Kaderisasi Lewat Pesantren

andree_erlangga

New member
Karate selama ini cenderung lebih mudah berkembang di kota. Sedang di daerah, pertumbuhan sekaligus perkembangan olahraga bela diri itu berjalan sangat lambat. Bahkan, boleh dibilang karate namanya nyaris tak dikenal masyarakat pedesaan.

Fakta ini tentu bertolak belakang dengan cabang bela diri lainnya seperti pencak silat. Kalau karate tak tersentuh di daerah, pencak silat justru berkembang pesat. Nah, berkaca dari kenyataan tersebut Pengprov FORKI Jatim berencana mengubah haluan dalam mengembangkan diri.

Mulai tahun ini induk organisasi karate provinsi paling timur Pulau Jawa tersebut bakal menitikberatkan pembibitan di daerah. "Caranya tentu saja mencontoh apa yang sudah berlaku di pencak silat selama ini. Dimana, nanti kami akan melakukan kaderisasi lewat pondok pesantren," papar Samsul Hadi, ketua umum Pengprov FORKI Jatim.

"Selain mematangkan persiapan ke PON 2008, konsep kaderisasi lewat pesantren itulah yang juga bakal kami godok dalam Rakerda," imbuhnya.

Mengapa pesantren yang dibidik? Menurut Samsul tak bisa dipungkiri kalau eksistensi pesantren di Jawa Timur sangat besar. Hampir di setiap daerah di Jatim berdiri puluhan hingga ratusan pesantren.

Bejibunnya jumlah pesantren itu dianggap FORKI Jatim sebagai sarana yang tepat untuk melakukan kaderisasi. Nah, karena alasan tersebut mereka akhirnya memilih pesantren sebagai ujung tombak baru mengembangkan karate di Jatim.

"Seperti diketahui bahwa saat ini sudah banyak karateka-karatekan kami yang umurnya tidak produktif lagi. Untuk itu kami harus segera mencarikan ganti. Salah satu cara yang kami rasa cukup ampuh untuk melakukan kaderisasi itu ya lewat pesantren," kata Samsul.
 
Back
Top