyiram rumput lapangan sepakbola.

"Jadi benar-benar nanti air yang masuk ke JIS tidak langsung dibuang keluar, tapi sebisa mungkin ditampung," ujar Rizki. Terkait panel surya, kata Rizki, itu juga salah satu upaya memenuhi penilaian green building dalam bidang konservasi energi.

Rencananya, panel surya itu akan dipasang pada atap buka-tutup JIS sebanyak 20 frame untuk kedua sisi atap, utara dan selatan. "Nanti dipasang di (penutup atap) sana, kurang lebih 20 frame," kata Rizki.

Panel surya tersebut diharapkan bisa menyerap listrik dari energi surya kurang hingga maksimal 5 persen dari penggunaan listrik total di JIS sendiri. Rizki mengatakan pengoperasian bangunan stadion utama diperkirakan akan memakai daya listrik kurang lebih sebesar 7 megavolt ampere (mVA).

"Sesuai dengan desain kami, cukup masif ya penggunaan listriknya, 7 mVA. InsyaAllah dapat mendukung operasi stadionnya sendiri," kata Rizki.

Panel surya tersebut rencananya tidak hanya dipasang di atap stadion, tapi juga di penerangan jalan umum (PJU) di area JIS. Sehingga dengan panel tersebut, PJU bisa hidup dengan energi sendiri.

"Begitu juga untuk di PJU-PJU JIS nantinya. Itu juga kami pakai solar panel untuk tenaga pendukung (backup power) maupun energi pendukungnya (support power)-nya," ujar Rizki.


.
 
nammpak x orgnya pada mmalas,pake sintetis,,pake rumput biasa aja x,tak perlu dirawat,jamin deh ruumputnya bakal tinggii kayak gaban
 
Back
Top