Di musim penghujan, banyak tumbuh berbagai jenis jamur di atas kayu lapuk. Jamur-jamur ini ada yang bisa dikonsumsi oleh masyarakat. Namun, ada pula jamur kayu yang sifatnya beracun. Salah satu dari jamur yang terdapat pada menu makanan adalah jamur kuping (Auricularia Sp). Jamur ini tergolong jamur kayu yang paling lama dikenal untuk dikonsumsi.
Bentuk jamur kuping ini seperti kuping (telinga), berwarna kecokelatan tua hingga hitam. Biasanya jamur ini tumbuh bergerombol dan menempel pada kayu lapuk, kulit-kulit pohon mati atau pagar kayu. Selain tumbuh liar, jamur kuping pun mudah dibudidayakan. Di pasaran, jamur kuping ini djual dalam bentuk kering.
Jamur kuping ada dua jenis, yaitu jamur berwarna hitam (Auricularia polytricha) dan berwarna merah (Auricularia auricula judae). Yang berwarna hitam berbentuk seperti daun telinga, berwarna hitam keunguan, dan hidup menempel pada kayu yang cukup basah dan lembab. Jamur jenis ini banyak dibudidayakan di Cina, Thailand, dan beberapa negara di kawasan Indocina.
Auricularia auricula judae berukuran lebih besar dari jamur kuping hitam, dan warnanya sedikit kemerahan. Jenis ini paling umum dibudidayakan di Indonesia, Malaysia, dan kawasan Asia lainnya. Jamur segar umumnya mengandung 85-89 persen air. Kandungan lemak cukup rendah antara 1,08-9,4 persen (berat kering) terdiri atas asam lemak bebas mono ditriglieserida, sterol, dan phoshpolipida. Karbohidrat ada dalam bentuk glikogen, khitin, dan sebuah polimer N-asetil glikosamin yang merupakan komponen struktural sel jamur. Jamur juga merupakan sumber vitamin antara lain thiamin, niacin, biotin dan asam askorbat. Jamur umumnya kaya akan mineral terutama phosphor, mineral lain yang dikandung di antaranya kalsium dan zat besi.
Di samping kegunaannya sebagai salah satu bahan makanan, jamur kuping juga berfungsi sebagai bahan pengental makanan dan penetral. Orang Tionghoa sejak dulu hingga saat ini masih percaya bahwa lendir jamur kuping berkhasiat menetralkan senyawa berbahaya yang terdapat dalam makanan. Tidak heran jika ada beberapa jenis makanan yang terdiri atas banyak bahan pangan selalu ditambahkan jamur kuping. Tujuannya untuk menetralkan racun jika ada dalam salah satu bahan tadi.
Seorang peneliti Amerika, Dr Dale Hammerschmidt dari Minnesota Medical School mengatakan, jamur kuping jika disajikan dalam menu makanan sehari-hari berkhasiat melancarkan peredaran darah dalam tubuh. Dalam ilmu pengobatan tradisional Cina, jamur kuping berkhasiat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Menurut Prof Hung Zhao Guang, dalam makalahnya tentang gaya hidup warga usia pertengahan dan lanjut usia yang dialihbahasakan oleh Suryono Limputra di Perkumpulan Pancaran Hidup Jakarta, jamur kuping sangat bermanfaat bagi pengobatan jantung koroner.
Hung mengungkapkan, jamur kuping hitam berkhasiat menurunkan kekentalan darah dan menghindari penyumbatan pembuluh darah, terutama di otak. Kekentalan darah ini dapat diatasi dengan mengonsumsi jamur kuping setiap hari sebanyak 5-10 gram. Jadi, satu kilogram jamur kuping bisa dikonsumsi dalam 100-200 hari. ''Bisa saja jamur itu dicampurkan dalam sup atau sayuran lainnya,'' tulis Hung.
Dia membeberkan pengalaman pasiennya di Taiwan yang sembuh dari jantung koroner dan terhindar dari operasi by pass dengan menggunakan jamur kuping hitam. Meraciknya dengan cara merebus 10 gram jamur kuping, 40 gram daging kurus (lean meat), tiga iris jahe, lima siung bawang, dan enam mangkuk air. Itu semua direbus hingga airnya tersisa dua mangkuk, lalu ditambahkan sedikit garam. Airnya diminum setiap hari sekali selama 45 hari. (wed)
Selasa, 14 Desember 2004
Bentuk jamur kuping ini seperti kuping (telinga), berwarna kecokelatan tua hingga hitam. Biasanya jamur ini tumbuh bergerombol dan menempel pada kayu lapuk, kulit-kulit pohon mati atau pagar kayu. Selain tumbuh liar, jamur kuping pun mudah dibudidayakan. Di pasaran, jamur kuping ini djual dalam bentuk kering.
Jamur kuping ada dua jenis, yaitu jamur berwarna hitam (Auricularia polytricha) dan berwarna merah (Auricularia auricula judae). Yang berwarna hitam berbentuk seperti daun telinga, berwarna hitam keunguan, dan hidup menempel pada kayu yang cukup basah dan lembab. Jamur jenis ini banyak dibudidayakan di Cina, Thailand, dan beberapa negara di kawasan Indocina.
Auricularia auricula judae berukuran lebih besar dari jamur kuping hitam, dan warnanya sedikit kemerahan. Jenis ini paling umum dibudidayakan di Indonesia, Malaysia, dan kawasan Asia lainnya. Jamur segar umumnya mengandung 85-89 persen air. Kandungan lemak cukup rendah antara 1,08-9,4 persen (berat kering) terdiri atas asam lemak bebas mono ditriglieserida, sterol, dan phoshpolipida. Karbohidrat ada dalam bentuk glikogen, khitin, dan sebuah polimer N-asetil glikosamin yang merupakan komponen struktural sel jamur. Jamur juga merupakan sumber vitamin antara lain thiamin, niacin, biotin dan asam askorbat. Jamur umumnya kaya akan mineral terutama phosphor, mineral lain yang dikandung di antaranya kalsium dan zat besi.
Di samping kegunaannya sebagai salah satu bahan makanan, jamur kuping juga berfungsi sebagai bahan pengental makanan dan penetral. Orang Tionghoa sejak dulu hingga saat ini masih percaya bahwa lendir jamur kuping berkhasiat menetralkan senyawa berbahaya yang terdapat dalam makanan. Tidak heran jika ada beberapa jenis makanan yang terdiri atas banyak bahan pangan selalu ditambahkan jamur kuping. Tujuannya untuk menetralkan racun jika ada dalam salah satu bahan tadi.
Seorang peneliti Amerika, Dr Dale Hammerschmidt dari Minnesota Medical School mengatakan, jamur kuping jika disajikan dalam menu makanan sehari-hari berkhasiat melancarkan peredaran darah dalam tubuh. Dalam ilmu pengobatan tradisional Cina, jamur kuping berkhasiat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Menurut Prof Hung Zhao Guang, dalam makalahnya tentang gaya hidup warga usia pertengahan dan lanjut usia yang dialihbahasakan oleh Suryono Limputra di Perkumpulan Pancaran Hidup Jakarta, jamur kuping sangat bermanfaat bagi pengobatan jantung koroner.
Hung mengungkapkan, jamur kuping hitam berkhasiat menurunkan kekentalan darah dan menghindari penyumbatan pembuluh darah, terutama di otak. Kekentalan darah ini dapat diatasi dengan mengonsumsi jamur kuping setiap hari sebanyak 5-10 gram. Jadi, satu kilogram jamur kuping bisa dikonsumsi dalam 100-200 hari. ''Bisa saja jamur itu dicampurkan dalam sup atau sayuran lainnya,'' tulis Hung.
Dia membeberkan pengalaman pasiennya di Taiwan yang sembuh dari jantung koroner dan terhindar dari operasi by pass dengan menggunakan jamur kuping hitam. Meraciknya dengan cara merebus 10 gram jamur kuping, 40 gram daging kurus (lean meat), tiga iris jahe, lima siung bawang, dan enam mangkuk air. Itu semua direbus hingga airnya tersisa dua mangkuk, lalu ditambahkan sedikit garam. Airnya diminum setiap hari sekali selama 45 hari. (wed)
Selasa, 14 Desember 2004