Kalkulasi Pemerintah memperhitungkan Bioetanol

Forbian_Syah

New member
Adanya penemuan baru, bahan bakar alternatif (bioetanol, terbuat dari bahan baku nabati seperti singkong, kedelai dan jagung) yang efisien dapat menggantikan peranan bahan bakar pokok (bensin dan solar) mesin dan kendaraan, ternyata menyebabkan pemerintah ambil perhitungan terhadap penemuan baru tersebut.


Pemerintah mengusulkan total volume bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada 2011 berkisar 36,77 juta kiloliter 42,56 juta kiloliter. Dirjen Migas Kementerian ESDM, Evita H Legowo, menyatakan, volume 36,77 juta kiloliter tersebut dengan memperhitungkan keberhasilan program pengendalian pemanfaatan BBM bersubsidi, baik pada sektor transportasi maupun nelayan.

“Angka sebesar ini apabila kita sudah berhasil menghemat BBM bersubsidi di mana semua kendaraan roda empat tidak mendapatkan BBM bersubsidi,” kata Evita dalam rapat dengar pendapat yang membahas pagu indikatif asumsi makro APBN dan RAPBN 2011 sektor ESDM bersama Komisi VII DPR, Selasa (8/6). Sementara angka 42,56 juta kiloliter, kata Evita, diperoleh dengan memperhitungkan perkembangan realisasi penyerapan BBM subsidi sampai Mei 2010.

Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh menambahkan, dalam rangka kesinambungan program konversi minyak tanah ke elpiji , volume elpiji yang dibutuhkan untuk isi ulang tabung elpiji tiga kg pada 2011 diproyeksikan mencapai 3,52 juta metrik ton. Jumlah ini setara dengan 7,83 juta kiloliter minyak tanah.

Dijelaskan Darwin, untuk mengurangi penggunaan BBM dan mendukung program pengurangan gas rumah kaca serta mendorong pertumbuhan industri bahan bakar nabati (BBN) domestik, kembali diusulkan subsidi bagi BBN yang dicampurkan ke dalam BBM tertentu sebesar Rp 2.000-Rp 2.500 per liter apabila harga indeks pasar BBN lebih tinggi dari harga indeks pasar BBM. “Untuk 2011, diperkirakan volume BBN bersubsidi sebesar 982 ribu kiloliter di mana lima persen untuk biodiesel dan satu persen untuk bioetanol.”



Sumber : Republika
 
Back
Top