andree_erlangga
New member
"Kita akan menjadikan Kalimantan sebagai pusat baja yang besar. Di Kalimantan ada biji besi dan batu bara di satu tempat. Impor baja kita kelewat banyak dan harga baja di dalam negeri kemahalan karena tidak efisien," ujar Kalla usai menerima Tata Goup dan berkunjung ke pabrik Ispat di Mumbai, India, Kamis (1/2).
India dipilih sebagai investor karena setengah dari pasar baja dunia dikuasai pengusaha dari India. Selain itu, industri baja di India tumbuh dengan sangat efisien sehingga harganya sangat bersaing. Ketiga calon investor baja itu telah melihat dan melakukan observasi di Tanah Laut, Tanah Bumbu, dan Kota Baru, Kalimantan Selatan.
Direktur sekaligus pemilik Ispat Vinod K Mittal menyampaikan proposal investasi 1,5 miliar dollar AS untuk pembangunan pabrik selama lima tahun. "Kami sangat serius untuk rencana investasi ini," ujar Vinod.
Bentuk dari keseriusan itu, Ispat akan mengirim tim ke Indonesia untuk melihat segala kemungkinan dan mengumpulkan informasi, Februari-Maret 2007. Dua bulan berikutnya, dengan informasi yang dimiliki, Ispat akan melakukan studi kelayakan. Setelah itu, akhir Juni, Ispat akan datang ke pemerintah Indonesia untuk menentukan sikap.
Saat ini, kebutuhan baja nasional menurut Menteri Perindustrian Fahmi Idris sekitar empat juta ton per tahun. Krakatau Steel dan enam pabrik baja lain hanya mampu memenuhi dua juta ton per tahun. Untuk meningkatkan produksi, Krakatau Steel diminta mulai membangun pabrik di Kalimantan, Juni 2007.
kompas.com
India dipilih sebagai investor karena setengah dari pasar baja dunia dikuasai pengusaha dari India. Selain itu, industri baja di India tumbuh dengan sangat efisien sehingga harganya sangat bersaing. Ketiga calon investor baja itu telah melihat dan melakukan observasi di Tanah Laut, Tanah Bumbu, dan Kota Baru, Kalimantan Selatan.
Direktur sekaligus pemilik Ispat Vinod K Mittal menyampaikan proposal investasi 1,5 miliar dollar AS untuk pembangunan pabrik selama lima tahun. "Kami sangat serius untuk rencana investasi ini," ujar Vinod.
Bentuk dari keseriusan itu, Ispat akan mengirim tim ke Indonesia untuk melihat segala kemungkinan dan mengumpulkan informasi, Februari-Maret 2007. Dua bulan berikutnya, dengan informasi yang dimiliki, Ispat akan melakukan studi kelayakan. Setelah itu, akhir Juni, Ispat akan datang ke pemerintah Indonesia untuk menentukan sikap.
Saat ini, kebutuhan baja nasional menurut Menteri Perindustrian Fahmi Idris sekitar empat juta ton per tahun. Krakatau Steel dan enam pabrik baja lain hanya mampu memenuhi dua juta ton per tahun. Untuk meningkatkan produksi, Krakatau Steel diminta mulai membangun pabrik di Kalimantan, Juni 2007.
kompas.com