Wasir membuat penderitanya merasa tak nyaman. Penyembuhannya bisa dengan obat, namun bila dengan berbagai pertimbangan obat kimia tidak bisa diterima, beberapa tetumbuhan ini bisa menggantikannya.
Nama penyakit yang satu ini memang beragam. Ada yang menyebutnya ambeien. Ada pula yang tidak ingin jatuh gengsi dengan menjulukinya hemoroid. Yang pasti, nama penyakit yang menimpa ?kutup selatan? ini berasal dari dua kata bahasa Yunani, yakni haima yang berarti darah dan rheein yang artinya mengalir. Jadi kalau diartikan, hemoroid adalah penyakit akibat pelebaran pembuluh darah balik di sekitar anus, sehingga terjadi penggenangan darah di pembuluh darah tersebut.
Penyembuhannya ada beberapa cara, tergantung tingkat keparahannya. Pada tingkat ringan, biasanya bisa diatasi dengan obat-obatan. Namun, pada tingkat lebih parah penggunaan obat-obatan kurang efektif. Biasanya, pilihan terapi terakhir untuk penyembuhannya ya pembedahan.
Selain itu, secara tradisional penyembuhan wasir yang masih pada tingkatan rendah bisa dilakukan dengan obat berbahan baku tanaman. Penelitian ilmiah terhadap cara ini memang belum dilakukan secara mendalam. Namun, secara empiris pengobatan tradisional telah terbukti mengurangi siksaan ambeien terhadap penderitanya.
Tanaman yang telah diakui berkhasiat sebagai obat wasir cukup banyak, dari sayuran hingga tanaman hias. Di antaranya jawer kotok, daun wungu, daun duduk, pegagan, dan kangkung. Namun, dari sekian banyak tanaman itu, jawer kotok dan daun wungu termasuk tanaman obat wasir paling populer. Penggunaannya ada yang tersendiri, ada pula yang dipadukan dengan bahan lain.
Direbus dan diminum
Jawer kotok (Coleus atropurpureus) termasuk tanaman obat ambeien paling populer. Tanaman yang dikenal pula sebagai iler ini mudah diperoleh dan dibudidayakan. Umumnya ditanam sebagai tanaman hias pembatas kebun (border plant) lantaran tumbuhnya berupa terna (herba) yang bisa tumbuh setinggi 80 cm. Warna daunnya beragam, dari hijau muda, kuning, hingga merah kecoklatan. Atau, kombinasi ketiganya. Hanya saja, tidak semua jawer kotor berkhasiat obat. Hanya yang berdaun merah kecoklatan bisa dijadikan obat. Daun dengan tepi berbetuk gerigi inilah yang digunakan sebagai obat hemoroid.
Kemampuannya sebagai obat muncul lantaran daun tanaman yang berasal dari wilayah Asia Tenggara ini mengandung senyawa thymol, karvakrol, eugenol, metileugenol, dan etil salisilat. Thymol memiliki sifat antelmintik (mematikan cacing) dan antiseptik. Karvakrol merupakan senyawa bersifat disinfektan, antifungal, dan antelmintik. Eugenol dapat menghilangkan rasa nyeri atau bersifat analgesik. Sedangkan etil salisilat mempu meniadakan iritasi. Sifat dari senyawa yang dikandung daun jawer kotok inilah yang mampu mengatasi ambeien yang belum terlanjur besar.
Cara mengolah daun jawer kotok sebagai obat sangat mudah. Petik 12 lembar daun jawer kotok dan cuci bersih. Dengan air sebanyak 2 gelas, daun tersebut direbus hingga mendidih beberapa saat agar volume airnya tinggal setengahnya. Air rebusan ini siap diminum sebagai obat untuk sekali minum. Dianjurkan dalam sehari minum cuma sekali, bisa pagi, siang, atau malam hari, tergantung kesukaan penderita. Meminumnya dilakukan selama beberapa hari secara berturut-turut sampai ganjalan di ?pintu belakang? lenyap.
Tanaman hias lainnya, daun wungu (Graptophylum pictum). Di tanah Pasundan tanaman dari famili jeruju-jerujuan ini dijuluki handeuleum, di Jawa demung, di Madura karotong, dan temen merupakan sebutannya di Bali. Asalnya diduga dari Irian dan tersebar ke seluruh Indonesia. Sosoknya berbentuk perdu tegak dengan daun berbentuk lonjong sampai memanjang dan letaknya berhadapan.
Ada beberapa varietas daun wungu yang biasa ditanam, yakni yang berdaun hijau, berdaun belang, dan berdaun lembayung atau ungu merah. Namun, cuma varietas berdaun lembayung yang berkhasiat menyembuhkan wasir. Kulit batang dan daunnya berlendir dengan bau kurang sedap. Kandungan lendir ini mencapai 35%. Di dalamnya terkandung senyawa aktif bernama alkaloida. Lendir inilah yang berkhasiat sebagai faecal softener yang membantu memperlancar pengeluaran tinja.
Kerja daun wungu ini akan semakin baik bila dicampur dengan daun duduk (Desmodium triquetrum). Tanaman, yang di Jawa disebut dengan nama cocor bebek atau gulu walang dan di Sunda dikenal dengan sebutan ki congcorang, ini termasuk suku polong-polongan. Daunnya berupa daun majemuk menyirip ganda dengan tangkai daun membentuk sayap. Di dalam daun tersebut terkandung tanin, asam kersik, kalium, zat rutin, dan senyawa alkaloida hipaforin.
Hasil penelitian laboratorium menunjukkan, zat rutin pada daun duduk bersifat memperkuat dinding pembuluh darah kapiler. Sifat inilah yang bisa melengkapi kemampuan daun wungu dalam pengobatan wasir. Pembuangan tinja bisa lancar dan pembuluh darah di rektum menjadi kuat.
Sebagai obat tunggal terhadap wasir, cara pengolahan daun wungu mirip dengan pengolahan jawer kotok. Diperlukan 7 lembar daun wungu segar untuk membuat ramuan obat. Daun tersebut dicuci dan direbus dalam air sebanyak dua gelas hingga mendidih dan volumenya tinggal setengahnya. Air rebusan tersebut diminum untuk satu hari. Penderita meminumnya setiap hari selama satu minggu.
Khasiat handeuleum sebagai obat hemoroid juga diakui oleh seorang dokter di Bogor. Air rebusan daun wungu ini dianjurkan untuk diminum sebagai pendamping obat-obatan hemoroid yang diberikannya. Bahkan pengalaman empiris menunjukkan, kalau air seduhan ini diminum secara rutin, ambeien sampai tingkat tiga (adanya benjolan keluar saat buang air besar, tapi bisa masuk sendiri) pun bisa dilawan.
Akar kangkung pun bisa
Daun lidah buaya (Aloe vera) ternyata juga bermanfaat dalam melawan gangguan di "kutub selatan". Sari daun yang populer digunakan sebagai penyubur rambut ini dalam jumlah kecil bersifat pencahar bila diminum. Jusnya juga bersifat mendinginkan. Tetapi dalam jumlah berlebih akan berdampak buruk, yakni menimbulkan diare. Sari daunnya dapat pula digunakan sebagai bahan pembasuh atau pembersih ?pintu belakang? yang bermasalah.
Senyawa yang terkandung dalam daun sangat tebal ini adalah aloin , senyawa yang memberi sifat pencahar tadi. Widjajakusuma (1997) menyebutkan, -barbaloin,bsenyawa dalam daun lidah buaya meliputi barbaloin, isobarbaloin, dan damar.
Untuk menggunakannya sebagai obat wasir, daun lidah biaya perlu dijus. Sebayak 30 g jus lidah buaya ditambah dengan setengah cangkir air matang dan 2 sendok makan madu. Ramuan tersebut diminum tiga kali sehari supaya penderitaan akibat wasir bisa berkurang.
Tanaman pegagan atau kaki kuda (Centella asiatica juga bisa dimanfaatkan untuk mengurangi penderitaan akibat wasir. Tanaman ini dapat dimakan dan terkenal sebagai penguat lambung. Daun segarnya terasa agak pahit. Seluruh bagian tanaman ini dapat digunakan sebagai obat.
Di dalam daunnya terkandung senyawa asiatikosida, tanin, velarin, dan mineral yang meliputi garam kalium, magnesium, dan kalsium. Senyawa asiatikosida telah digunakan untuk berbagai keadaan dermatologis, termasuk luka dan luka bakar.
Untuk memanfaatkannya sebagai obat wasir, resep yang ditulis Ny. Kloppenburg-Versteegh (1971) bisa dicoba. Sebanyak 4 ? 5 batang tanaman kaki kuda berikut akarnya dicuci bersih. Tanaman tersebut direbus dengan 2 gelas air selama 5 menit. Setelah dingin rebusan disaring. Air hasil penyaringan inilah yang digunakan sebagai obat dengan cara meminumnya. Dosisnya, satu gelas 2 kali sehari selama beberapa hari.
Yang mungkin tidak kita duga, kangkung pun ternyata bisa menjadi obat ambeien. Daun tanaman ini bersifat mencahar dan dapat mengatasi sembelit, sehingga bisa berfungsi untuk memperlancar pengeluaran tinja. Selain itu, akarnya yang selama ini cuma dikenal sebagai limbah juga bisa digunakan sebagai obat luar untuk wasir. Caranya akar yang sudah dibersihkan direbus. Air rebusan inilah yang digunakan untuk membasuh atau membersihkan anus.
Tidak jelas senyawa apa dalam akar kangkung yang bisa membantu penderita wasir agar tidak menderita. Yang pasti, daun kangkung mengandung vitamin, mineral, dan senyawa hentriakontana, sitosterol, dan sitosterol glikosida.
Bagaimanapun berkhasiatnya, obat dari tanaman yang kita minum hanyalah sebagian dari upaya mengurangi penderitaan akibat ambeien. Dukungan lain tetap diperlukan. Dukungan itu meliputi pengaturan pola makan dan perilaku toilet yang baik. Penderitaan akibat wasir bisa dicegah atau dikurangi dengan mengkonsumsi makanan berserat tinggi dan menghindari makanan pedas. Makanan berserat tinggi dapat merangsang gerak perilstaltik usus sehingga dapat membantu memperlancar buang air besar. Kalau muncul tanda-tanda hendak kebelakang, janganlah ditahan. Sebab, dengan menahannya pembuluh darah di usus besar akan terdesak sehingga bisa memperparah atau menimbulkan wasir. Yang juga tak boleh dilupakan adalah hindari mengangkat beban berat. (Dr. Praptiwi, Peneliti di Balitbang Botani, Puslitbang Biologi, LIPI, Bogor)
Informasi lebih jauh dapat diperoleh dalam kepustakaan berikut:
1.
Kloppenburg-Versteegh, J., 1971, Petunjuk Lengkap Mengenai Tanam-tanaman dan Khasiatnya sebagai Obat-obatan Tradisional, R.S Bethesda & Andi Offset, Yogyakarta.
2.
Lembaga Biologi Nasional, 1978, Tumbuhan Obat, Lembaga Biologi Nasional-LIPI, Bogor.
3.
Lewis, W.H. & M.P.F. Elvin-Lewis, 1977, Medical Botany. Plants Affecting Man?s Health, John Wiley & Sons, New York.
4.
Mardisiswojo, S. & H. Radjakmangunsudarso, 1968, Cabe Puyang Warisan Nenek Moyang, Jakarta.
5.
Perry, L.M. & J. Metzger, 1980, Medicinal Plants of East and South-East Asia: Attributed Properties and Uses, The MIT Press, London.
6.
Wijajakusuma, H., 1997, Hidup Sehat Cara Hembing, Buku 9, P.T. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Indomedia.com
Nama penyakit yang satu ini memang beragam. Ada yang menyebutnya ambeien. Ada pula yang tidak ingin jatuh gengsi dengan menjulukinya hemoroid. Yang pasti, nama penyakit yang menimpa ?kutup selatan? ini berasal dari dua kata bahasa Yunani, yakni haima yang berarti darah dan rheein yang artinya mengalir. Jadi kalau diartikan, hemoroid adalah penyakit akibat pelebaran pembuluh darah balik di sekitar anus, sehingga terjadi penggenangan darah di pembuluh darah tersebut.
Penyembuhannya ada beberapa cara, tergantung tingkat keparahannya. Pada tingkat ringan, biasanya bisa diatasi dengan obat-obatan. Namun, pada tingkat lebih parah penggunaan obat-obatan kurang efektif. Biasanya, pilihan terapi terakhir untuk penyembuhannya ya pembedahan.
Selain itu, secara tradisional penyembuhan wasir yang masih pada tingkatan rendah bisa dilakukan dengan obat berbahan baku tanaman. Penelitian ilmiah terhadap cara ini memang belum dilakukan secara mendalam. Namun, secara empiris pengobatan tradisional telah terbukti mengurangi siksaan ambeien terhadap penderitanya.
Tanaman yang telah diakui berkhasiat sebagai obat wasir cukup banyak, dari sayuran hingga tanaman hias. Di antaranya jawer kotok, daun wungu, daun duduk, pegagan, dan kangkung. Namun, dari sekian banyak tanaman itu, jawer kotok dan daun wungu termasuk tanaman obat wasir paling populer. Penggunaannya ada yang tersendiri, ada pula yang dipadukan dengan bahan lain.
Direbus dan diminum
Jawer kotok (Coleus atropurpureus) termasuk tanaman obat ambeien paling populer. Tanaman yang dikenal pula sebagai iler ini mudah diperoleh dan dibudidayakan. Umumnya ditanam sebagai tanaman hias pembatas kebun (border plant) lantaran tumbuhnya berupa terna (herba) yang bisa tumbuh setinggi 80 cm. Warna daunnya beragam, dari hijau muda, kuning, hingga merah kecoklatan. Atau, kombinasi ketiganya. Hanya saja, tidak semua jawer kotor berkhasiat obat. Hanya yang berdaun merah kecoklatan bisa dijadikan obat. Daun dengan tepi berbetuk gerigi inilah yang digunakan sebagai obat hemoroid.
Kemampuannya sebagai obat muncul lantaran daun tanaman yang berasal dari wilayah Asia Tenggara ini mengandung senyawa thymol, karvakrol, eugenol, metileugenol, dan etil salisilat. Thymol memiliki sifat antelmintik (mematikan cacing) dan antiseptik. Karvakrol merupakan senyawa bersifat disinfektan, antifungal, dan antelmintik. Eugenol dapat menghilangkan rasa nyeri atau bersifat analgesik. Sedangkan etil salisilat mempu meniadakan iritasi. Sifat dari senyawa yang dikandung daun jawer kotok inilah yang mampu mengatasi ambeien yang belum terlanjur besar.
Cara mengolah daun jawer kotok sebagai obat sangat mudah. Petik 12 lembar daun jawer kotok dan cuci bersih. Dengan air sebanyak 2 gelas, daun tersebut direbus hingga mendidih beberapa saat agar volume airnya tinggal setengahnya. Air rebusan ini siap diminum sebagai obat untuk sekali minum. Dianjurkan dalam sehari minum cuma sekali, bisa pagi, siang, atau malam hari, tergantung kesukaan penderita. Meminumnya dilakukan selama beberapa hari secara berturut-turut sampai ganjalan di ?pintu belakang? lenyap.
Tanaman hias lainnya, daun wungu (Graptophylum pictum). Di tanah Pasundan tanaman dari famili jeruju-jerujuan ini dijuluki handeuleum, di Jawa demung, di Madura karotong, dan temen merupakan sebutannya di Bali. Asalnya diduga dari Irian dan tersebar ke seluruh Indonesia. Sosoknya berbentuk perdu tegak dengan daun berbentuk lonjong sampai memanjang dan letaknya berhadapan.
Ada beberapa varietas daun wungu yang biasa ditanam, yakni yang berdaun hijau, berdaun belang, dan berdaun lembayung atau ungu merah. Namun, cuma varietas berdaun lembayung yang berkhasiat menyembuhkan wasir. Kulit batang dan daunnya berlendir dengan bau kurang sedap. Kandungan lendir ini mencapai 35%. Di dalamnya terkandung senyawa aktif bernama alkaloida. Lendir inilah yang berkhasiat sebagai faecal softener yang membantu memperlancar pengeluaran tinja.
Kerja daun wungu ini akan semakin baik bila dicampur dengan daun duduk (Desmodium triquetrum). Tanaman, yang di Jawa disebut dengan nama cocor bebek atau gulu walang dan di Sunda dikenal dengan sebutan ki congcorang, ini termasuk suku polong-polongan. Daunnya berupa daun majemuk menyirip ganda dengan tangkai daun membentuk sayap. Di dalam daun tersebut terkandung tanin, asam kersik, kalium, zat rutin, dan senyawa alkaloida hipaforin.
Hasil penelitian laboratorium menunjukkan, zat rutin pada daun duduk bersifat memperkuat dinding pembuluh darah kapiler. Sifat inilah yang bisa melengkapi kemampuan daun wungu dalam pengobatan wasir. Pembuangan tinja bisa lancar dan pembuluh darah di rektum menjadi kuat.
Sebagai obat tunggal terhadap wasir, cara pengolahan daun wungu mirip dengan pengolahan jawer kotok. Diperlukan 7 lembar daun wungu segar untuk membuat ramuan obat. Daun tersebut dicuci dan direbus dalam air sebanyak dua gelas hingga mendidih dan volumenya tinggal setengahnya. Air rebusan tersebut diminum untuk satu hari. Penderita meminumnya setiap hari selama satu minggu.
Khasiat handeuleum sebagai obat hemoroid juga diakui oleh seorang dokter di Bogor. Air rebusan daun wungu ini dianjurkan untuk diminum sebagai pendamping obat-obatan hemoroid yang diberikannya. Bahkan pengalaman empiris menunjukkan, kalau air seduhan ini diminum secara rutin, ambeien sampai tingkat tiga (adanya benjolan keluar saat buang air besar, tapi bisa masuk sendiri) pun bisa dilawan.
Akar kangkung pun bisa
Daun lidah buaya (Aloe vera) ternyata juga bermanfaat dalam melawan gangguan di "kutub selatan". Sari daun yang populer digunakan sebagai penyubur rambut ini dalam jumlah kecil bersifat pencahar bila diminum. Jusnya juga bersifat mendinginkan. Tetapi dalam jumlah berlebih akan berdampak buruk, yakni menimbulkan diare. Sari daunnya dapat pula digunakan sebagai bahan pembasuh atau pembersih ?pintu belakang? yang bermasalah.
Senyawa yang terkandung dalam daun sangat tebal ini adalah aloin , senyawa yang memberi sifat pencahar tadi. Widjajakusuma (1997) menyebutkan, -barbaloin,bsenyawa dalam daun lidah buaya meliputi barbaloin, isobarbaloin, dan damar.
Untuk menggunakannya sebagai obat wasir, daun lidah biaya perlu dijus. Sebayak 30 g jus lidah buaya ditambah dengan setengah cangkir air matang dan 2 sendok makan madu. Ramuan tersebut diminum tiga kali sehari supaya penderitaan akibat wasir bisa berkurang.
Tanaman pegagan atau kaki kuda (Centella asiatica juga bisa dimanfaatkan untuk mengurangi penderitaan akibat wasir. Tanaman ini dapat dimakan dan terkenal sebagai penguat lambung. Daun segarnya terasa agak pahit. Seluruh bagian tanaman ini dapat digunakan sebagai obat.
Di dalam daunnya terkandung senyawa asiatikosida, tanin, velarin, dan mineral yang meliputi garam kalium, magnesium, dan kalsium. Senyawa asiatikosida telah digunakan untuk berbagai keadaan dermatologis, termasuk luka dan luka bakar.
Untuk memanfaatkannya sebagai obat wasir, resep yang ditulis Ny. Kloppenburg-Versteegh (1971) bisa dicoba. Sebanyak 4 ? 5 batang tanaman kaki kuda berikut akarnya dicuci bersih. Tanaman tersebut direbus dengan 2 gelas air selama 5 menit. Setelah dingin rebusan disaring. Air hasil penyaringan inilah yang digunakan sebagai obat dengan cara meminumnya. Dosisnya, satu gelas 2 kali sehari selama beberapa hari.
Yang mungkin tidak kita duga, kangkung pun ternyata bisa menjadi obat ambeien. Daun tanaman ini bersifat mencahar dan dapat mengatasi sembelit, sehingga bisa berfungsi untuk memperlancar pengeluaran tinja. Selain itu, akarnya yang selama ini cuma dikenal sebagai limbah juga bisa digunakan sebagai obat luar untuk wasir. Caranya akar yang sudah dibersihkan direbus. Air rebusan inilah yang digunakan untuk membasuh atau membersihkan anus.
Tidak jelas senyawa apa dalam akar kangkung yang bisa membantu penderita wasir agar tidak menderita. Yang pasti, daun kangkung mengandung vitamin, mineral, dan senyawa hentriakontana, sitosterol, dan sitosterol glikosida.
Bagaimanapun berkhasiatnya, obat dari tanaman yang kita minum hanyalah sebagian dari upaya mengurangi penderitaan akibat ambeien. Dukungan lain tetap diperlukan. Dukungan itu meliputi pengaturan pola makan dan perilaku toilet yang baik. Penderitaan akibat wasir bisa dicegah atau dikurangi dengan mengkonsumsi makanan berserat tinggi dan menghindari makanan pedas. Makanan berserat tinggi dapat merangsang gerak perilstaltik usus sehingga dapat membantu memperlancar buang air besar. Kalau muncul tanda-tanda hendak kebelakang, janganlah ditahan. Sebab, dengan menahannya pembuluh darah di usus besar akan terdesak sehingga bisa memperparah atau menimbulkan wasir. Yang juga tak boleh dilupakan adalah hindari mengangkat beban berat. (Dr. Praptiwi, Peneliti di Balitbang Botani, Puslitbang Biologi, LIPI, Bogor)
Informasi lebih jauh dapat diperoleh dalam kepustakaan berikut:
1.
Kloppenburg-Versteegh, J., 1971, Petunjuk Lengkap Mengenai Tanam-tanaman dan Khasiatnya sebagai Obat-obatan Tradisional, R.S Bethesda & Andi Offset, Yogyakarta.
2.
Lembaga Biologi Nasional, 1978, Tumbuhan Obat, Lembaga Biologi Nasional-LIPI, Bogor.
3.
Lewis, W.H. & M.P.F. Elvin-Lewis, 1977, Medical Botany. Plants Affecting Man?s Health, John Wiley & Sons, New York.
4.
Mardisiswojo, S. & H. Radjakmangunsudarso, 1968, Cabe Puyang Warisan Nenek Moyang, Jakarta.
5.
Perry, L.M. & J. Metzger, 1980, Medicinal Plants of East and South-East Asia: Attributed Properties and Uses, The MIT Press, London.
6.
Wijajakusuma, H., 1997, Hidup Sehat Cara Hembing, Buku 9, P.T. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Indomedia.com