nurcahyo
New member
Kafein, Redakan Nyeri Otot Pasca Olahraga
Lihat Gambar
KapanLagi.com - Kafein memang tak hanya menghilangkan kantuk, namun penelitian terbaru menyebutkan kafein juga bisa menjadi penangkal rasa nyeri otot pasca olahraga. Dalam studi yang dilakukan terhadap mahasiswi, beberapa peneliti menemukan bahwa asupan tambahan kafein tampaknya mengurangi rasa nyeri otot umum yang biasa menyerang sehari setelah latihan yang penuh tantangan.
Rasa nyeri yang dikenal dengan nama serangan nyeri otot yang tertunda, atau DOM (Delayed-Onset Muscle), biasa dirasakan satu, atau dua, hari setelah orang berolahraga melebihi kebiasaan. Olahraga yang melibatkan kontraksi eksentrik otot sangat mungkin menimbulkan nyeri otot yang tertunda.
Dalam kontraksi eksentrik, otot menghasilkan tenaga saat diregangkan. Ini terjadi ketika orang berlari menuruni bukit, misalnya, atau menurunkan berat badan selama melatih otot lengan.
Olahragawan dan peneliti telah mengusahakan banyak cara untuk mencegah DOM --termasuk penggunaan penghilang rasa sakit, peregangan dan urut-- tapi berbagai studi tak menemukan obat yang menghilangkan semua masalah itu.
Dalam studi saat ini, yang disiarkan dalam Journal of Pain, para peneliti dari University of Georgia di Athena mengkaji berbagai dampak asupan pelengkap kafein untuk menangani nyeri otot yang tertunda pada sembilan perempuan muda.
Pertama, dalam kegiatan simulasi, ialah para peneliti tersebut menggunakan stimulai elektrik untuk menghasilkan kontraksi eksentrik pada otot paha perempuan-perempuan itu --cukup untuk mengakibatkan nyeri otot ringan sehari sesudahnya.
Berikutanya ialah mereka mengulangi prosedur tersebut selama dua hari selanjutnya, tapi setiap harinya, perempuan itu mengkonsumsi pil kafein atau pil penggantinya satu jam sebelum otot bekerja. Perempuan atau peneliti itu tak mengetahui pil apa yang diberikan pada hari itu.
Secara keseluruhan, perempuan tersebut melaporkan pengurangan besar nyeri otot selama olahraga ketika mereka mengkonsumsi kafein dan bukan penggantinya. Asupan tambahan itu memiliki jumlah kafein yang kurang-lebih sama dengan dua gelas kopi.
Teorinya ialah kafein meredakan nyeri otot yang tertunda dengan menghalangi kegiatan zat kimia yang disebut adenosine --yang sebagian dikeluarkan sebagai reaksi nyeri pada luka. Adenosine dapat mengaktifkan penerima nyeri pada sel tubuh, demikian penjelasan Victor Maridakis, pemimpin penulis studi tersebut.
Dalam studi tersebut Maridakis mengatakan, peringanan nyeri dengan kafein lebih kuat dibandingkan dengan yang dilakukan penghilang rasa sakit seperti acetaminophen (Tylenol) dan naproxen (Aleve).
Maridakis menyatakan penelitian terhadap penghilang rasa nyeri lain, ibuprofen, telah menunjukkan hasil yang tidak konsisten, dan tidak jelas apakah obat tersebut --yang dijual dengan nama seperti Advil dan Motrin-- membantu menunda nyeri otot.
Namun, Maridakis menyarankan, sebelum mengkomsi dua gelas kopi sebelum berolahraga, orang mesti mempertimbangkan secara seksama dampak samping yang mungkin ditimbulkan oleh kafein.
"Dampak negatif kafein ialah peningkatan kecemasan, denyut jantung, peningkatan tekanan darah, gangguan perut, peningkatan buang air seni dan gangguan tidur," katanya. "Pencegahan mesti dilakukan ketika orang mengkonsumsi kafein sehingga tidak menambah berat dampak ini."
Meskipun kebanyakan orang "bereaksi normal" terhadap kafein, Maridakis menyatakan, sebagian sangat peka terhadap zat itu dan menghadapi resiko lebih besar terhadap dampaknya.
Pada bagian lain kondisi tersebut terdapat jenis "caffeine-resistant". Orang yang minum segelas kopi sehari cenderung menjadi tidak peka terhadap kafein, kata para peneliti itu, dan tidak jelas apakah satu dosis kafein akan membantu mengurangi rasa nyeri pasca-olahraga mereka. (*/rit)
Lihat Gambar
KapanLagi.com - Kafein memang tak hanya menghilangkan kantuk, namun penelitian terbaru menyebutkan kafein juga bisa menjadi penangkal rasa nyeri otot pasca olahraga. Dalam studi yang dilakukan terhadap mahasiswi, beberapa peneliti menemukan bahwa asupan tambahan kafein tampaknya mengurangi rasa nyeri otot umum yang biasa menyerang sehari setelah latihan yang penuh tantangan.
Rasa nyeri yang dikenal dengan nama serangan nyeri otot yang tertunda, atau DOM (Delayed-Onset Muscle), biasa dirasakan satu, atau dua, hari setelah orang berolahraga melebihi kebiasaan. Olahraga yang melibatkan kontraksi eksentrik otot sangat mungkin menimbulkan nyeri otot yang tertunda.
Dalam kontraksi eksentrik, otot menghasilkan tenaga saat diregangkan. Ini terjadi ketika orang berlari menuruni bukit, misalnya, atau menurunkan berat badan selama melatih otot lengan.
Olahragawan dan peneliti telah mengusahakan banyak cara untuk mencegah DOM --termasuk penggunaan penghilang rasa sakit, peregangan dan urut-- tapi berbagai studi tak menemukan obat yang menghilangkan semua masalah itu.
Dalam studi saat ini, yang disiarkan dalam Journal of Pain, para peneliti dari University of Georgia di Athena mengkaji berbagai dampak asupan pelengkap kafein untuk menangani nyeri otot yang tertunda pada sembilan perempuan muda.
Pertama, dalam kegiatan simulasi, ialah para peneliti tersebut menggunakan stimulai elektrik untuk menghasilkan kontraksi eksentrik pada otot paha perempuan-perempuan itu --cukup untuk mengakibatkan nyeri otot ringan sehari sesudahnya.
Berikutanya ialah mereka mengulangi prosedur tersebut selama dua hari selanjutnya, tapi setiap harinya, perempuan itu mengkonsumsi pil kafein atau pil penggantinya satu jam sebelum otot bekerja. Perempuan atau peneliti itu tak mengetahui pil apa yang diberikan pada hari itu.
Secara keseluruhan, perempuan tersebut melaporkan pengurangan besar nyeri otot selama olahraga ketika mereka mengkonsumsi kafein dan bukan penggantinya. Asupan tambahan itu memiliki jumlah kafein yang kurang-lebih sama dengan dua gelas kopi.
Teorinya ialah kafein meredakan nyeri otot yang tertunda dengan menghalangi kegiatan zat kimia yang disebut adenosine --yang sebagian dikeluarkan sebagai reaksi nyeri pada luka. Adenosine dapat mengaktifkan penerima nyeri pada sel tubuh, demikian penjelasan Victor Maridakis, pemimpin penulis studi tersebut.
Dalam studi tersebut Maridakis mengatakan, peringanan nyeri dengan kafein lebih kuat dibandingkan dengan yang dilakukan penghilang rasa sakit seperti acetaminophen (Tylenol) dan naproxen (Aleve).
Maridakis menyatakan penelitian terhadap penghilang rasa nyeri lain, ibuprofen, telah menunjukkan hasil yang tidak konsisten, dan tidak jelas apakah obat tersebut --yang dijual dengan nama seperti Advil dan Motrin-- membantu menunda nyeri otot.
Namun, Maridakis menyarankan, sebelum mengkomsi dua gelas kopi sebelum berolahraga, orang mesti mempertimbangkan secara seksama dampak samping yang mungkin ditimbulkan oleh kafein.
"Dampak negatif kafein ialah peningkatan kecemasan, denyut jantung, peningkatan tekanan darah, gangguan perut, peningkatan buang air seni dan gangguan tidur," katanya. "Pencegahan mesti dilakukan ketika orang mengkonsumsi kafein sehingga tidak menambah berat dampak ini."
Meskipun kebanyakan orang "bereaksi normal" terhadap kafein, Maridakis menyatakan, sebagian sangat peka terhadap zat itu dan menghadapi resiko lebih besar terhadap dampaknya.
Pada bagian lain kondisi tersebut terdapat jenis "caffeine-resistant". Orang yang minum segelas kopi sehari cenderung menjadi tidak peka terhadap kafein, kata para peneliti itu, dan tidak jelas apakah satu dosis kafein akan membantu mengurangi rasa nyeri pasca-olahraga mereka. (*/rit)