anak_dumai
New member
Jakarta - Jelang laga final, seluruh anggota timnas butuh untuk memusatkan perhatian dan terlepas dari semua beban serta ganjalan. Karena itulah sebaiknya timnas jangan diganggu dulu dengan beragam acara luar lapangan.
Lolos ke final, timnas tak cuma sibuk dengan menu latihan dari Alfred Riedl. Firman Utina dkk harus menghadiri acara yang tidak ada kaitannya dengan persiapan menghadapi Malaysia dan berpotensi merusak konsentrasi.
Hanya sehari setelah memetik kemenangan 1-0 atas Filipina di pertandingan kedua semifinal Piala AFF, timnas dapat undangan mengunjungi kediaman Keluarga Bakrie di wilayah Menteng. Acara tersebut sontak mendapat kritik karena kental berbau politis.
Malam tadi kembali timnas mengikuti acara yang tidak akan kaitannya langsung dengan persiapan pertandingan final pertama. Di Pesantren Assidiqiyah timnas melakukan doa bersama jelang laga kontra Malaysia, yang juga diduga berbau politis menyusul terlihatnya spanduk bertuliskan nama ketua umum PSSI di dalam pesantren.
Terlepas dari apapun aktivitasnya, beberapa hari sebelum laga final akan lebih baik dimanfaatkan untuk mempersiapkan diri baik fisik maupun psikis. Soalnya seluruh kegiatan yang tak ada kaitannya dengan sepakbola tersebut sedikit banyak akan mengganggu psikologi pemain.
"Yang pertama jelas konsentrasi akan terganggu. Yang dibutuhkan pemain saat tampil di final adalah kondisi rileks, dan kondisi seperti itu harus bisa diciptakan. Jika dilihat sebulan ini, permainan timas sudah terlihat bentuknya, jadi yang diperlukan dalam laga final nanti adalah rileks," ujar M. Kusnaeni dalam perbincangannya dengan detiksport.
Bermain tenang dan tanpa beban dianggap sanggat penting oleh pria yang akrab disapa Bung Kus tersebut. Soalnya itu akan jadi syarat utama jika mau menundukkan Malaysia, dengan mempertimbangkan permainan yang sudah berhasil dibentuk Alfred Riedl.
"Di final timnas perlu untuk main lepas, tak ada yang mengganjal. Itu lebih penting dari strategi apapun karena selama satu bulan ini permainan timnas sudah terbentuk," lanjut dia.
Pengamat dan komentator sepakbola itu juga menyarankan timnas dihindarkan dari aktivitas-aktivitas serupa menjelang laga krusial kontra Malaysia. Sambil berseloroh dia menyebut kalau timnas bebas diundang ke mana saja jika final sudah selesai dan jadi juara.
"Publik hingga pejabat ingin bertemu timnas itu benar, tapi mementumnya tidak sekarang. Harusnya membiarkan pemain fokus menghadapi final, konsen berlatih, membentuk kebersamaan, beri waktu untuk fokus ke final. Setelah final dan jadi juara, terserah mau diapain timnas," pungkas dia.
SUMBER