Jam Malam Najaf Diperpanjang

andree_erlangga

New member
Satu hari setelah terjadi dua ledakan bom bunuh diri yang menewaskan 73 orang di daerah Hilla, pemerintah Najaf memutuskan memperpanjang ketentuan jam malam total, Jumat (2/2). Keputusan itu muncul setelah ada informasi beberapa kelompok bersenjata berencana kembali menyerang kota Najaf.

Jam malam yang telah berlaku di Najaf sejak Kamis malam itu diperpanjang dan diperluas hingga ke seluruh daerah sekitar Najaf termasuk Kufa yang ada di timur Najaf. Juru bicara Provinsi Najaf Ahmad Duaibel menyebutkan keputusan perpanjangan ketentuan jam malam muncul setelah pihak pemerintah menerima informasi ada kelompok-kelompok bersenjata yang akan menyerang Najaf. "Pos-pos polisi diperintahkan untuk melarang orang keluar masuk kota. Ketentuan ini juga berlaku bagi warga Najaf," kata Duaibel.

Ketentuan jam malam ini berlaku empat hari setelah ada pertikaian sengit di antara kelompok Syiah dan pasukan keamanan AS dan Irak. Pada saat itu sekitar 250 anggota "Tentara Surga" kelompok Syiah tewas dan 200 terluka di Najaf, Minggu. Sedikitnya 300 orang ditahan seusai pertikaian sengit itu. Pemerintah Najaf mengakui kelompok bersenjata Syiah "Tentara Surga" itu sudah berencana akan menyerang berbagai ulama senior Syiah di Najaf. Kelompok itu juga dilaporkan sedang bersiap-siap menduduki kota Najaf, khususnya tempat-tempat suci yang ada di kota itu.

Pemberlakuan jam malam itu dianggap oleh pemerintah upaya terbaik setelah sedikitnya 73 warga sipil tewas dan 163 terluka saat terjadi dua ledakan bom bunuh diri di tengah kota Hilla, Provinsi Babil. Polisi sudah berusaha melumpuhkan pelaku ledakan bom yang pertama, tetapi gagal dan terjadi ledakan dahsyat di tengah pasar padat pembeli. Orang panik dan berlarian justru ke arah peledak bom yang kedua.

Dari berbagai gejolak kekerasan yang terjadi sejak awal Januari, sekitar 2.000 warga sipil tewas dan korban terluka mencapai sekitar 1.941 orang. Sementara berdasarkan Laporan PBB, Desember lalu, lebih dari 34.400 warga sipil Irak tewas akibat kekerasan sektarian. Karena itu, situasi Irak dianggap membahayakan. Harian the Washington Post menyebutkan dari laporan intelijen AS setebal 90 halaman disebutkan situasi Irak makin membahayakan mengingat berbagai serangan sudah terjadi antarwarga Irak. Kekerasan antarwarga Irak itu bahkan kini telah menjadi ancaman terbesar bagi tujuan-tujuan AS.
kompas.com
 
Back
Top