SETELAH Inggris versus Perancis, lantas Rusia melawan Polandia, selanjutnya Belanda versus Jerman. Wujud rivalitas abadi dekade demi dekade di antara negara-negara ini kembali tersaji di lapangan rumput Piala Eropa 2012.
Belanda dan Jerman. Mereka bertemu 4 kali di Piala Eropa dan 5 kali di Piala Dunia. Jerman 3 kali menang dan 2 kali kalah. Sisanya berakhir seri. Pertemuan terakhir di Piala Eropa terjadi pada tahun 2004 di Portugal, dengan hasil seri 1-1 di babak penyisihan grup.
Delapan tahun berlalu. Ibarat adonan kue, pertemuan kembali Belanda dan Jerman di satu loyang Grup B Piala Eropa 2012, Kamis (14/6) dini hari di Kharkiv, Ukraina, niscaya akan bertabur rempah.
Ada beberapa momen tidak terlupakan menyeruak di benak ketika menyaksikan kedua negara ini kembali beradu, salah satunya terjadi di 16 besar Piala Dunia Italia 1990. Arenanya: Milan. Laga baru berlangsung belasan menit ketika Frank Rijkaard marah karena diganjar kartu kuning dan ia menunjuk Rudi Voeller sebagai penyebabnya. Rijkaard meludahi Voeller, dan adu mulut pun tidak terhindarkan. Wasit Juan Loustau kembali mengeluarkan kartu kuning, kali ini untuk Voeller.
Drama berlanjut ke episode kedua ketika Voeller secara tidak sengaja menabrak kiper Belanda, Hans van Breukelen. Rijkaard makin panas dan perang mulut dengan Voeller pun diperpanjang. Loustau akhirnya mengganjar Rijkaard dan Voeller dengan kartu merah pada menit ke-20. Jerman unggul 2-1.
Catatan kemenangan Belanda atas Jerman memang lebih sedikit. Dari total 38 pertemuan di sejumlah kompetisi, Jerman 14 kali menang, sedangkan Belanda 10 kali. Mari sejenak menengok pertemuan perdana pada final Piala Dunia 1974 di Muenchen. Jerman unggul 2-1. Sejauh ini, Jerman telah tiga kali merengkuh mahkota Piala Eropa, sementara Belanda belum satu kali pun.
Pembuktian
Ibarat seorang pemuda yang diputus cinta kekasihnya, Belanda saat ini sedang patah hati. Kalah 0-1 dari Denmark tak pelak membuat Pelatih Bert van Marwijk terpukul. Banyak penonton dan bahkan pengamat masih saja takjub atas hasil itu. Satu pembuktian mesti ditunjukkan: mengalahkan Jerman.
”Ini akan menjadi semacam pertempuran. Kami harus menunjukkan bahwa kami bisa menjadi juara,” ujar bek Belanda, John Heitinga, Selasa (12/6), kepada Reuters. Ia menyambung, ”Kami harus menang saat ini (melawan Jerman), tidak ada ampun lagi, kami menyadari itu.”
Saat melawan Denmark, Van Marwijk membiarkan penyerang klub Schalke 04, Klaas-Jan Huntelaar, hanya duduk selama 19 menit. Namun, pada laga melawan Jerman, Huntelaar, pencetak 12 gol dalam delapan laga di babak kualifikasi, akan dipasang menjadi starter. Ibrahim Afellay yang tidak cemerlang di laga pertama akan diistirahatkan. Robin van Persie digeser ke sayap kiri.
Jika tidak meracik ulang formasi atau gagal menyuntikkan motivasi ekstra kepada para pemain, Van Marwijk akan mengulangi kemandulan saat melawan Denmark. Van Persie dan Arjen Robben juga mengulangi ”dosa” membikin keputusan buruk dan eksekusi yang mengecewakan.
Ibarat maju perang, Belanda akan menyiapkan sebanyak mungkin amunisi, berlapis-lapis strategi, dan berbongkah-bongkah semangat. Jerman memaklumi ini. Bek Jerman, Mats Hummels, mengatakan, Belanda akan berjuang seperti mempertahankan hidup agar selamat di Grup B, yang disebut-sebut sebagai ”grup maut”. Kerja keras ini tidak hanya karena menghadapi Jerman sebagai ”musuh lama” yang juga negara tetangga, tetapi juga merupakan akibat kekalahan dari Dermark.
”Ada banyak sejarah tercatat dan rivalitas yang sehat antara dua negara (Belanda dan Jerman). Jadi, mereka akan memberikan 100 persen yang dipunya untuk memenangi laga ini. Kami sendiri pasti akan menyelamatkan posisi hingga perempat final,” sambung Hummels, seperti dikutip AFP.
Apa yang dikatakan Hummels ini benar adanya. Genderang perang sudah ditabuh. ”Saya menolak untuk menerima kekalahan di babak ini. Kami akan menunjukkan bahwa kami bisa bermain bagus. Kami mampu menciptakan sejumlah peluang. Kami sudah pernah menunjukkan itu. Pada masa lalu, kami sudah membuktikan bahwa kami bisa mengalahkan Jerman. Jadi, mengapa sekarang tidak?” ujar Van Marwijk.
Lebih Tajam
Kemenangan Jerman atas Portugal 1-0 terlihat tidak terlalu meyakinkan. Maka, bagi Pelatih Jerman Joachim Loew, keuntungan ini harus disikapi dengan arif. Melawan Belanda, timnya mesti menusuk lebih tajam. Kekuatan di semua area harus ditingkatkan.
”Kami telah melangkah maju sedikit lewat laga pertama, tetapi melawan Belanda akan sangat berbeda,” kata pelatih modis ini.
Bagi Loew, timnya harus mengambil langkah lebar. Ia menggambarkan kondisi timnya saat ini mirip dengan situasi di Piala Dunia 2010. Setelah menang melawan Australia, Jerman kalah dari Serbia. Jangan sampai kejadian itu terulang di sini. ”Maka, langkah kami harus lebih besar lagi,” tutur Loew. Ia enggan membeberkan formasi timnya dan tidak ingin mengetahui formasi lawan. Ia tidak ingin terpengaruh.
”Saya tidak akan fokus kepada Belanda. Kami sendiri yang harus menjalankan rencana dan menunjukkan kualitas kami,” ujar Loew.
Begitulah kala sesama saudara tua berjumpa. Sejarah telah mencatat, dan sejarah akan mencatat kembali.
INFO LAINNYA :