gupy15
Mod
Jantung Mati Hidup Kembali
CHICAGO - Sekelompok ilmuwan Amerika Serikat mengklaim telah berhasil menghidupkan kembali jantung dari bangkai tikus dalam suatu uji coba laboratorium. Mereka berpendapat, temuan itu dapat membuka kemungkinan untuk mengembangkan metode pencangkokan dari organ tubuh manusia yang telah mati.
''Harapannya, kita dapat menghidupkan kembali organ itu pada tubuh pasien yang cocok,'' kata Doris Taylor dari Pusat Rehabilitasi Jantung Universitas Minnesota, kemarin.
Hasil penelitiannya tentang pencangkokan jantung bangkai tikus itu dipublikasikan di jurnal Nature Medicine edisi Minggu lalu.
Dalam riset tersebut, Taylor dan rekan-rekannya menggunakan pendekatan yang disebut deselularisasi. Tujuannya untuk menghilangkan sel-sel lama dari jantung tikus mati dan membiarkan struktur kolagen dasar tetap utuh.
Setelah itu, Taylor mencangkokkannya ke sel-sel jantung bayi tikus. Tahap selanjutnya adalah memberi larutan kaya nutrisi pada jantung cangkokan itu. Empat hari kemudian, jantung cangkokan tersebut mulai berdenyut.
Terapi Sel Induk
Tim Taylor menggunakan alat pemacu untuk mengoordinasikan kontraksi tersebut. Mereka memasang alat bantu pada jantung cangkokan itu dan mengisinya dengan cairan. Mereka juga memberi sedikit tekanan untuk merangsang tekanan darah.
Setelah proses itu berlangsung selama delapan hari, jantung tersebut mulai memompa darah ''Saya bisa mengatakan bahwa ini merupakan sukses besar,'' kata Taylor.
Seperti kebanyakan peneliti, Taylor dan rekan-rekannya menerapkan terapi sel induk untuk mengobati jantung yang tak berfungsi akibat serangan jantung.
Bulan lalu, sebuah tim ilmuwan Inggris menyatakan telah berhasil menumbuhkan dan mengaktifkan sel-sel jantung yang berasal dari sel induk embrio. Metode itu dapat dimanfaatkan untuk mengobati sakit jantung.
Taylor dan Dr Harold Ott, yang bekerja di Rumah Sakit Massachusetts, menyadari bahwa metode deselularisasi telah digunakan untuk membuat jaringan klep jantung dan pembuluh darah. Mereka memutuskan untuk menggunakan metode itu pada organ jantung secara keseluruhan.
Pendekatan tersebut diterapkan pada jantung tikus dan babi. Namun mereka hanya melaporkan penelitian mereka pada jantung tikus. ''Kami menggantung organ-organ itu di laboratorium dan kami membersihkan semua sel-selnya,'' kata Taylor.
Dia dan rekan-rekannya memilih sel-sel jantung sebagai obyek penelitian karena mereka yakin sel-sel itu dapat diaktifkan kembali.
''Harapannya, kita dapat memanfaatkan jaringan sel dari babi atau mayat manusia. Kemudian, kita memanfaatkan sel induk dan organ dari tubuh pasien,'' kata Taylor.
Menurut pendapatnya, organ dari orang lain atau donatur juga dapat digunakan. ''Temuan ini merupakan tahap penting untuk menyelesaikan masalah besar,'' kata Dr Tim Chico dari Universitas Sheffield, Inggris.
''Studi itu memang masih sangat awal, namun hasilnya menunjukkan bahwa sel-sel induk dapat ditumbuhkan kembali di jantung yang sebelumnya dinyatakan mati.''(rtr-ben-25)
www.suaramerdeka.com
15 januari 2008
CHICAGO - Sekelompok ilmuwan Amerika Serikat mengklaim telah berhasil menghidupkan kembali jantung dari bangkai tikus dalam suatu uji coba laboratorium. Mereka berpendapat, temuan itu dapat membuka kemungkinan untuk mengembangkan metode pencangkokan dari organ tubuh manusia yang telah mati.
''Harapannya, kita dapat menghidupkan kembali organ itu pada tubuh pasien yang cocok,'' kata Doris Taylor dari Pusat Rehabilitasi Jantung Universitas Minnesota, kemarin.
Hasil penelitiannya tentang pencangkokan jantung bangkai tikus itu dipublikasikan di jurnal Nature Medicine edisi Minggu lalu.
Dalam riset tersebut, Taylor dan rekan-rekannya menggunakan pendekatan yang disebut deselularisasi. Tujuannya untuk menghilangkan sel-sel lama dari jantung tikus mati dan membiarkan struktur kolagen dasar tetap utuh.
Setelah itu, Taylor mencangkokkannya ke sel-sel jantung bayi tikus. Tahap selanjutnya adalah memberi larutan kaya nutrisi pada jantung cangkokan itu. Empat hari kemudian, jantung cangkokan tersebut mulai berdenyut.
Terapi Sel Induk
Tim Taylor menggunakan alat pemacu untuk mengoordinasikan kontraksi tersebut. Mereka memasang alat bantu pada jantung cangkokan itu dan mengisinya dengan cairan. Mereka juga memberi sedikit tekanan untuk merangsang tekanan darah.
Setelah proses itu berlangsung selama delapan hari, jantung tersebut mulai memompa darah ''Saya bisa mengatakan bahwa ini merupakan sukses besar,'' kata Taylor.
Seperti kebanyakan peneliti, Taylor dan rekan-rekannya menerapkan terapi sel induk untuk mengobati jantung yang tak berfungsi akibat serangan jantung.
Bulan lalu, sebuah tim ilmuwan Inggris menyatakan telah berhasil menumbuhkan dan mengaktifkan sel-sel jantung yang berasal dari sel induk embrio. Metode itu dapat dimanfaatkan untuk mengobati sakit jantung.
Taylor dan Dr Harold Ott, yang bekerja di Rumah Sakit Massachusetts, menyadari bahwa metode deselularisasi telah digunakan untuk membuat jaringan klep jantung dan pembuluh darah. Mereka memutuskan untuk menggunakan metode itu pada organ jantung secara keseluruhan.
Pendekatan tersebut diterapkan pada jantung tikus dan babi. Namun mereka hanya melaporkan penelitian mereka pada jantung tikus. ''Kami menggantung organ-organ itu di laboratorium dan kami membersihkan semua sel-selnya,'' kata Taylor.
Dia dan rekan-rekannya memilih sel-sel jantung sebagai obyek penelitian karena mereka yakin sel-sel itu dapat diaktifkan kembali.
''Harapannya, kita dapat memanfaatkan jaringan sel dari babi atau mayat manusia. Kemudian, kita memanfaatkan sel induk dan organ dari tubuh pasien,'' kata Taylor.
Menurut pendapatnya, organ dari orang lain atau donatur juga dapat digunakan. ''Temuan ini merupakan tahap penting untuk menyelesaikan masalah besar,'' kata Dr Tim Chico dari Universitas Sheffield, Inggris.
''Studi itu memang masih sangat awal, namun hasilnya menunjukkan bahwa sel-sel induk dapat ditumbuhkan kembali di jantung yang sebelumnya dinyatakan mati.''(rtr-ben-25)
www.suaramerdeka.com
15 januari 2008
Last edited: