Administrator
Administrator
Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLHD) DKI memetakan sedikitnya terdapat 109 titik pembuangan sampah yang sangat parah di sepanjang Sungai Ciliwung di wilayah Jakarta. Titik lokasi pembuangan sampah tersebut sudah dipetakan koordinatnya agar dapat diketahui masyarakat luas.
“Jadi kita bisa gandeng masyarakat luas, dunia usaha untuk sama-sama menangani masalah sampah di kali ini, terutama untuk mengubah perilaku masyarakat.” ujar Kepala Bidang Pelestarian dan Tata Lingkungan BPLHD DKI Rusman Sagala, Kamis (10/6), di kantornya, di Setiabudi, Jakarta Selatan.
Dikatakannya, 109 titik tersebut sebagian besar adalah lokasi permukiman penduduk yang memang sulit diakses kendaraan besar seperti truk atau mobil sampah. Dan 109 tempat itu, tujuh di antaranya sudah ditutup, antara lain di Kelurahan Tanjungbarat, Jagakarsa, dan Kelurahan Balekambang, Kramatjati. Penutupan lokasi itu pun tidak mudah karena warga sudah terbiasa membuang sampah di tempat itu. Volume sampah di lokasi itu juga bervariasi, namun tidak ada data pastinya.
Pemetaan lokasi sampah itu juga dibuat berdasarkan instruksi gubernur seusai penelusuran yang dilakukan Tim Ekspedisi Ciliwung dari Harian Kompas beberapa waktu lalu. Lokasi itu berada di ruas Ciliwung sepanjang 39 km mulai dan perbatasan dengan wilayah Depok hingga ke Kampungmelayu, Jakarta Timur.
Sebagai langkah awal, berbarengan dengan perayaan HUT DKI, BPLHD menggandeng puluhan perusahaan swasta untuk meramaikan acara bersih kali dan kampanye Stop Nyampah di Kali’ bertajuk Kado untuk Jakarta’.
Sebanyak 74 lurah yang wilayahnya termasuk Kali Ciliwung di Jakarta sudah bersedia mengerahkan jajaran dan warganya untuk kerja bakti di pinggiran Ciliwung pada 20 Juni mendatang. Sedangkan perusahaan yang menyatakan kesediaannya partisipasi sebanyak 40 perusahaan.
Perusahaan mencetak spanduk sosialisasi untuk tidak membuang sampah di kali dengan format spanduk yang telah ditentukan dan isinya harus mengampanyekan Perda Nomor S Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum terutama untuk tidak membuang sampah di kali, serta sanksinya. Dari 74 kelurahan dibutuhkan sekitar 1.700 spanduk dan berbagai alat pembuang sampah, tanaman, bor biopori, pencacah sampah dan lainnya. Mereka bisa memasang logo perusahaan tanpa dikenai pajak.
“Kita tidak punya anggaran untuk acara ini jadi kami persilakan dunia usaha yang ingin memberi kado untuk Jakarta, tidak boleh berupa uang, tapi alat-alat yang dibutuhkan, serta pembimbingan masyarakat.” jelas Rusman lagi.
Jika tidak bisa membantu dalam bentuk barang, maka perusahaan diharapkan partisipasinya untuk ikut kerja bakti membersihkan Ciliwung pada 20 Juni. Dalam rapat koordinasi dengan dunia usaha kemarin, hadir beberapa perusahaan otomotif produsen makanan dan minuman, serta elektronik yang memastikan partisipasinya.
Sumber : Warkot
“Jadi kita bisa gandeng masyarakat luas, dunia usaha untuk sama-sama menangani masalah sampah di kali ini, terutama untuk mengubah perilaku masyarakat.” ujar Kepala Bidang Pelestarian dan Tata Lingkungan BPLHD DKI Rusman Sagala, Kamis (10/6), di kantornya, di Setiabudi, Jakarta Selatan.
Dikatakannya, 109 titik tersebut sebagian besar adalah lokasi permukiman penduduk yang memang sulit diakses kendaraan besar seperti truk atau mobil sampah. Dan 109 tempat itu, tujuh di antaranya sudah ditutup, antara lain di Kelurahan Tanjungbarat, Jagakarsa, dan Kelurahan Balekambang, Kramatjati. Penutupan lokasi itu pun tidak mudah karena warga sudah terbiasa membuang sampah di tempat itu. Volume sampah di lokasi itu juga bervariasi, namun tidak ada data pastinya.
Pemetaan lokasi sampah itu juga dibuat berdasarkan instruksi gubernur seusai penelusuran yang dilakukan Tim Ekspedisi Ciliwung dari Harian Kompas beberapa waktu lalu. Lokasi itu berada di ruas Ciliwung sepanjang 39 km mulai dan perbatasan dengan wilayah Depok hingga ke Kampungmelayu, Jakarta Timur.
Sebagai langkah awal, berbarengan dengan perayaan HUT DKI, BPLHD menggandeng puluhan perusahaan swasta untuk meramaikan acara bersih kali dan kampanye Stop Nyampah di Kali’ bertajuk Kado untuk Jakarta’.
Sebanyak 74 lurah yang wilayahnya termasuk Kali Ciliwung di Jakarta sudah bersedia mengerahkan jajaran dan warganya untuk kerja bakti di pinggiran Ciliwung pada 20 Juni mendatang. Sedangkan perusahaan yang menyatakan kesediaannya partisipasi sebanyak 40 perusahaan.
Perusahaan mencetak spanduk sosialisasi untuk tidak membuang sampah di kali dengan format spanduk yang telah ditentukan dan isinya harus mengampanyekan Perda Nomor S Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum terutama untuk tidak membuang sampah di kali, serta sanksinya. Dari 74 kelurahan dibutuhkan sekitar 1.700 spanduk dan berbagai alat pembuang sampah, tanaman, bor biopori, pencacah sampah dan lainnya. Mereka bisa memasang logo perusahaan tanpa dikenai pajak.
“Kita tidak punya anggaran untuk acara ini jadi kami persilakan dunia usaha yang ingin memberi kado untuk Jakarta, tidak boleh berupa uang, tapi alat-alat yang dibutuhkan, serta pembimbingan masyarakat.” jelas Rusman lagi.
Jika tidak bisa membantu dalam bentuk barang, maka perusahaan diharapkan partisipasinya untuk ikut kerja bakti membersihkan Ciliwung pada 20 Juni. Dalam rapat koordinasi dengan dunia usaha kemarin, hadir beberapa perusahaan otomotif produsen makanan dan minuman, serta elektronik yang memastikan partisipasinya.
Sumber : Warkot