mozilla_solo1
New member
Jurus Mencapai Panjang Umur
Orang yang menerapkan gaya hidup sehat cenderung berumur lebih panjang.
Berapa lama kita akan hidup di dunia ini? Hanya Allah, Sang Pemberi Hidup, yang mengetahui jawabannya. Sementara manusia hanya mampu memperkirakan atau memprediksi usia seseorang.
Itu pula yang tengah dilakukan oleh Prof Sharkee, ahli fisiologi olahraga asal Amerika. Ia telah mengembangkan modul yang bisa digunakan untuk memperkirakan usia harapan hidup seseorang. Hanya saja, jika hendak diterapkan untuk 'meramal' usia orang-orang Indonesia, modul ini mesti dimodifikasi atau disesuaikan terlebih dahulu.
''Secara garis besar, ada sejumlah pertanyaan yang harus dijawab jika seseorang ingin memperkirakan sampai berapa tahun usianya,'' kata Prof Dr dr Alex Pangkahila SpAnd MSc, ahli andrologi dan seksologi dari Universitas Udayana, Denpasar, Bali. Pertanyaan-pertanyaan itu meliputi kadar kolesterol, tekanan darah, kebiasan merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol, riwayat keluarga yang menderita penyakit jantung, berat badan, kebiasaan santai atau refreshing. Juga ada pertanyaan mengenai aktivitas fisik, seperti olahraga, kebiasaan makan, dan kebiasaan tidur.
Saat menjadi pembicara dalam Talk Show Anti Aging yang diselenggarakan Victus Life, di Nusa Dua, Bali, beberapa waktu lalu, Alex menunjukkan kemampuannya 'meramal' usia seseorang. Kala itu, ia meminta salah seorang wanita yang hadir dalam acara tersebut untuk menjawab sejumlah pertanyaan. Dari jawaban-jawaban yang diberikan, Alex pun memperkirakan bahwa wanita itu akan mencapai umur 76 tahun.
Gaya hidup sehat
Gaya hidup ternyata memainkan peran sangat penting. Seperti dikatakan Alex, seseorang yang memiliki gaya dan kebiasaan hidup lebih baik, akan memiliki umur yang lebih panjang. Pola hidup, kata dia, memiliki pengaruh sekitar 64 persen terhadap umur manusia, sisanya (36 persen) adalah pengaruh yang ditimbulkan oleh faktor penyakit, lingkungan, dan genetika. ''Jadi, gaya hidup sehat akan dapat memperpanjang umur kita,'' katanya. Orang yang tidak merokok dan tidak menenggak alkohol, berpeluang memiliki umur lebih panjang ketimbang orang lain yang melakukan kebiasaan buruk itu. Begitu pula mereka yang tidak mengonsumsi narkoba akan berumur lebih panjang ketimbang mereka yang hidup dalam gelimang obat-obatan terlarang ini.
Para pekerja yang terus-menerus menghabiskan waktunya sampai larut malam tanpa beristirahat dalam seminggu, menurut Alex, juga sangat tidak menguntungkan. Sebagai makhluk siang, tutur Alex, manusia semestinya sudah menghentikan kegiatannya pada pukul 21.00 atau setidaknya memilih pekerjaan-pekerjaan yang ringan. ''Kalau bisa, pada jam-jam itu, diperbanyak rileks atau melakukan kegiatan yang ringan.''
Seharusnya, perusahaan mengatur shift kerja untuk mereka yang bekerja pada malam hari. Mereka harus digilir sehingga memiliki kesempatan beristirahat yang cukup. Redaktur surat kabar harian yang hampir setiap hari bekerja keras hingga larut malam, menurut Alex, termasuk contoh pekerja dengan jenis pekerjaan yang bisa mempercepat proses penuaan.
Mengapa manusia harus mengurangi kegiatannya pada malam hari? Hal ini karena pada malam hari terjadi proses detoksifikasi dalam tubuh manusia. Pada pukul 21.00-23.00 terjadi detoksifikasi atau penghancuran racun oleh limfe, pukul 23.00-01.00 proses detoksifikasi oleh hati, dan pukul 01.00-03.00 proses detoksifikasi oleh empedu. Kemudian, pada pukul 03.00-05.00 proses detoksifikasi oleh paru-paru. ''Karenanya antara pukul 03.00-05.00, orang kerap terbatuk, karena banyak racun yang dibuang oleh paru-paru,'' kata Alex. Sedangkan pada pukul 05.00-07.00 terjadi proses detoksifikasi oleh usus. ''Pada jam-jam itulah, waktu terbaik untuk buang air besar dan saat sarapan yang terbaik adalah antara pukul 07.00-08.00.''
Agar panjang umur, Alex menyatakan manusia perlu beristirahat atau tidur yang cukup, setidaknya 7-8 jam dalam sehari. Waktu tidur yang kurang, katanya, bisa mempercepat proses penuaan. Namun, orang yang kelebihan tidur atau tidur lebih dari delapan jam sehari, juga bisa mengakibatkan hal yang sama. ''Jadi jangan kurang tidur dan jangan pula kelebihan tidur,'' katanya.
Orang yang menerapkan gaya hidup sehat cenderung berumur lebih panjang.
Berapa lama kita akan hidup di dunia ini? Hanya Allah, Sang Pemberi Hidup, yang mengetahui jawabannya. Sementara manusia hanya mampu memperkirakan atau memprediksi usia seseorang.
Itu pula yang tengah dilakukan oleh Prof Sharkee, ahli fisiologi olahraga asal Amerika. Ia telah mengembangkan modul yang bisa digunakan untuk memperkirakan usia harapan hidup seseorang. Hanya saja, jika hendak diterapkan untuk 'meramal' usia orang-orang Indonesia, modul ini mesti dimodifikasi atau disesuaikan terlebih dahulu.
''Secara garis besar, ada sejumlah pertanyaan yang harus dijawab jika seseorang ingin memperkirakan sampai berapa tahun usianya,'' kata Prof Dr dr Alex Pangkahila SpAnd MSc, ahli andrologi dan seksologi dari Universitas Udayana, Denpasar, Bali. Pertanyaan-pertanyaan itu meliputi kadar kolesterol, tekanan darah, kebiasan merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol, riwayat keluarga yang menderita penyakit jantung, berat badan, kebiasaan santai atau refreshing. Juga ada pertanyaan mengenai aktivitas fisik, seperti olahraga, kebiasaan makan, dan kebiasaan tidur.
Saat menjadi pembicara dalam Talk Show Anti Aging yang diselenggarakan Victus Life, di Nusa Dua, Bali, beberapa waktu lalu, Alex menunjukkan kemampuannya 'meramal' usia seseorang. Kala itu, ia meminta salah seorang wanita yang hadir dalam acara tersebut untuk menjawab sejumlah pertanyaan. Dari jawaban-jawaban yang diberikan, Alex pun memperkirakan bahwa wanita itu akan mencapai umur 76 tahun.
Gaya hidup sehat
Gaya hidup ternyata memainkan peran sangat penting. Seperti dikatakan Alex, seseorang yang memiliki gaya dan kebiasaan hidup lebih baik, akan memiliki umur yang lebih panjang. Pola hidup, kata dia, memiliki pengaruh sekitar 64 persen terhadap umur manusia, sisanya (36 persen) adalah pengaruh yang ditimbulkan oleh faktor penyakit, lingkungan, dan genetika. ''Jadi, gaya hidup sehat akan dapat memperpanjang umur kita,'' katanya. Orang yang tidak merokok dan tidak menenggak alkohol, berpeluang memiliki umur lebih panjang ketimbang orang lain yang melakukan kebiasaan buruk itu. Begitu pula mereka yang tidak mengonsumsi narkoba akan berumur lebih panjang ketimbang mereka yang hidup dalam gelimang obat-obatan terlarang ini.
Para pekerja yang terus-menerus menghabiskan waktunya sampai larut malam tanpa beristirahat dalam seminggu, menurut Alex, juga sangat tidak menguntungkan. Sebagai makhluk siang, tutur Alex, manusia semestinya sudah menghentikan kegiatannya pada pukul 21.00 atau setidaknya memilih pekerjaan-pekerjaan yang ringan. ''Kalau bisa, pada jam-jam itu, diperbanyak rileks atau melakukan kegiatan yang ringan.''
Seharusnya, perusahaan mengatur shift kerja untuk mereka yang bekerja pada malam hari. Mereka harus digilir sehingga memiliki kesempatan beristirahat yang cukup. Redaktur surat kabar harian yang hampir setiap hari bekerja keras hingga larut malam, menurut Alex, termasuk contoh pekerja dengan jenis pekerjaan yang bisa mempercepat proses penuaan.
Mengapa manusia harus mengurangi kegiatannya pada malam hari? Hal ini karena pada malam hari terjadi proses detoksifikasi dalam tubuh manusia. Pada pukul 21.00-23.00 terjadi detoksifikasi atau penghancuran racun oleh limfe, pukul 23.00-01.00 proses detoksifikasi oleh hati, dan pukul 01.00-03.00 proses detoksifikasi oleh empedu. Kemudian, pada pukul 03.00-05.00 proses detoksifikasi oleh paru-paru. ''Karenanya antara pukul 03.00-05.00, orang kerap terbatuk, karena banyak racun yang dibuang oleh paru-paru,'' kata Alex. Sedangkan pada pukul 05.00-07.00 terjadi proses detoksifikasi oleh usus. ''Pada jam-jam itulah, waktu terbaik untuk buang air besar dan saat sarapan yang terbaik adalah antara pukul 07.00-08.00.''
Agar panjang umur, Alex menyatakan manusia perlu beristirahat atau tidur yang cukup, setidaknya 7-8 jam dalam sehari. Waktu tidur yang kurang, katanya, bisa mempercepat proses penuaan. Namun, orang yang kelebihan tidur atau tidur lebih dari delapan jam sehari, juga bisa mengakibatkan hal yang sama. ''Jadi jangan kurang tidur dan jangan pula kelebihan tidur,'' katanya.