Administrator
Administrator
Sundakelapa, Seorang kakek yang doyan mengisap ganja alias gelek terpaksa berurusan dengan polisi dan masuk bui. Mad Badri (53), kakek satu cucu itu ditangkap petugas Polsektro Kawasan Sundakelapa di Kampung Japat, Ancol, karena kedapatan membawa satu paket ganja seberat 2,25 gram, Senin (14/6). Selain meringkns Mad Badri, polisi juga menangkap Teguh Santoso (30) yang saat itu bersama-sama dengan Mad Badri dan memiliki lima paket ganja seberat 8,55 gram.
Kedua lelaki itu mengaku mendapatkan ganja dari seseorang di daerah Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat. “Kalau saya cuma untuk dipakai,” kata Badri yang sehari-hari bekerja sebagai nelayan. Sedangkan Teguh mengaku selain untuk dipakai sendiri, sebagian lagi untuk diedarkan di daerah Muaraangke.
Selain menahan Badri dan Teguh, pihaknya juga mengamankan lima pelaku terkait kasus narkoba.
“Seorang tersangka di antaranya seorang wanita, yakni Ely Yubanti yang kedapatan memiliki sabu-sabu seberat 0,5 gram.” tutur Bambang. Kind Ely sudah dikirim ke Rumah Tahanan Negara di Pondokbambu, Jakarta Timur.
Dan basil pemeriksaan. kata Bambang, para tersangka adalah pemakai yang juga pengedar. Polisi masih mengembangkan pemeriksaan untuk mengungkap jaringan yang lebih besar. Sementara itu Asroni maupun Mukti mengaku menjadi korban dari temannya saja.
Sumber : Warkot
Kedua lelaki itu mengaku mendapatkan ganja dari seseorang di daerah Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat. “Kalau saya cuma untuk dipakai,” kata Badri yang sehari-hari bekerja sebagai nelayan. Sedangkan Teguh mengaku selain untuk dipakai sendiri, sebagian lagi untuk diedarkan di daerah Muaraangke.
Selain menahan Badri dan Teguh, pihaknya juga mengamankan lima pelaku terkait kasus narkoba.
“Seorang tersangka di antaranya seorang wanita, yakni Ely Yubanti yang kedapatan memiliki sabu-sabu seberat 0,5 gram.” tutur Bambang. Kind Ely sudah dikirim ke Rumah Tahanan Negara di Pondokbambu, Jakarta Timur.
Dan basil pemeriksaan. kata Bambang, para tersangka adalah pemakai yang juga pengedar. Polisi masih mengembangkan pemeriksaan untuk mengungkap jaringan yang lebih besar. Sementara itu Asroni maupun Mukti mengaku menjadi korban dari temannya saja.
Sumber : Warkot